Chapter 13

282 41 0
                                    

(Y/n) memandang kepergian Tsukishima dengan perasaan campur aduk. Jadi pemuda itu benar-benar mau mengajari teman klub voli di bandingkan dengan dirinya.

Meski sudah di berikan pengertian tetap saja ada rasa iri. Di bandingkan dengannya, Tsukishima lebih banyak menghabiskan waktu dengan urusan volinya. Walaupun Tsukishima berkata tidak begitu menyukai voli dan teman-temannya, tapi melihat Tsukishima yang masih mau mengikuti terasa seperti sebenarnya ia menikmati.

Ternyata ada banyak hal yang tidak ia ketahui tentang Tsukishima. Hubungan mereka baru berlangsung setengah bulan dan mustahil untuk mengetahui kehidupan Tsukishima secepat itu. Daripada tidak menyukai voli, Tsukishima sebenernya hanya belum menemukan alasan mengapa ia ingin bermain voli.

"Dōshite, (y/n)-chan?"

"Huh? Eh?"

(Y/n) gelagapan sendiri karena kini tatapan seluruh anggota klubnya melihat ke arah dirinya.

"Kau sejak tadi melamun, ada apa?" tanya Naoki penuh perhatian. (Y/n) merasa tidak enak akan hal itu. Padahal sejak tadi senpainya menjelaskan jika klub sastra ingin semua anggotanya menulis sebuah novel dengan tema pilihan masing-masing.

Tapi karena dirinya yang melamun jadi dia tidak mendengarkan penjelasan Naoki sama sekali.

"Gomenasai, Naoki-san. Bisa tolong jelaskan sekali lagi," pintanya. Seniornya itu mengangguk dan lantas menjelaskan kembali dengan sabar.

"Jadi intinya, setiap anggota klub sastra wajib menulis sebuah cerita dalam bentuk novel. Tugas ini dikerjakan selama liburan musim panas. Kalian bisa mengerjakan secara berkelompok, maupun sendiri." Chinami menyimpulkan. Yang lain mengangguk.

Namun ada satu orang yang tertekan. Siapa lagi jika bukan (y/n). Tentu saja menulis bukan perkara yang mudah. Apa lagi menulis sebuah novel. Apa yang harus ia tulis? Pengalaman hidupnya yang monoton? Kisah cintanya yang memprihatinkan karena sang pacar lebih banyak menghabiskan waktu di klub voli? Atau tutorial cara menjalankan hidup jika tidak memiliki teman?

Jangankan membaca! Melirik cerita seperti itu saja orang lain tidak mau.

"Jangan takut jika tulisannya tidak bagus. Selama sudah berusaha semaksimal mungkin, itu sudah cukup," ucap Fujita. Senior di tahun kedua. Pemuda yang tidak banyak bicara itu kini terpilih sebagai ketua klub sastra atas keputusan bersama.

Ucapan Fujita tadi menutup kegiatan klub hari ini. Sepertinya pemuda itu sengaja mengucapkan hal demikian agar anggota klub, terutama (y/n) tidak merasa tertekan. Tentu saja. Menulis bukan perkara mudah sekali lagi. Butuh waktu dan suasana yang tenang agar bisa merangkai kata.

"Sepertinya aku tidak sanggup," batin (y/n). Semakin lesu.

(Y/n) pulang lebih malam kali ini. Bukan karena kegiatan klub. Malahan kegiatan klubnya sudah berakhir sejak tadi sore. Kali ini tujuannya adalah gymnasium. Tempat Tsukishima berlatih bersama rekan setimnya.

Ia penasaran. Dia tidak pernah melihat Tsukishima beraksi secara langsung. Dan ketika melihat saat ini, ia terpukau.

Ia hanya bisa terdiam melihat pemain Karasuno yang melakukan spike. Bahkan walaupun sudah malam begini tenaga mereka seperti tidak berkurang sedikit pun.

Kecuali Tsukishima, (y/n) terkekeh melihat wajah merengut Tsukishima yang kelelahan. Pasti di dalam hati Tsukishima saat ini adalah ingin segera pulang dan beristirahat.

Yachi pernah berkata jika daya tahan tubuh Tsukishima tidak sekuat Hinata dan Kageyama. Walaupun Yachi tidak menjelaskan siapa itu Hinata dan Kageyama.

Tapi setelah melihat latihan mereka malam ini ia jadi tau, bahkan tanpa di jelaskan lebih spesifik, karena dua orang itu terlihat mencolok dan Kuroo pernah bercerita tentang serangan cepat mereka.

𝐏𝐫𝐢𝐜𝐞𝐥𝐞𝐬𝐬 // [ᴛꜱᴜᴋɪꜱʜɪᴍᴀ ᴋᴇɪ x ʀᴇᴀᴅᴇʀ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang