CHAPTER 002

192 24 0
                                    

CHAPTER 002

Pangeran Chun telah diserang oleh kawanan pria bertopeng dan dibunuh dengan tusukan pedang di perut.

Setidaknya, begitulah yang ada dalam pikiran ... Penjaga Jang. Dia sudah berlari secepat yang dia bisa dengan kelincahan gerakannya untuk mencari keberadaan majikannya, Pangeran Chun.

Ketika Penjaga Jang menemukan tubuh sang Pangeran, area sekitarnya dipenuhi oleh gelimpangan mayat-mayat yang kehilangan bagian atas tubuh mereka. Hanya satu tubuh pria bertopeng yang masih utuh, tetapi dia telah dibunuh dengan belati yang tertancap di dagunya.

"Ini adalah belati yang pernah kuberikan pada Pangeran."

Belati itu adalah hadiah yang diberikan Jang untuk Pangeran Chun pada ulang tahunnya yang ke-10. Jang tidak mengajari satupun keterampilan belati kepada sang Pangeran, karena dia dipaksa bersumpah untuk tidak mengajarkan seni beladiri apa pun kepada bocah itu sampai dia bergabung dengan Akademi Iblis.

Tentu saja Penjaga Jang jadi sangat heran, jika pangeran ternyata sanggup membunuh walau cuma satu orang.

"Oh... Pangeran!"

Jang kemudian menemukan tubuh Pangeran yang terkapar di tanah. Tanah dibawah tubuhnya sudah berlumuran darah, menandakan sang Pangeran terluka parah karena banyak mengeluarkan darah.

'Kumohon bertahanlah ...!'

Jika Pangeran sampai mati di sini, dia tidak akan dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk meminta maaf kepada ibu dari bocah ini. Namun, ada yang aneh.

"...Hah?"

Penjaga Jang mendengar napas bocah ini. Dari tampilan pakaiannya, sudah pasti bahwa Pangeran telah ditikam menggunakan pedang tepat di perutnya, tetapi napasnya tampak normal-normal saja. Kemudian penjaga Jang menghampirinya dan menyibak pakaiannya.

"Hah? Tidak ada luka."

Perut Pangeran Chun bersih dari luka apapun. Aneh sekali, padahal tanah di bawah penuh dengan genangan darah Pangeran Chun.

'Mengapa bisa begini? Hmm... apakah ini pertolongan Dewa...? Tidak mungkin. Dewa tidak akan mau ikut campur hanya dalam pertarungan memperebutkan tahta... Lalu siapa yang membantai orang-orang bertopeng ini dan menyelamatkan nyawa sang Pangeran?'

Pikirannya dipenuh berbagai pertanyaan, tetapi tidak ada satupun yang bisa dijawab. Jang mengitari di daerah itu sebentar, lalu segera mengubur mayat, dan membopong Pangeran di bahunya.

Penjaga Jang kemudian mengaktifkan keterampilan meringankan tubuhnya untuk melakukan perjalanan menuju kastil Sekte Iblis.

Saat tangan Penjaga Jang menyentuh bocah itu, sesuatu di dalam kepala bocah itu mengejutkannya dan menonaktifkan keadaan tidak sadarnya.

[Mode penyembuhan diri dijeda pada 80%.
Master, tolong bangun.
]

Mata bocah itu terbuka karena terkejut ketika dia mendengar suara berdering di kepalanya.

'Hah?'

Pangeran pasti mengira bahwa dia sudah meninggal karena kehilangan banyak darah. Tapi ternyata dia masih hidup, dan seseorang sedang membopong tubuhnya di atas bahu. Pangeran Chun melihat ke bawah dan ternyata itu adalah Jang Gageng, penjaganya yang setia.

"Jang!" Wajah bocah itu seketika cerah, dan suara mekanis yang dingin itu kembali terdengar lagi.

[Target yang dikonfirmasi untuk bersikap ramah. Menonaktifkan mekanisme pertahanan otomatis. Mengaktifkan kembali mode penyembuhan diri.]

"Ugh..!"

Sontak saja, rasa pusing yang parah menyengat kepala Pangeran. Dengan reflek dia menekan kepalanya dengan kedua tangan.

"Pangeran! Anda sudah bangun. Apakah anda baik-baik saja?"
Jang tersenyum dan bertanya dengan penuh semangat.

"Pangeran?"

Ternyata Pangeran tidak tahan dengan sakit kepala, dan pingsan lagi.

Keesokan paginya, saat Pangeran Chun terbangun dari tidurnya.

"Ugh..!"

Tubuhnya basah kuyup oleh keringat. Pangeran Chun menyadari bahwa tubuhnya berkeringat dan dia menyeka dahinya dengan telapak tangannya. Namun, dia menyadari bahwa itu bukan keringat, tetapi cairan yang lengket.

"Eh, apa ini? Hah?"

Pangeran Chun mendapati cairan berwarna hitam pekat di telapak tangannya, dan membuatnya terkejut. Apalagi cairan itu berbau busuk.

"Ewww!"

Baunya sangat menyengat dan cairan itu menutupi seluruh tubuhnya seolah-olah telah merembes keluar dari tubuhnya.

"A-apa ini?!"

Saat itulah suara mekanis itu muncul lagi di kepalanya.

[Master. Apakah anda sudah bangun?]

"Apa?"

Suara itu berulang.

[Master. Apakah anda sudah bangun?]

"S-siapa kau?"

Pangerang Chun spontan bangkit dari tempat tidurnya dan mengawasi sekelilingnya. Tetapi dia segera menyadari bahwa suara itu tidak datang dari luar.

[Master, tolong tenang dulu.]

'Apakah suara ini berasal dari kepalaku?'

[Itu benar, Master.]

"Apa!"

Pangeran Chun hanya bertanya dalam hatinya saja, tapi suara itu sepertinya bisa membaca pikirannya. Tentu saja dia menjadi gugup.

'Pesan telepati? Tidak... ini bukan seperti telepati.'

Telepati adalah keterampilan yang digunakan oleh seniman beladiri yang sangat terlatih untuk mengirim pesan kepada orang lain. Dulu Pangeran pernah mendengar tentang salah satu jenis pesan itu. Cara kerja telepati itu, dikirim dengan menggunakan energi internal, dan itu membuatnya terasa seperti gelombang energi.

[Saya tidak yakin apa 'pesan telepati' ini, tetapi Anda tidak akan bisa mendengarkan saya melalui telinga Anda, Master.]

"Apa! S-siapa kau?!"

Pangeran Chun menengadah ke udara dengan mata terbelalak. Dia pikir jika seseorang bisa mengirim pesan langsung melalui kepalanya, tentunya orang itu akan sosok makhluk yang sangat kuat.

[Saya adalah Nano Machine generasi ke-7, dibuat oleh Sky Corporation sebagai inti untuk mendukung kinerja otak anda, Master.]

"Tunggu dulu, apa katamu? Apa yang sedang kau bicarakan?"

Pangeran menjadi pucat karena apa yang diberitahukan kepadanya berada di luar pemahamannya. Nano Machine menyadari bahwa pengguna tidak memahami kata-kata istilah darinya.

"Siapa kau, dan apa yang kau inginkan dariku?!"

[Saya adalah Nano Machine generasi ke-7.]

"Nano Ma Sin (Dewa Jahat)?"

[Ya. Saya Nano Machine.]

Wajah Pangeran Chun berubah muram. Dewa Jahat adalah makhluk yang disembah oleh Sekte Iblis. 'Lord' adalah salah satu yang diberkahi kemampuan untuk berkomunikasi dengan Dewa yang dimaksud.

"A-apakah kau benar-benar Dewa Jahat?"

Pangeran Chun sekarang berlutut, bertanya dengan suara gemetar. Nano Machine akhirnya mengerti kalau Pangeran telah salah dalam memahami penyampaiannya.


NANO MACHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang