Jatuh

1.2K 48 0
                                    

heyyo🤙🏻
Jangan salah lapak yaa!
Cerita ini murni pemikiran author
Follow dulu untuk mendapatkan notifikasi setiap kali author update! 
Jangan lupa Vote dan komen nya yaa!
Salam hangat dari author💗



"Jadi bisa jelasin?"
Tanya Jefran mengacak acak rambutnya frustasi. Bunga mendengus pelan lalu menganggung.

"Kawasan ini punya aku, dan gedung ini juga punya aku. Ini hadiah ulang tahun dari papa waktu umur aku 15 tahun. Jadi sewaktu waktu kalau ada orang yang berniat macam macam sama aku waktu aku lagi jalan di sekitar daerah sini, aku bisa langsung lari dan sembunyi disini. Kembaran aku sengaja aku suruh buat nyewa orang dan nyebarin rumor palsu tentang wilayah ini biar gaada yang datang ke wilayah ini." Jelas bunga panjang lebar.

Jefran mengangguk paham, keluarga calon istrinya ini memang penuh misteri.
Baru saja Jefran hendak bersuara namun digagalkan oleh penuturan bunga.

"Malam ini kita tidur disini dulu ya, besok pagi pagi baru antarin aku pulang"
Bunga berdiri lalu menuntun Jefran untuk masuk kedalam kamar yang tersedia di gedung tersebut.

"Disini sendiri ya jef, aku di lantai atas"
Jefran menangguk, mau menolak pun tak bisa. Bunga tersenyum lalu pergi meninggalkan Jefran yang akan beristirahat di kamar minimalis tersebut.

Saat Bunga membuka pintu kamar lantai atas yang merupakan kamar pribadinya di gedung ini, ia tersenyum karna dapat melihat begitu banyak foto dirinya bersama Celin. Mama kesayangan sekaligus alasan bunga bertahan untuk hidup di dunia yang kejam ini.

"Ma, Bunga kangen."
Lirihnya lalu mengusap air matanya yang tiba tiba saja menetes.

Bunga melangkahkan kakinya memasuki kamar mandi untuk mencuci muka dan menghapus make up nya.

Setelah menyelesaikan urusan nya di kamar mandi bunga berinisiatif untuk melihat lagi sekeliling kamar karna sudah lama ia tidak melihatnya. Namun saat akan melangkah keluar dari kamar mandi bunga malah terpeleset dan berakhir jatuh.

"Ahh pantat montok gue"
Bunga bangkit lalu bertumpu pada pintu kamar mandi, hingga rasa sakit menjalar di perutnya.

"Ahh s-sakitt"
Bunga meremas pelan perutnya yang terasa sakit, semakin lama perutnya malah bertambah sakit sehingga membuat bunga mau tak mau berjalan keluar kamar untuk ke lantai utama menemui Jefran. Entahlah tiba tiba terlintas nama Jefran di pikirannya.

Kaki bunga bergetar menahan sakit dibagian perutnya saat menuruni tangga.
Dengan hati hati bunga menuruni tangga yang terbilang cukup banyak itu hingga ia sampai pada pintu kamar tempat di mana Jefran beristirahat.

"Jef.."
Lirih bunga dengan berpegangan pada gagang pintu kamar tersebut. Bunga berusaha membuka pintu tersebut namun sialnya pintu itu dikunci dari dalam oleh Jefran.

Tak kehabisan akal, bunga menggedor pintu tersebut secara brutal hingga terdengar oleh Jefran yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Buru buru Jefran membuka pintu, bertepatan dengan tubuh bunga yang merosot kelantai.

"Bunga!"
Jefran membawa tubuh mungil bunga ke dekapan nya, ia dapat melihat wajah bunga pucat.

"Jef..tolong.."
Lirih bunga, perlahan air mata bunga mulai menetes karna tak sanggup menahan rasa sakit di perutnya.

"Kamu kenapaa?!"
Jefran kalut, ia tak bisa menyembunyikan wajah khawatir nya pada saat seperti ini apalagi jika sudah dihadapkan dengan keadaan bunga yang jauh dari kata baik.

