Ting! Ting! Ting!
Terdengar suara notifikasi pada ponsel para siswa yang kini tengah berada di LAB Fisika yang sedang melakukan sebuah praktek sesuai dengan arahan tugas yang di berikan oleh guru mengenai aliran listrik. Hari ini guru yang mengajar pada kelas tersebut tidak bisa mengajar lantaran harus mengikuti workshop di Melbourne, jadi dengan terpaksa ia meminta anak muridnya untuk melakukan praktek ringan mengenai materi listrik.
Guru tersebut memberikan pesan kepada seluruh siswa di kelas tersebut melalui forum pembelajaran online dan mengintruksikan siswa harus membentuk kelompok yang terdiri dari 2 sampai 3 orang siswa. Tentu saja kelompok sudah ditentukan melalui lotre online dimana dalam materi kali ini Sakha berkelompok dengan Daniel serta Chandra, sedangkan Emilly satu kelompok dengan Gevan.
Di kelas ini, siswa yang paling mengerti mengenai listrik hanyalah Chandradiksha, sedari dulu ia sangat hobby bermain entah bermain game online atau merakit permainan seperti pesawat atau mobil remote control, drone, atau merakit robot mini. Bahkan di kamarnya banyak sekali terdapat rakitan-rakitan robot buatannya. Hal ini akan sangat menguntungkan bagi siswa yang satu kelompok dengannya yang tak lain dan tak bukan adalah Daniel dan Sakha. Selain itu kinerja otak Daniel dan Sakha juga terbilang sangat hebat, hal ini tidak akan menutup kemungkinan jika kelompoknya akan mendapat nilai tertinggi pada materi ini.
Karena jumlah siswa pada kelas itu berjumlah 29 orang makan akan ada 1 keompok yang anggotanya terdiri dari 2 orang yaitu Gevan dan Emilly. Keduanya membagi tugas secara adil dimana Gevan memilih untuk melakukan praktek, sedangkan partnernya itu memcatat hasil dan yang akan mencari referensi di perpustakaan.
"Mill, minta kertas, gue deh yang catet hasilnya.. lo langsung aja ke perpus cari referensi, ntar lo tinggal salin aja" Ucap Gevan memberikan keringanan, karena mencatat hasil bukan hal yang sulit baginya.
"oww ya udah gue ke perpus deh kalo gitu, lo selesaiin ya" Gadis itu memberikan beberapa lembar kertas untuk partnernya itu.
Gadis itu bersiap mengambil papan kerjanya, tak lupa ia sempat merapikan poninya. Namun saat ia hendak membuka pintu tiba-tiba ia merasa lengannya di tahan, tentu saja hal itu membuatnya refleks menoleh kebelakang "kaki lo?" ucap laki-laki itu menoleh ke arah lututnya
"Aman, santai-santai khaa, udah seminggu ini, udah kering juga" Ya laki-laki itu adalah Sakha, Gadis itu sedikit terkekeh "gue mau lari juga masih bisa kok"
"Jangan aneh-aneh deh lo" Laki-laki itu menoyor pelan kepala gadis itu, membuat gadis itu mengaduh pelan
"Duhh Kha.. pacarnya aja diem-diem bae.. "Chandra melepaskan kedua sarung tangannya sembari melirik Daniel seolah-olah sedang menyindir "Selow aja" Ucapnya sambil menepuk pundak Sakha
"yaudah lo lanjutin ngerakit gih, gue yang ke perpus. Mau NIKUNG Daniel dulu" Ujar Chandra sembari menekan kata 'Nikung' ia ingin melihat reaksi Sakha, apakah laki-laki itu akan tersindir atau tidak. Yak benar sekali, Sakha menundukkan kepalanya, seperti sedang merasa bersalah.
Gevan terkekeh mendengarnya "Niel di tikung Chandra noh" serunya pada Daniel. Sedangkan Daniel hanya menggeleng pelan sembari tersenyum
"ntar bubaran, pulang lewat mana Chan?" tanya Daniel pada Chandra, tangannya membawa cutter yang biasanya di gunakan untuk memotong kabel
Chandra bergidik ngeri "Ya di pinjem dulu aja kali, ntar gue balikin deh cewe lo" Ujarnya "hayukkk neng"
Chandra merangkul gadis itu, mendekatkan kepalanya pada rambut Emilly menghirup aroma Shampo gadis itu dalam-dalam, sambil sesekali ia mencuri-curi pandang ke arah Sakha dan Daniel secara bergantian untuk melihat reaksi keduanya. Daniel tanpak kembali berkutat dengan catatannya sedangkan Sakha terlihat sedang meremat seutas kabel di tangannya
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not the Princess
Novela JuvenilKatanya aku seperti putri, namun aku bukanlah tuan putri Aku rasa aku bukanlah seorang putri, tapi ternyata aku memanglah putrinya