6. ALGALASI

467 47 1
                                    

•🚴•


Alga membuka pelan pintu kamarnya, pria itu perlahan masuk kedalam kamar bernuansa biru muda

Tidak langsung membersihkan badannya, alga malah memilih duduk di tepi ranjang sembari menaruh tas hitamnya di atas kasur

"Besok gue mau pake seragam apa? Gue kan cuma punya satu" anak itu menunduk sedih, meratapi seragamnya yang sempat di sobek ayahnya tadi

"Gue harus pinjem ke siapa?" Sejenak, pria itu berfikir

"Kevin punya tiga, tapi gue takut minjem dia" gumamnya gelisah

Alga menghela napas pendek, dia melepas alat dengarnya dari telinga. Membuatnya tidak bisa mendengar apapun saat ini, bahkan deruan napasnya saja dia tidak bisa mendengar.

sebenarnya dia tidak mau menggunakan alat itu tapi dia harus bagaimana lagi? hanya alat itu yang bisa membantunya mendengar.

"Kalo besok gue nggak berangkat sekolah papa pasti bakal marah lagi...."

"Alga capek di pukuli papa"

perlahan dia melepas kemeja sobek itu ,kemudian dia berkaca depan cermin menatapi wajahnya yang sudah banyak luka lebam.

Tangan kanannya dia naikkan keatas, alga mengusap darah di bibirnya yang hampir mengering

"Gue kuat juga ternyata" gumamnya pada diri sendiri

Bibir alga terangkat tersenyum kecil "di tampar papa berulang kali tapi nggak pernah nangis" kekehan Pria itu terdengar

Beberapa detik alga diam sebelum akhirnya Alga kembali berjalan menuju ranjang, ia kembali duduk di sisi kasur itu

"Nasip gue besok gimana?"

Beberapa detik, Alga membuang menghela napasnya

"Uang hasil kerja bahkan nggak cukup buat beli seragam" Lirih alga menutup matanya sejenak

"Gue nggak mau mati di tangan papa...." Lirih alga kembali membuka matanya perlahan, membuat bola Mata hitam pekat milik pria itu menemukan objek indah yang bisa dia lihat dari manik matanya

Itu sunset, pria itu sangat suka dengan fenomena alam itu. Bahkan dari kecil dia rela naik sepeda untuk menaiki bukit agar bisa melihat lebih jelas objek indah itu.

Bibirnya mengembang memandang objek indah itu "cantikk......"

Sejenak, dia menjeda ucapannya

"Seperti Zara"

"Seperti Zara"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•🚴•

"Zara pulang dulu ya Tante" pamit Zara sopan, gadis itu akan segera pulang mengingat hari akan gelap.

Rara tersenyum lembut "sering sering datang kesini ya zar"

Zara membalas senyuman Rara, dia mengangguk semangat menanggapi wanita itu

ALGALASI || ASAHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang