________________
Sampai hari ini, Monita masih nggak mengerti mengapa kebanyakan cewek selalu bilang dia itu amat beruntung karena bisa berteman dan dikelilingi banyak cowok.
Katanya sih, punya teman cowok itu pasti menyenangkan, less drama, dia akan selalu di-treat like a queen, dijaga dan dilindungi, lalu mereka menjadi tempat curhat yang paling aman sebab cowok enggak suka gosip.
Cih!
Beserta ini Monita nyatakan semua itu bullshit! Pemikiran super sesat yang pasti berasal dari manusia-manusia sesat!
Percaya nggak percaya, selama kurang lebih lima tahun berada dalam circle pertemanan cowok, Monita mau bilang sekaligus cepu bahwa aslinya cowok-cowok tuh bisa lebih drama, lebih baperan, dan mulutnya lebih jahanam daripada cewek-cewek. Apa yang kaum cewek anggap sebuah 'privasi', kadang menjadi topik biasa dan terbuka oleh para cowok.
Perihal mereka menjaga dan melindungi, ya itu memang sedikit benar, tapi kenyataannya enggak semua cewek yang mereka anggap sohib akan diperlakukan selayak ratu.
Hal positifnya, fakta membuktikan bahwa pertemanan anak cowok kerap kali lebih solid dan bertahan lama ketimbang anak cewek. Kenapa? Bisa jadi karena mereka banyak berpikir pakai logika, bukan pakai hati. Bertindak dengan akal, bukan dengan perasaan. Makanya, biar di antara mereka kadang ada baper, marah, sampai baku hantam pun, ujung-ujungnya bakal temenan dan nongki bareng lagi—sesuatu yang jarang terjadi bahkan mustahil dalam circle pertemanan cewek.
Untuk alasan itulah, walau pengaruh dari Aiden, Biru, Calvin, dan Denil lebih banyak sesatnya daripada baiknya, Monita betah berteman dengan mereka. Malah kalau mau jujur, hanya empat cowok separuh crocodile itu yang menjadi teman akrabnya.
Bila ada yang bertanya mengapa Monita nggak berusaha mencari teman cewek, sebenarnya dia bukan enggak mau, tapi sering kali cewek-cewek yang mendekati dia tuh pasti ada maunya doang. Hanya menganggap dia teman demi mendapat keuntungan sendiri. Monita ogah banget berdekatan dengan manusia parasit seperti itu. Biar rada bego nan bloon, dia bisa kok bedakan mana yang berteman tulus sama mana yang cuma akal bulus.
Kak Dara pernah bilang, mau punya ribuan teman sampai ke pelosok dunia itu enggak salah. Tapi, untuk teman yang benar-benar dekat dan yang bersama dia kita bebas menceritakan apa saja, sebaiknya harus pilih-pilih.
Enggak semua manusia bisa dipercaya. Malah, ada banyak yang sifatnya tertukar sama dajjal.
"MOOON, MONMOON!!"
Gedoran pintu yang keras disertai suara menggelegar dari luar kamar lekas mengambil seluruh atensi Monita.
Hanya sepersekian detik untuk menunggu pintu terbuka lebar, lalu berdiri sosok perempuan berusia awal dua puluhan memakai daster warna merah menyala, yang menatapnya datar serempet galak.
Nah, ini contoh dajjal-nya.
Heheh, nggak deh, canda.
Sosok di depannya ini adalah Kak Sera, si penguasa rumah yang kalau lagi baik persis Nirmala plus Ratu Clarion, tapi kalau lagi jahat melebihi Maleficent dan ibu tirinya Cinderella.
Nggak percaya? Lihat ini.
"Kenapa, Kak?" Monita bertanya, usai semenit lebih mereka adu tatap.
Satu alis Kak Sera terangkat. "Yu ngapain duduk di pinggir jendela gitu?"
"Nggak ngapa-ngapain, cuma lagi jalankan rutinitas aja."
"Rutinitas apaan?"
"Bengong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Defenders ✔️
Fiksi Remaja• PERFECT SERIES • [Completed] [Dapat dibaca terpisah] _____________________________________ de·fend·er /dəˈfendər/ (noun.) a person who defends someone or something from attack, assault, or injury. • • • Tentang Monita yang merasa tidak pernah m...