8

1.1K 179 2
                                    

Brakk!!

"Anj- bangsat ngagetin aja!" Kesal Mingyu yang tak sengaja melempar handphonenya dan Jungkook yang menyemburkan kopi.

Eunwoo menggeleng. "Kenapa lagi?"

Jaehyun hanya diam, merebut rokok yang hendak dihisap Bambam. "Heh! Heh! Jangan ngadi-ngadi, gw aduin Lisa kalo lo nyebat lagi!"

Jaehyun lagi-lagi diam, ia hanya meremas hancur rokok ditangannya. "Cerita bego! Jangan kek limbad. Dikira kalo lo diem aja kita pada tau masalah lo?!" Omel Eunwoo yang kesal melihat tingkah Jaehyun.

"Nih minum dulu, Lisa lagi ya?" Tanya Jungkook memberi sebotol air mineral. Jaehyun mengangguk lesu sembari meneguk habis air yang jungkook beri.

Merasa tenang, Jaehyun mulai bercerita dari awal ia memberi ijin hingga diusir Lisa meski dilebih-lebihkan sedikit.

Mereka semua langsung mengerti, "Lisa sih gak salah menurut gw." Ucap Mingyu diangguki yang lain.

"Tuh kan lo pada mah malah belain dia! Dah lah gw mo pul-"

"Diem dulu anjir, dengerin dulu penjelasan kita!" Eunwoo menarik jaket Jaehyun menyuruhnya duduk kembali.

"Ini yang paling gw malesin dari hubungan kalian. Kurangnya saling percaya padahal itu tuh hal yang penting dalam hubungan, untung lo berdua masih bertahan. Kalau salah satunya capek gimana? Mo pisah aja dengan alasan yang gak jelas gini?" Semua mengangguk kecuali Jaehyun, mendengar omongan Eunwoo.

"Please lo berdua mau 3 tahun dan masih permasalahin hal kek gini? Lo juga kenapa gak percaya sama Lisa?" Kini Mingyu yang berbicara, ia bisanya tak peduli dengan hubungan temannya ini. Tapi kali ini jalan pikir Jaehyun memang bermasalah.

"Coba lo flashback, gimana bejatnya Ten dulu ke Lisa? Mana mungkin dia mau balikan lagi! Ayo lah mereka cuman ngedance doang, bukan selingkuh. Lo yang cuman pacarnya juga harus punya batesan!" Jaehyun sangat tertampar dengan omongan Eunwoo.

"Lisa itu sayang banget sama lo. Malah gw rasa, rasa sayang Lisa itu lebih besar dari lo!" Lanjutnya.

"Gak! Gw lebih sayang dia."

"Ya itu lo tau ngapa gak percayaan banget tohlil!!!!" Bambam yang greget rasanya pengen jedotin kepala temannya ini ketembok.

"Ya tapi kan, kalau lo jadi gw juga bakal cemburu kalau liat pacar sendiri dipegang-pegang mantannya!" Jaehyun sangat amat kesal jika membayangkan Ten yang sengaja memegang bahu Lisa.

"Ya terus lo ngapa ikut kesana jamal! Udah tau makan hati masih aja kekeuh pengen ikut. Aturan mah diem aja disini toh juga disana Lisa gak bakal macem-macem."

Jungkook terkadang tak mengerti mengapa Lisa sangat tahan dengan sikap Jaehyun yang menjengkelkan.

"Terus sekarang gw harus gimana?" Ucap Jaehyun tertunduk.

"Ya minta maaf lah pake nanya!" Eunwoo saking gemesnya memukul kepala Jaehyun.

"Ck! Lisa juga, kenapa mantannya banyak sih?!"

"Ngaca bocah!" Jaehyun menatap Bambam sinis. "Gw pinjem motor lo bentar." Mingyu melempar kunci motornya tanpa ragu.

Setelah diajari Jungkook, Jaehyun sangat ahli mengendarai motor hanya saja Lisa belum mengetahui.

"Makasih kak tumpangannya, sorry ngerepotin."

"Gak perlu sungkan, Saa. Walau kita udah mantan juga harus tetep aja silaturahmi, jangan sampe putus."

Lisa hanya tersenyum kikuk, rasanya tak nyaman jika terlalu lama berbicara. Kemudian ia memutuskan untuk masuk kedalam rumah.

"Yodah kak, duluan. Makasih tumpangannya!" Lisa buru-buru lari menuju kamarnya. Hari ini sangat lelah baginya, belum lagi masalah dengan Jaehyun.

"Udah lah bodo amat!" Lisa memutuskan mandi  setelah itu rebahan nonton drama. Memang dasarnya sudah sayang, seberusaha apapun untuk tak peduli tetap saja pria itu memenuhi isi pikiran Lisa.

"Ck, nyusahin sumpah!" Ia memutuskan menghubungi Jaehyun berharap mau diajak bertemu untuk membahas masalah ini.

Namun nihil, tak ada satu panggilan pun yang dijawab. " ini dia kemana sih?" Kesal Lisa yang mulai khawatir.

"Ayo Jae angkat!!!!" Tetap saja yang muncul hanya suara mbak-mbak operator.

"Hahh... Jungkook aja!" Lisa pun beralih menghubungi Jungkook berharap dia tau keberadaan Jaehyun dimana.

"Jaehyun dimana?" Tanya Lisa to the point.

"Hah? Bukannya dia kerumah lo ya naik motor? Lo gak liat?"

"Mana ada? Dia berangkat dari sana jam berapa?" Tanya Lisa, ia mulai khawatir jika Jaehyun melihatnya diantar Ten.

"20 menit yang lalu, dia bilangnya mau kerumah lo tapi si anjir keluyuran kemana tu orang?!!"

"Tuh kan. Ck! Gw tutup dulu ya makasih!" Lisa buru-buru bersiap untuk keluar mencari Jaehyun.

Sebenarnya Lisa tidak perlu terlalu panik karena jika ada masalah Jaehyun paling pergi ketaman tempat pertama kali mereka berdua bertemu. Dan benar saja dilihatnya Jaehyun sedang termenung.

"Ini sebenernya yang laki dia apa gw sih?" Lisa terkadang heran dengan hubungannya, jika sedang ada masalah selalu ia yang membujuk Jaehyun.

Lisa mendekat dan ikut duduk membuat Jaehyun memalingkan wajahnya kesisi lain enggan melihat Lisa.

"Jaee..." Panggil Lisa lembut. Teringat pesan temannya, Jaehyun perlahan-lahan menatap Lisa.

"Aku berusaha gak cemburu tapi kamu satu-satunya buat aku Sa, dan itu yang buat aku gak rela kamu sama yang lain!" Tiba-tiba Jaehyun berkata seperti itu membuat Lisa tertawa kecil.

"Emang aku sama siapa hm? Gak ada Jae, aku punya kamu begitupun sebaliknya."

"Tapi tadi kamu pulang dianter dia kan?"

Lisa mencubit pipi Jaehyun gemes. "Kan tadi hujan masa iya aku pulang sendiri kehujanan."

"Tapi kan bisa naik taksi!"

"Kalau ada yang gratis ngapain ditolak? Toh aku juga duduknya dibelakang."

Jaehyun menghela napas pasrah, lalu menarik Lisa kepelukannya. "Susah ya kalau punya pacar cantik, banyak banget cobaannya."

Lisa membalas pelukan Jaehyun erat,
"Aku minta maaf soal perkataan aku yang kasar kekamu soalnya refleks lagi emosi."

"Gakpapa soalnya dikasarinnya sama ayang!" Jawab Jaehyun yang bikin Lisa geli.

"Udah ahk aku mau pulang!"

"Aku anterin, naik motor!" Pamer Jaehyun dengan muka songong.

"Gak dulu aku bawa mobil sendiri, btw makasih usaha buat bisa ngendarain motor! Sampe ketemu dikampus!" Lisa langsung berlari menuju mobilnya.

Sedangkan Jaehyun lagi meleyot, kenapa ia bisa punya pacar segemes itu.




BUCIN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang