"Selamat pagi." Itu yang pertama kali Chenle dengar saat dirinya keluar dari dalam kamarnya. Lelaki manis itu pun mengangguk, tidak berniat menjawab sapaan dari belah bibir si tampan yang sedang duduk di meja makan.
Namun bukan Jisung namanya jika ia ikut mendiami si manis. Otak di dalam kepalanya pun berputar, memikirkan percakapan apa yang sekiranya pantas untuk dibahas oleh keduanya.
"Pagi-pagi begini sudah rapih, mau kemana?" Tanya Jisung saat menyadari pakai yang Chenle kenakan berbeda dari biasanya; lebih rapih.
Chenle menoleh, "Suatu tempat, kenapa?" Si manis malah balik bertanya. Entahlah, ia harus pergi kemanapun, karena jujur saja, ia menjadi malu jika harus terus berada dalam atap yang sama dengan si tampan.
"Sepagi ini?" Jisung melihat pergelangan tangannya. "Bahkan kau belum sarapan, Le." Lanjutnya.
"Ya. Aku harus bertemu dengan seseorang dan aku juga akan sarapan bersamanya." Balas Chenle.
Satu alis Jisung menukik, pandangan bertanya ia arahkan pada wajah si manis. "Benarkah? Kau pergi sepagi ini bukan untuk menemui seseorang melainkan untuk menghindari ku.. kan?"
Chenle mulai gelagapan saat si tampan berjalan ke arahnya. Ia menggeleng untuk membantah pertanyaan yang terdengar seperti pernyataan dari si tampan untuk dirinya.
"Lalu siapa orang itu?" Chenle mendongak, pandangan keduanya pun bertemu. "Maksudku, siapa orang yang akan kau temui itu?" Jelas Jisung, saat mengerti arti dari pandangan yang Chenle berikan padanya.
"Siapapun itu." Ucap Chenle sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Eyyy, jangan menjawab seperti itu. Itu malah membuatku semakin yakin jika saat ini kau memang sedang menghindari ku. Apa kau masih merasa malu karena kejadian minggu lalu atau karena kejadian malam tadi?" Tanya Jisung, jari telunjuk dari si tampan mengarah pada dagu si manis untuk diangkat; berniat untuk mengarahkan pandangan si manis tertuju pada dirinya sendiri.
"Itu tidak benar. Kau tidak perlu mengantarku. Bukankah kau perlu bekerja?" Mati-matian Chenle menahan pipinya yang mulai memanas.
Ia tidak kuat jika harus berpandangan dengan Jisung! Ia bisa saja hilang kendali seperti waktu itu.
Entahlah, seperti Chenle yang dulu sudah menghilang ditelan perasaannya sendiri. Padahal dulu, ia sangat suka menggoda si tampan dengan berbagai kata yang tidak pernah ia pikirkan lebih dulu.
"Kau benar." Jisung menjauhkan jari telunjuk pun tubuhnya dari si manis. Untuk sesaat pandangannya ia alihkan pada arah lain kemudian kembali mengarah pada dunianya yang tak lain dan tak bukan adalah Zhong Chenle.
"Kalau begitu baiklah. Silahkan bertemu dengan orang itu." Jisung menarik napasnya, berusaha menahan rasa gemasnya saat melihat raut wajah si lelaki manis yang terlihat begitu menggemaskan.
"Jika kau tidak mau aku mengantarmu untuk saat ini, baiklah. Lain kali biarkan aku yang mengantarmu." Jisung menggeleng, saat pandangan keduanya kembali bertemu untuk kesekian kalinya.
"Tidak, tidak, biarkan aku membawamu pergi berkeliling. Dan kau tidak boleh menolaknya. Baiklah, silahkan kau boleh pergi untuk menemui temanmu itu." Ucapnya sambil memberikan jalan untuk si manis.
"Hati-hati dan selamat bersenang-senang, Chenle-ya!" Ucapnya saat Chenle berlalu meninggalkannya.
"Astaga, apa-apaan itu Park Jisung?" Chenle berucap sambil memegangi kedua pipinya yang memanas. Lelaki itu pun menatap pintu didepannya sambil mengusap-usap tangannya sendiri. "Yang benar saja, keberanian mu membuat seluruh tubuhku bergidik ngeri."
Menghela napas, "Dan kemana perginya diriku yang dulu? Kenapa aku begitu lemah?" Ucapnya lalu benar-benar pergi meninggalkan apartemen si tampan sama seperti yang ia ucapkan tadi, beralasan untuk bertemu dengan seseorang padahal memang benar jika dirinya pergi karena ingin menghindari Jisung karena merasa malu.
Di dalam sana Jisung menghela napasnya. "Apa aku terlalu terburu-buru?" Lelaki jangkung itu pun memandang ke arah pintu yang baru saja membuat tubuh keduanya berpisah.
"Tapi jika tidak seperti itu, mungkin saja ia akan meninggalkanku lagi. Baiklah Park Jisung, mari bekerja, jika tidak kamu mungkin tidak akan bisa menafkahi si manis yang memiliki banyak harta itu!" Ucapnya sambil menyemangati dirinya sendiri.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Rich Man『JICHEN』
Short Story❝If i'm given a choice: Live rich but alone or live simply but with you? Then i will choose: rich and live with you.❞ ➤ BXB || GAY || HOMO || YAOI ➤ JISUNG X CHENLE ➤ ROMANCE - FLUFF ➤ HOMOPOBIC (❓) GET OUT (❗)