~~~ Happy Reading ~~~
Nampak (Name) yang sedang memegang payungnya. Dia tak sendirian, dia bersama dengan Anos dan tangan kanan dari Anos yang dipanggil dengan Shin.
"Jadi itu adalah spirit agung air. Sosok asli Lignon, ya." gumam Anos.
"Tuan, nyonya. Kalian tak perlu susah-susah menghadapi sampah seperti itu."
"Baiklah, kuserahkan kepadamu," kata (Name).
"Jika kamu bisa mengatasinya sekali serang, aku akan memberikan hadiah apapun," kata Anos.
"Terima kasih atas kebaikan anda."
Pria tersebut langsung melompat menuju spirit agung air. (Name) dan Anos hanya bisa melihat perjuangan pria tersebut dalam mengalahkan spirit agung air. Pria tersebut mengalahkannya dalam sekali serang saja. Dia kembali ke tempat Anos dan (Name).
"Seperti biasa, tebasan pedangmu sangat hebat, Shin. Hadiah apa yang kamu inginkan?"
"Jika boleh, izinkan saya bereinkarnasi."
"Oh?"
"Pedang saya hanya didedikasikan untuk anda dan melindungi (Name)-sama. Meski itu untuk kedamaian dunia, saya tak bisa hidup di dunia tanpa adanya anda dan (Name)-sama."
Anos tampak berpikir sejenak. "Hmm. Tapi, kamu tak ahli dalam sihir akal muasal, kan? Jika seperti itu, ingatan dan kekuatanmu takkan bisa ikut bereinkarnasi."
"Di era baru tersebut mengasah pedang dari nol itu takkan buruk."
"Baiklah. Terserah kamu saja."
Mereka bertiga kedatangan seorang tamu. Kedua mata (Name) menatap ke arah pria yang baru saja datang itu.
"Datang, yah. Pahlawan Kanon."
"Seperti biasa, meski dibunuh, dia tak mati, ya."
"Sihir akal muasalnya itu tak bisa kutandingi. Dia satu-satunya makhluk yang memiliki 7 akar muasal. Dia akan bangkit terus. Jika kanon muncul di sini, artinya, spirit agung Reno, ada di sini. Cari dia."
"Baik."
"(Name), kembalilah ke istana. Biar aku yang menangani pahlawan Kanon ini."
"Baiklah, Anos."
(Name) membuka pintu portal teleportasi dan kembali ke istana.
'Majulah, pahlawan Kanon. Perlihatkanlah kemampuan berpedangmu.'
Oke kembali ke masa sekarang. Tampak (Name) yang sudah melepas penutup matanya dan bermain dengan burung hantunya. Pintu kamar mandi yang berada di kamar Anos mulai terbuka.
"Ah, kamu belum tidur, (Name)?"
(Name) menatap malas ke Anos. "Lagi malas tidur cepat saja."
Anos mulai memakai pakaiannya. Kemudian dia berbaring di samping (Name). Anos memeluk tubuh (Name) seperti memeluk bantal guling saja.
"Ne (Name), bagaimana kalau kita bermain sebentar? Sudah 2000 tahun kita tidak melakukannya."
"Jangan sekarang, Anos-kun. Aku sedang tidak ingin melakukannya."
"Oh ayolah, (Name). Hanya 5 menit saja."
(Name) langsung menatap melotot ke arah tangan Anos yang mulai nakal. Langsung saja di teleport ke tempat yang jauh sebelum Anos mulai mengganas. Anos menghela nafas karna tak bisa bermain bersama dengan sang istri. Padahal dia ingin sekali bermain sekarang.
Sedangkan (Name) tidur di atas pohon yang berada di atas gunung. Jaraknya sangat jauh dari tempat tinggal Anos. Hal itu dia lakukan agar Anos tidak menjadi ganas. Bisa dibilang energi Anos itu sangat besar, bahkan hampir seminggu mereka melakukannya dulu. Itulah sebabnya (Name) harus berhati-hati di saat Anos meminta bermain.
Yang ada bisa sakit belakangnya karna bermain dengan Anos terlalu lama. Tapi sebenarnya dia itu malu-malu sih untuk bermain dengan suaminya sendiri. (Name) menutupi seluruh tubuhnya dengan selimutnya dan wajahnya sudah merah seperti kepiting rebus saja.
~~~ Bersambung ~~~