Halo guys!! apa kabar kalian semua? semoga baik baik aja ya. Selamat menunaikan ibadah puasa ya untuk kalian yang menjalankan. Author semangat banget puasanya, apalagi ini puasa pertama😆 Semoga semangat terus deh sampai akhir puasa nanti. aminnn
Sebelum baca jangan lupa Vote dan komen yang banyak ya guys. Dengan banyak nya komen kalian aku semangat buat up🙏
Happy reading
*******
Jin menurunkan Jisoo di sofa dengan penuh ke hati hati-an, begitu lembut. Jisoo sampai terperangah, matanya tak lepas menatap Jin yang sedang menatap Jisoo khawatir.
Jin menaruh telapak tangannya di dahi Jisoo, lalu ia menangkup pipi Jisoo dengan kedua tangannya " Apa kau sakit hmm? tadi ku lihat kau akan pingsan. Dimana yang sakit? beritahu aku. Jika kau sakit, mengapa kau masuk kerja? aku takkan marah jika kau bolos Jisoo. Jangan memaksakan dirimu " Jin begitu beruntun bertanya dan menasehatinya secara bersamaan. Jisoo langsung sadar dari keterkejutannya.
Jisoo menepis tangan Jin yang ada di pipinya. Ia menatap Jin dengan dingin, " Saya tak apa apa pak. Terima kasih sudah mengkhawatirkan saya. Bisakah saya pergi ke ruangan yang sudah anda siapkan " ucap Jisoo datar. Jin menghela nafas, ia sudah memperkirakan bahwa Jisoo takkan semudah itu ditaklukan.
Jin menunjukkan ruangan Jisoo, " Itu adalah ruangan mu " tunjuk Jin. Jisoo berdiri dari sofa, sebelum pergi Jisoo membungkuk sebentar kepada Jin. Lalu ia segera pergi ke ruangan yang di tunjuk oleh Jin.
Jin hanya dapat memperhatikan punggung Jisoo yang kian menjauh. Jisoo sekarang tampak berbeda, dulu ia akan tersenyum seburuk apapun perilakunya, ia akan berbicara lembut sekasar apapun perkataan Jin.
" Hahaha, kau ingin dia baik dan sama seperti masa lalu? jangan gila Jin " batin Jin, ia menyadarkan dirinya. Apapun yang terjadi di masa lalu pastilah berimbas ke masa sekarang.
Jin menatap Jisoo yang sudah ada di ruangannya, ia terlihat sedang menata dokumen dokumen penting di meja kerjanya.
Mata mereka bertemu, Jisoo juga menatapnya. Tapi dengan segera Jisoo memutuskannya. Untuk memikat wanita agar menyukainya, bukan perkara sulit bagi Jin. Namun wanita yang ingin ia jadikan miliknya adalah wanita yang pernah terluka olehnya. Wanita yang selalu ia dorong untuk menjauh.
**********
Jisoo sudah selesai menatap mejanya. Ia lalu membuka laptopnya dan akan mulai bekerja, Jisoo mendongak dan ia dapat melihat Jin yang juga sedang fokus dengan pekerjaannya.
Karena terlalu fokus memperhatikan atau apa, Jisoo tak menyadari ada yang masuk ke dalam ruangannya. Ketika ia menyudahi menatap Jin, matanya tak sengaja menatap ke ambang pintu.
Jisoo begitu terkejut melihat sesosok manusia yang sedang berdiri dengan senyum menyebalkan, " Kau!! mengapa kau tak mengetuk dulu. Aku kaget bodoh " sungut Jisoo kesal. Siwan terkekeh mendengarnya, ia berjalan masuk lalu menutup pintu ruangan.
Siwan meletakkan secangkir teh di meja Jisoo yang tadi memang ia bawa. " Nona habisnya terlalu fokus melihat yang lain, sampai tak sadar aku membuka pintu " ucap Siwan dengan senyum menggoda. Jisoo malu mendengarnya, ia ketahuan dari tadi menatap Jin.
" Apa itu? " tanya Jisoo mengalihkan pembicaraan.
" Ah itu teh jahe. Karena nona tadi bilang pusing, aku buatkan teh jahe saja " jawab Siwan. Jisoo mengangguk lalu meminum teh yang di bawa oleh Siwan. Sedangkan Siwan ia duduk di meja kerja yang ada di sisi kiri ruangan, meja kerja Jisoo tepat di tengah ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Leave You✓
Fanfic~~END~~ Bodoh?? ya itu adalah kata yang cocok untukku, 1 kata 5 huruf itu seakan sudah cukup untuk mendeskripsikan siapa aku. Namaku Kim Jisoo, aku mencintai seorang laki laki yang sudah memiliki pujaan hati. Pujaan hatinya adalah kakak kandungku s...