Hai-hai terimakasih udah kembali untuk baca cerita ini, i hope you all enjoyed this story. Jan kapok yak untuk ngikutin cerita ini. Aku juga lagi berusaha untuk nulis cerita, agar kalian bisa mengikuti imajinasiku ketika baca cerita ini. Peluk jauh untuk kalian teman baru🤗🤗🤗🤗
"Mas Gem......"
Teriakan tersebut mampu menghentikan seseorang menuju mobilnya. Gema, langsung menoleh mencari sosok yang telah mengejutkannya dengan teriakan melengking tersebut.
"Che, kenapa teriak-teriak to ?" ya, pemilik suara melengking tersebut adalah Chayara. Terlihat dia seperti terburu-buru bahkan ransel yang dia bawa belum tertutup dengan sempurna.
"A huft bis huft Chece huft kira huft-"
"Tarik nafas dulu coba, mas gak paham nanti" potong Gema yang langsung diikuti oleh Chayara.
" hufttt haaaa",
"Abis Chece kira mas Gem udah pulang duluan, terus Chece panik, bangun tidur udah hampir jam 2. Terus chece langsung masukin barang ke ransel, trus cuci muka, trus lari liat mas udah mau berangkat".
"Ya ampun Che, emangnya mas pernah pulang duluan ninggalin kamu ?" melihat Chayara menggelengkan kepala Gema langsung melanjutkan omongannya.
"Lagian mas juga belum nata barang, ini tadi abis ngecek kondisi mobil. Dah sana masuk ke kamar mas mandi dulu, lihat ada lukisan di pipimu trus itu juga barang di ransel tata dulu, tu daleman kamu mau jatuh" lanjut Gema lagi dengan melirik kondisi Chayara dan ranselnya.
"Aaaaa mas Gem....."Chayara langsung berlari masuk kedalam kamar pemuda itu, dengan menutup muka dengan kedua tangannya. Dan masih bisa ia dengar gelak tawa dari abang sepupunya itu.
************
Pulang, kembali ke tempat yang membuat kita nyaman, menghapus segala rasa sesak yang menghimpit dada. Setiap orang memiliki tempat untuk berpulang, tidak hanya tentang rumah dan keluarga. Namun, pulang juga bisa terarah kepada sosok atau tempat yang bisa membuat mu merasakan kelegaan dan kedamaian. Chayara salah satu sosok yang beruntung karena memiliki keluarga yang menjadi tempatnya untuk pulang, tanpa harus mencari dan merasa sendiri.
"Dek, are you ok ?" tanya Gema, ketika tidak mendapati ocehan yang biasa meramaikan perjalanan pulang mereka.
"Opo to mas, gak usah sok inggres deh¹". Ucap Chayara bercanda dengan logat daerah mereka
"Jangan ngalihin pembicaraan Chayara," tegas Gema, sambil menatap Chayara yang ada di sampingnya.
"Mas tau, kamu belum mau pulang minggu ini, Tante udah bilang sama aku. Dan sekarang kamu tiba-tiba ikut pulang, setelah kemarin kamu nggak njawab² pertanyaan mas" lanjut Gema.
"Aku pingin pulang, pingin istirahat, pingin rebahan, aku tu rindu tau mas sama sahabat setia ku my bestie." ucap Chayara yang menyiratkan bahwa dia sedang tidak baik meskipun di selingi candaan.
"Halah bantal, sama selimut aja di bilang sahabat, bestie" jawab Gema dengan nada malas yang kentara, menyikapi ke alay an Chayara.
"Gitu-gitu mereka berjasa tau, bantal yang siap nampung air mataku selimut yang mampu mengelabuhi ketika ada sidak malam"
"Ooooh jadi gitu, aku bakal bilang sama orang rumah lah, kalo cek kamar kamu harus buka selimut juga. Sopo tau hp nya masih nyala di bawah selimut".
"Hey, hp ku tak masukne bawah bantal ya, abis itu aku kerubutan³ pakek selimut"
Dan akhirnya perjalanan pulang hari ini diisi dengan obrolan random mereka. Bukan kah menikmati perjalanan akan membuat kita merasa cepat dan mudah ketika melaluinya, bahkan bisa membuat kita tidak merasakan sakit, capek, dan pegalnya proses perjalanan. Begitu pula dalam menjalankan takdir kehidupan, kita harus tetap menerima dan jalani agar kita sampai kepada takdir-takdir yang lain.
¹"Apa sih Mas tidak usah sok pakai bahasa inggris deh"
²Nggak jawab_"tidak menjawab"
³Kerubutan "menutup seluruh bagian tubuh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Bird (Ketika Angka Dua Tak Sesuai Cerita)
General Fiction"Adek, ambil jurusan ini aja ya." "Adek, nanti kerjanya sama kakak aja ya". "Adek, buka usaha ini aja ya". Seperti halnya anak burung dalam sarang yang hanya perlu diam, dan makanan akan mendatanginya. Tapi apakah semua itu cukup, jika hanya dapat m...