"P-perut aku sakithh"
Bunga terisak saat Jefran mengangkat tubuh mungilnya dan membawa nya masuk ke dalam kamar, Jefran menurunkan bunga dengan hati hati diatas ranjang kingsize yang terdapat di kamar minimalis tersebut.

"Maaf.. maaf.."
gumam Jefran lalu mulai mengusap perut bunga dengan lembut, perlahan tangisan bunga mulai mereda begitu juga rasa sakit diperutnya berangsur berkurang dengan usapan yang diberikan oleh Jefran. Bunga mengatur nafasnya lalu memejamkan matanya, lelah dengan keadaan.

"Udah mendingan?"
Sebagai jawaban Bunga pun mengangguk dan menarik narik kecil tangan Jefran agar mendekat kearahnya.

"Peluk aku jef.. aku takut"
Ujarnya pelan, Jefran mengangguk kaku lalu mulai mendekatkan dirinya pada bunga dan berakhir bergabung diatas kasur Kingsize tersebut dengan posisi memeluk bunga.

Bunga menyembunyikan wajahnya di dada bidang Jefran, menghirup dalam aroma maskulin seoarang Jefran yang membuat bunga nyaman dan betah berlama lama di tubuh atletis Jefran.
Selang beberapa detik akhirnya terdengar dengkuran halus dari bunga yang membuat Jefran tersenyum.

Namun sedetik kemudian raut wajah Jefran menampilkan kebingungan.
"Apakah..sudah ada?"
Gumamnya seraya mengusap pelan perut rata bunga.

~•~•~•~•~•

"Are u okay?"
Jefran sempat khawatir saat bunga mengeluh perutnya kembali sakit namun tidak sesakit semalam, bunga yang tengah berjalan beriringan dengan Jefran tersebut hanya mampu mengulas senyum tipis dan mengangguk pelan.

"I'm fine, antarin pulang ya? Takutnya kembaran aku pada nyariin"
Jefran mengangguk, ia senang dapat berjalan bersama bunga, tidur bersama bunga hingga berpelukan.

Sampai akhirnya mereka tiba di mobil Jefran, dengan cepat mereka masuk lalu dengan gesit Jefran menyalakan mobil nya dan melaju menuju jalan raya.

Di perjalanan, Jefran mencuri pandang pada bunga yang kembali memegang perut, Jefran dapat melihat wajah bunga yang begitu lemas dan sesekali mendengar bunga meringis walau pelan.

"Kenapa bisa sakit?"
Akhirnya Jefran berani membuka suara setelah sekian lama ia ingin bertanya pada wanitanya ini.

Bunga yang tadinya menunduk langsung mendongakkan kepalanya dan menatap lurus jalanan di depan, hingga bibir mungil itu mulai bercerita.

"Aku jatuh waktu mau keluar kamar mandi, awalnya biasa aja.. tapi gatau kenapa tiba tiba perut aku rasanya mulas banget campur nyeri dan berakhir sakit"
Bunga menghela nafas pelan mengingat kejadian semalam.

"Mau kerumah sakit?"

"Gausa, nanti papa khawatir. Aku gapapa kok, nanti kalau istirahat pasti sembuh"

Jefran sempat ragu, namun bunga itu keras kepala. Pada akhirnya Jefran pun tetap mengantarkan bunga pulang sesuai permintaan wanitanya tersebut.

Dan sampai mereka tiba di depan sebuah rumah mewah, bunga turun begitu juga Jefran. Di depan gerbang bunga tersenyum pada Jefran lalu sedikit menunduk.

"Terimakasih dan maaf sudah merepotkan "

Jefran terkekeh lalu mengacak acak gemas rambut bunga hingga membuat sang empu cemberut.

"Yaudaa sekarang masuk terus istirahat ya, biar perutnya Gak sakit lagi. Nanti kalau ada apa apa langsung telpon aku ya?"

Bunga mengangguk, ia tersenyum lebar hingga matanya menyipit.

"Okeyy jepri!"

Accident in italy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang