Dua

32 0 0
                                    



"Thanks. Mau mampir gak?" Tanya sekar saat mereka sudah sampai di depan rumah Sekar.

"Yaelah, orang tetanggaan. Gue tinggal kepleset dikit juga udah sampe ruang tamu lo." Kata Marvel sambil berjalan memasuki rumah Sekar.

"Eh woy, tunggu!" Sekar buru-buru menaruh sepatu nya di rak sepatu.

"Kok sepi, Kar?" Tanya Marvel saat melihat tidak ada penghuni rumah yang sedang beraktifitas.

"Hah? Ohh iya gaada siapa-siapa. Tapi kok pintu rumah nggak kekunci ya?" Sekar pun bingung.

"Kar! Pinjem gitar!" Teriak Marvel dari dalam kamar Sekar yang perempuan itu sendiri tidak sadar bahwa Marvel sudah tidak ada di tempatnya tadi.

"Dih, main masuk kamar orang aja." Komentar Sekar saat sudah berdiri di pintu kamarnya.

"Yaelah, biasanya juga gini kan." Balas lelaki itu sekena nya.

Lelaki itu mulai memetik gitar, lalu terdengar alunan yang tak asing ditelinga dua orang tersebut.

I got a heart and I got a soul
Believe me, I will use them both
We made a start, be it a false one I know
Baby, I don't want to feel alone

So kiss me where I lay down
My hands pressed to your cheeks
A long way from the playground

Sekar duduk disebelah Matthew yang sekarang lagi memetik gitar sambil menyanyi di ujung kasur milik perempuan itu.

I have loved you since we were eighteen
Long before we both thought the same thing
To be loved and to be in love
All I can do is say that these arms were made for holdin' you, oh
I wanna love like you made me feel
When we were eighteen

Dua suara tercampur menjadi satu melodi yang merdu untuk didengar di tengah suasana yang tenang.

Mereka berdua terdiam sesaat setelah menyelesaikan bagian chorus tersebut.

Tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Entahlah, mereka bahkan tidak tahu mengapa sekarang malah saling terdiam.

Memikirkan hal yang, mungkin sama?

"Gue pingin tau pendapat lo" tanya Marvel diantara keheningan yang mereka ciptakan tadi.

"Apaan?" Sekar menaruh seluruh atensi nya ke lelaki di sampingnya ini.

"Is it possible for boys and girls to stay friends?" Marvel bertanya sambil menolehkan kepala nya dengan posisi tangan yang masih memegang gitar yang ia mainkan tadi.

"Euhm, itu.."

"Sekar! Kamu udah pulang, nak?!" Suara terdengar dari luar kamar.

Dua orang itu langsung bergerak dari tempat nya tadi dengan canggung.

"Iya, ma." Sekar menjawab sambil jalan keluar kamar untuk menghampiri ibu nya.

"Huh, stupid. Ngapain lo nanya kayak gitu anjir. Marvel stupid." Lelaki itu bergumam, masih berada di kamar Sekar.

"Mama, itu apa?" Tanya Sekar saat melihat sang ibu menaruh beberapa kantong plastik ke atas meja makan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Mama, itu apa?" Tanya Sekar saat melihat sang ibu menaruh beberapa kantong plastik ke atas meja makan.

"Buat makan siang sama malam. Tolong bukain terus dipindah ke mangkok sayur dong, sayang. Buka satu aja, yang sup merah." Jelas sang ibu.

"Hai, tan." Sesosok lelaki muncul dari ruang tamu dengan senyuman diwajah ny, berdiri di depan orang yang jauh lebih tua.

"Loh, Marvel. Kamu di sini?" Ibu Sekar bertanya

"Hehehe, iya tan. Tadi di kamar." Lelaki itu menjawab dengan kikuk, mata nya tidak sengaja bertemu dengan gadis sebaya nya.

Canggung. Itu yang mereka rasakan.

"Euhm, yaudah tan. Aku pulang ya." Pamit lelaki itu ke Ibu Sekar.

"Eh, jangan. Ini makan dulu. Ada sup merah."

"Eh? Maaf tan sebelumnya, tapi Marvel udah makan tadi waktu mau pulang." Ucap Marvel tidak enak hati.

"Oh? Berarti kamu juga udah makan, kar?" Tanya sang ibu

"Hehehe, iya ma. Tapi gapapa kok, Sekar bisa makan lagi."

"Eh, eh. Nggak usah. Kalo gitu mama bikinin garlic bread ya, buat dimakan sama sup merah. Nggak usah pake nasi. Kalian mau kan?"

Sang ibu tahu bahwa dua orang sebaya yang berada di tempat yang sama dengan nya ini tidak enak hati untuk menolak.

"Euhm, boleh deh tan." Jawab Marvel akhirnya.

"Biar aku aja ma yang buat." Sekar dengan cepat menyiapkan bahan-bahan sebelum sang ibu bertindak.

"Aku juga mau bantu ya tan." Lelaki itu menghampiri gadis yang membelakangi nya, terlihat sibuk menyiapkan bahan-bahan di dekat kompor.

" Lelaki itu menghampiri gadis yang membelakangi nya, terlihat sibuk menyiapkan bahan-bahan di dekat kompor

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Di sini lah lelaki itu berada. Berbaring di tempat tidur nya sambil menatap langit kamar.

Memikirkan tentang apa yang terjadi tadi siang. Ia merasa agak menyesal sudah menanyakan hal tersebut.

Canggung.

Lelaki itu sangat ingin agar besok berganti jadi hari minggu, alih-alih hari rabu.

Jujur, ia tidak siap bertemu gadis itu besok.

Tapi tidak mungkin juga untuk meninggalkan gadis itu ke kampus, karena biasanya memang mereka selalu berangkat bersama. Pulang pun sering bersama.

"Ah anjir, tau deh. Stress gue mikirin itu terus. Toh belom tentu tuh cewek juga mikirin. Mending tidur." Lelaki itu segera menyelimuti diri sendiri, lalu memejamkan mata.
.
.
.

Di lain tempat, gadis bernama Sekar itu sedang sibuk mengerjakan tugas makalah yang menumpuk.

Gadis itu bahkan sudah melupakan kejadian tadi siang.

Poor Marvel

Poor Marvel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 17, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Don't blame it on loveWhere stories live. Discover now