30.

2.4K 122 3
                                    

Assalamualaikum, apa kabar semuanya?

Double update nih 😘

Kalau ada typo, tandain yah 😁

Selamat membaca ☺️.


"Assalamualaikum, Gus. " ujar seseorang

"Wa'alaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh, "

"Makan disini juga yah Gus? "

"Iyah."

"Ohh, apa kabar, Gus?. Lama sekali tidak bertemu. "

"Alhamdulillah, "

"Sa-, "

"Permisi, maaf pak, bu, ini pesanannya. "

"Terimakasih, mas. " ujar Gus Nauzan dan Dilla serempak.

"Ehmm, saya permisi, Gus. Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh. "

Dilla yang sejak tadi diam saja, bahkan setelah perempuan tadi pergi dari hadapan mereka, Dilla tetap diam.

"Nanti aku jelasin, setelah makan yah. " ujar Gus Nauzan namun diabaikan oleh Dilla. Ia fokus dengan makanan di hadapannya.

Dilla lebih dulu menghabiskan makanannya, karena memang hanya itu pusat perhatianya. Tanpa banyak bicara ia makan dengan fokus.

"Ada lagi ndak yang mau dibeli? " tanya Gus Nauzan namun Dilla hanya menggeleng pelan.

Selesai makan, akhirnya mereka kembali ke hotel. Gus Nauzan faham betul bahwa istrinya itu sudah hilang selera meski hanya sekedar muter-muter keliling kota.

Sesampainya di kamar hotel, Dilla langsung ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya. Setelah itu ia melakukan kegiatan yang sama dengan banyak perempuan diluar sana yaitu skincare routine.

Sedangkan Gus Nauzan hanya menjadi pemerhati, ia tak faham soal alat-alat kecantikan itu.

Meski Dilla bercadar tapi ia selalu mempercantik diri , alasannya bahwa ia cantik untuk dirinya sendiri. Sekarang ia bersuami, alasannya masih sama. Namun jika Gus Nauzan menyukainya, ia hanya menganggap itu sebagai bonus. Banyak sekali perempuan yang ingin di lihat cantik oleh orang lain, padahal cantik untuk diri sendiri itu takkan mengecewakan, karena tak mengharapkan pujian dari orang lain.

"Udah selesai? " tanya Gus Nauzan yang melihat Dilla duduk di kausr.

"Sudah."

"Sini dulu, ngadep sini. Mau ngomong soal tadi." Gus Nauzan memutar badan Dilla agar menghadapnya.

"Yang tadi namanya Syafiqah, mahasiswi ku dulu."

"Oh. " jawab Dilla singkat

"Jangan cemburu, kita tak ada hubungan apa-apa. Hanya sebagai dosen dan mahasiswi, aku harus bilang sama kamu. Memang, dulu dia pernah bilang suka sebelum aku menikahi mu , bahkan sebelum aku melamar Qanita dulu . Tapi, aku hanya menganggapnya sebagai mahasiswi, tidak lebih dan tidak kurang. "

"Kenapa ndak cerita dari dulu? "

"Ndak penting, sayang. Semua yang aku anggap penting, sudah aku ceritakan semuanya. Kalau aku ndak cerita, artinya ndak penting. "

"Masih komunikasi sama dia? "

"Ndak pernah! Ini pertama kalinya aku ketemu dia setelah dia wisuda beberapa tahun lalu."

"Oh."

"Jangan cemberut, aku ndak Ridhai kamu tidur kalo masih cemberut gitu."

"Ihhh, jahat."

Tentang Cinta , Waktu & Allah ( Penantian Cinta )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang