Sedingin Hujan

1.4K 61 0
                                    

Keesokan harinya Natha menunggu di depan kelasnya Daffa karena sebentar lagi adalah jam istirahat, dan benar saja tak lama dering bell tiba dan pak Daniel keluar dari kelas lebih dulu dan bertemu dengan Natha.

"Loh, Nat? Ada apa kemari? Mau ketemu sama saya?" Tanya pak Daniel .

"Enggak kok, pak. Saya mau ketemu sama .."

Lalu pak Daniel memegang lengan otot kanan Natha, sembari sedikit meremas-remasnya sambil berkata "Oh ya, nilai ujian kelas kamu sudah bapak siapkan. Kamu bisa ambil di kantor bapak, ya?"

"Iya, pak."

Daniel menyunggingkan senyum ke Natha dan ketika melihat Daffa keluar bersama dengan Gilang dan Fajar, Natha langsung mendekati Daffa dan mengajaknya berbicara.

"Mau kemana?" Tanya Natha.

"Ke kantin." Jawab Daffa.

"Boleh ikut?"

"Ga boleh."

"Kenapa?"

"Gapapa."

"Aku pengen ngomong sama kamu."

"Ga ada yang perlu diomongin lagi."

"Tapi ini penting."

"Aku enggak."

"Plis."

"Gak."

"Kenapa sih?" Tanya Gilang.

Dan tak ada yang mau jawab, Daniel memperhatikan sedikit dan setelah itu ia pergi dari sana.

"Ayo, lang." Ajak Daffa ke Gilang untuk pergi.

Mereka bertiga pun pergi meninggalkan Natha yang bingung untuk mengajak Daffa mengobrol berdua karena ada Gilang dan Fajar.

Sementara itu Daniel masuk ke kantornya dan disana sudah ada seorang mahasiswa yang berbadan macho berkulit sawo matang yang langsung berdiri ketika beliau datang.

"Ada apa kesini?" Tanya Daniel.

"Saya butuh, pak." Jawab mahasiswa itu.

"Baik, berapa nomornya?" Ucap Daniel yang meletakan barang bawaannya dari kelasnya Daffa ke meja kerjanya.

Mahasiswa itu menyebutkan angka sebanyak 16 digit, dan tak lama kemudian Daniel berkata "Sudah, kamu bisa cek."

Sejenak Daniel meletakan ponselnya dan kemudian ia berjalan mendekati mahasiswa tersebut. Lalu ia merasa dada mahasiswa itu, dan pria itu mulai terlihat gugup dan sedikit ketakutan.

Lalu Daniel menyentih pipi pria itu dan mulai mendaratkan ciuman dibibirnya, selepas itu mereka saling bertatapan dan Daniel kembali menyerang. Kecupan demi kecupan, silatan lidah, hingga sedotan demi sedotan Daniel yang begitu menggairahkan sontak membuat pria itu terangsang padanya. Daniel lantas mendorongnya ke sofa hingga tersungkur, lalu ia tindihi dan kembali mengecup bibir pria itu.

"Uhmm ..."

Desahan demi desahan pun terdengar suara cipokan maut juga mengiringi kejadian tersebut dan pria itu meremas bokongnya Daniel yang begitu montok dan semokh, uuhh ... Betapa menggairahkannya dia. Bagi Daniel, bermain dengan seorang straight rasanya memanglah lain, lebih menggairahkan dan lebih panas.

Daniel mulai membuka kemejanya, lalu membuka seragam mahasiswa tersebut dan kemudian menyerah tetek pria itu. Dijilatinya bak anjing meminum susu, dan pria itu tersengal-sengal tak dapat menahan kebringasan Daniel.

"Aaaahh .. fuck!! Anjink, enak." Ucap pria itu.

"Enak?"

"Iya."

Be With You [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang