Bab 24 - Sibuk

15 9 0
                                    

***

Malam harinya, sekitar pukul 8 malam, Ariel mengunjungi JV Resto milik Jenie. Ia tampak sendirian lalu turun dari atas motornya. Ia malam-malam datang ke resto karena memang disuruh sang mama membeli seafood.

Ariel kemudian masuk dan duduk di kursi. Ariel kemudian membuka buku daftar menu makanan di atas meja. Sang pelayan resto pun menghampirinya.

"Pesan apa Mas?" tanya pelayan cantik yang memakai seragam warna pink itu.

"Kepiting saus tiram tiga. Yang dua dibungkus yaa. Yang satu makan di sini."

Sang pelayan pun menulis pesanan Ariel di dalam buku yang dibawanya.

"Minumnya?"

"Es jeruk aja."

"Oke Mas. Ditunggu yaa!"

Pelayan pun kembali ke asalnya.

Beberapa menit kemudian, Jenie datang dari luar kemudian menghampiri Ariel.

"Ariel?" sapa Jenie di samping Ariel.

"Jenie?" Ariel tampak terkejut.

"Boleh nggak ikut duduk di sini?" tanya Jenie.

"Boleh lah. Silahkan duduk, Jen!" Ariel mempersilahkan Jenie duduk di sampingnya.

Jenie pun kemudian duduk di samping Ariel.

"Udah pesen?" tanya Jenie.

"Udah. Baru aja tadi," jawab Ariel.

"Pesen apa?"

"Kepiting saus tiram. Hehehe."

"Makan di sini apa bawa pulang?"

"Di sini, Jen. Pesen bungkus juga buat Mama di rumah."

"Oohh. Aku juga belum makan malam."

"Belum makan? Makan bareng aku yuk di sini," ajak Ariel.

"Beneran nggak apa-apa?"

"Nggak apa-apa kali."

"Aku pesen kepiting saus tiram juga yaa kayak kamu."

Ariel mengangguk-angguk kepalanya.

"MBAK!" teriak Jenie memanggil pelayan.

"Iya Mbak Jenie. Ada apa?" tanya pelayan.

"Aku buatin kepiting saus tiram pedes yaa."

"Baik Mbak!"

Pelayan pun kembali ke asalnya.

Beberapa menit kemudian, makanan pesanan mereka sudah datang. Sang pelayan menaruh dua piring berisi kepiting dengan saus tiram dan dua gelas es jeruk di atas meja.

"Thanks yaa," ucap Jenie kepada si pelayan. Pelayan pun mengangguk lalu kembali ke asalnya lagi.

"Ayo dimakan, Riel!"

"Iya, Jen."

"Kamu sering makan di sini, Riel?" tanya Jenie seraya memecah cangkang kepiting dengan alat pemecah.

"Iya sering. Kalau malem-malem kek gini. Biasanya sama Boni dan Aris ke sini," jawabnya seraya memecah cangkang lalu mengambil dagingnya dengan tangan.

"Oohh. Menurut kamu, enak nggak makanan di sini?" tanya Jenie seraya melahap daging kepiting.

"Nggak usah ditanya. Udah jelas enak banget, Jen. Apalagi bumbu saus tiram ini, uh mantep banget!" pujinya.

"Masa sih? Apa karena ada aku, kamu bilang enak? Hehehe."

TENTANG ARISA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang