Chapter 15 : Kaze

109 17 4
                                    


すべてのバラは棘を持っています

"Semua mawar memiliki duri."



Sepertinya sudah seminggu berlalu, Dong-gung menjadi sepi semenjak Yeon-Hwa pergi ke Istana Matahari dan Elias tidak pulang-pulang. Padahal biasanya pagi kami selalu diawali oleh pertikaian mereka yang selalu menarik untuk ditonton. Aku jadi merasa kehilangan mereka. Paling tidak sarapan kami pagi ini sangat lezat. Louis memasak untuk kami.

"Anda mau tambah, Nona Kaze?" tanyanya saat melihatku sudah menghabiskan sarapanku.

"Boleh aku tambah ayam gorengnya?"

"Tentu saja." Kata Louis sambil tersenyum ramah. "Makan lah yang banyak. Mereka sepertinya baru akan bangun saat siang nanti. Dasar pengantin baru." Katanya sambil melirik ke arah lantai tiga. "Aku akan memasak lagi untuk mereka nanti. Kalian habiskan saja yang ada di meja ini."

Aku sangat menyukai Louis. Semenjak dia datang, aku tidak pernah merasa lapar. Dia bahkan mempelajari cara membuat kue Lotus dan sering membuatkannya untuk kami. Sikapnya juga sangat sopan pada kami. Dia sempurna.

"Tidakkah kau masih terlalu kecil untuk memikirkan seorang pria?" Tanya Shuu saat kami sedang berjalan-jalan di sekitar Dong-gung. Ini salah satu rutinitas kami. Mencari informasi. Shuu bisa membaca pikiran orang-orang yang ada di sekitar kami, jadi kami sering bepergian ke tempat ramai.

"Aku pernah berusia ribuan tahun." jawabku.

"Sekarang usiamu baru tiga belas tahun."

"Oh, ayolah! Aku kan cuma memuji Louis. Bukan berarti aku ingin menikahinya atau semacamnya."

"Apa Eri masih mengikuti?" Shuu mengalihkan topik pembicaraan.

Semenjak pertemuanku dengan Eri di hari festival, Eri sering diam-diam mengikutiku dan Shuu saat kami mengumpulkan informasi. Eri dan Torakka lainnya tetap tidak bisa melacak kami, tapi Eri tahu aku dan Shuu tinggal di Dong-gung. Dia memata-matai kami. Aku tahu dia bukan melakukannya atas perintah Kaisar melainkan murni karena penasaran.

"Shuu, kau yang lebih tahu soal itu. Kau bisa menangkap isi pikiran Eri jika dia masih mengikuti." Kataku.

"Benar. Aku hanya ingin mengalihkan topik pembicaraan agar kita tidak meributkan perihal Louis dan ketertarikanmu padanya."

"Kau cemburu!"

"Ha! Yang benar saja. Aku tidak—" Tiba-tiba langkahnya berhenti. Pupil matanya melebar seolah dia baru saja melihat monster di depan mata. Tapi tidak ada apa-apa di hadapan kami. Shuu tampaknya menangkap isi pikiran yang tidak bagus. Aku menanti dengan tegang.

Haruskah aku lari? Tanyaku. Ada apa?

Sial! Yi-Zhuo mengikuti Eri.

Apa? Sejak kapan?

Aku tidak tahu. Terlalu banyak isi pikiran yang kutangkap di sekitar kita jadi aku baru sadar ada Yi-Zhuo di sini. Kita harus berpencar, lalu bertemu di Xiang. Jangan pulang ke Dong-gung sampai situasinya aman. Dan jangan berlari jika mereka tidak mengejar. Yi-Zhuo bisa memanahmu kalau kau lari.

Baiklah, aku mengerti.

Jadi aku dan Shuu berpisah. Aku akan mengambil jalan memutar dengan pergi ke luar kota Jungdo menuju kota Yangdo kemudian menyeberangi sungai hingga ke Xiang. Aku akan berpura-pura tidak tahu sedang diikuti. Lalu kami akan kembali ke Dong-gung jika situasi sudah aman.

Lotus of East PalaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang