40. Mr. and Mrs. Giovalo.

573 81 54
                                    

Haiii, akhirnya aku bisa update chapter terakhir dari Mas Natan ya, hehe! Enjoy the last chapter, Bubz! Ramein dengan komen boleh, ya? Thank you! 

Happy reading! <3

***

Hari berganti hari, bulan berganti bulan hingga tahun berganti tahun akhirnya Natan dan Vaness sampai pada puncak dari hubungan tanpa status mereka. Bertunangan 6 tahun lamanya dengan banyaknya hal yang terjadi diantara mereka.

Akhirnya hari ini tiba juga. Hari spesial yang keduanya nantikan.

"Kiw gadis yang bentar lagi udah nggak jadi gadis lagi," Seorang ibu hamil menengok ke arah kursi penumpang tengah untuk menggoda sang calon pengantin.

Yang digoda mendengus, "Jangan ajak bercanda dulu, De, gue lagi tegang."

Vanna, calon ibu dua anak yang tadi menggoda Vaness mengulurkan tangan untuk mengelus lutut si calon pengantin yang tertutup gaun. "Relax aja, gadis, atur napas, okay?" sarannya dengan tatapan menenangkan.

"Duh... ngeri lagi jalan heels gue nyoblos tanah, anjrit." cemas Vaness, hampir saja menggigit kukunya namun dengan cepat Vanna tahan.

"Siapa suruh milih tema outdoors, di Bali lagi." gumam laki-laki yang duduk di kursi kemudi.

"Ya suka-suka Vaness sih, orang yang nikah juga dia kok, banyak komen deh lo calon bapak." sambar Vanna, menggantikan Vaness. "Lagian juga nggak bakal masuk tanah lah, gadis, kan pake karpet, lo lupa, ya?"

Vaness pun tak merespon, gadis itu terlalu sibuk mengatur napasnya. Ah, rasanya Vaness ingin ke kamar—

"Ayo, udah jam 9." ajakan dari laki-laki berjas beige dengan dalaman kemeja putih tanpa dasi itu menggagalkan rencana Vaness untuk ke kamar kecil.

Tahan Vaness, pipisnya nanti aja, ya, kamu nikah dulu, batin gadis itu.

Pintu mobil disamping kanan Vaness terbuka menampakan laki-laki berambut cepak yang tadi baru saja menggagalkan rencana Vaness. Tangan laki-laki itu terulur dan dengan perlahan Vaness genggam. Vanna ada dibelakangnya, membantu merapikan gaun putih yang dipakai Vaness.

Vaness melihat ke samping, memperhatikan sahabat laki-lakinya yang sudah terlihat lebih dewasa dengan model rambut cepak seperti itu meski wajah nya tidak menunjukan bahwa laki-laki itu sudah berkepala 3 dan merupakan calon Ayah. Gadis itu tidak menyangka bahwa remaja laki-laki yang dulu ia dan Virgi tolong saat hampir dirundung oleh kakak kelas kini sudah menjadi pria dewasa dan akan menggantikan tugas Papa nya untuk mengantarkan Vaness menuju Altar dan menyerahkannya pada Natan. Vian, sahabat nya, sudah dewasa.

Mereka berdua berjalan menuju Altar, keduanya sama-sama dilanda rasa gugup. Vaness meremas lengan Vian sedikit keras, dan saking gugupnya Vaness tak melihat instruksi dari sang Mama yang menyuruh nya untuk tersenyum dari sisi kiri. Dari sisi kanan, Bunda Lena dan Ayah Geo tersenyum bahagia menatap calon menantu kedua nya itu. Virgi dibantu Justin untuk mengurus dua anak kembar nya yang masih berusia 4 tahun sementara kedua kakaknya, Raeylica dan Varzio sudah bisa mengerti perintah Sang Mimi untuk duduk tenang selagi acara berlangsung.

"Sakit, ya, Vaness, lengan gue." gumaman Vian itu hanya Vaness yang bisa dengar.

"Mas Natan nengok, woi! Ganteng banget calon suami gue, Alviannn!" balas Vaness dengan suara pelan, seperti gumaman gemas. Wajahnya ditutup oleh flowers bouquet yang ia pegang di tangan kiri nya.

Natan, laki-laki itu memakai kemeja putih dengan vest warna beige senada dengan jas dan dasi nya. Calon suami nya itu berada 5 langkah didepannya, sedang berbalik sambil memamerkan senyum manisnya.

Mas Natan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang