Riri membantu Haidar di Toko rotinya karena jika mulai sore, pengunjung juga mulai ramai. Banyak sekali yang membawa pacarnya membuat Riri sedikit iri dan ingin mencekik Haidar.
"Silahkan Kak." Ucap Riri sambil senyum ramah.
"RI SINI BENTAR!" Teriak Haidar dari arah kasir. Riripun langsung mengangguk menuruti ucapan Haidar.
Riri berdiri dihadapan kasir lalu menaikkan alisnya bertanda bertanya. Haidar seketika menarik lengan Riri lalu memperlihatkan tampilan ponsel-nya.
Jesna Gazbiyya
Dar deliv roti ke Rumah bisa nggak?
Sorry banget tapi Raza tadi cuma beli satu mana kenyang gue kan hahaha.
Seperti biasa Blueberry rocky ya!
Riri menatap Haidar tak mengerti. Ya terus ia harus apa? Jadi tukang delivery menggantikkan Haidar gitu? Oh no! Vespa milik-nya tidak boleh dipakai delivery!
Haidar mendorong jidat Riri. "Nih anak lemot-nya kambuh. Ya lo anterin Riri!"
"Hah kok gue? Nggak mau lah gue masa tampilan sudah cantik tiba-tiba delivery sih. Katanya lagi deket sama itu siapa namanya, Kak Jesna ya? Yaudah lo aja sana, gue jaga Toko."
"Ya Allah..."
"Kenapa anjir?!"
"Katanya mau nyempilin surat di roti yang dibeli Raza? Ya lo sempilin surat diroti itu terus lo anterin! Ayo harus gentle kawan!" Haidar merangkul Riri.
Riri mengangguk pelan. "Lah iya juga ya? Tapi bilang aja lo males delivery makanya nyuruh gue! Tadi aja bilangnya freak! Dasar koala beracun!"
Haidar terkekeh pelan. Tahu saja Riri bahwa ia malas delivery karena takut salting dihadapan Jesna.
"Yaudah nurut aja kenapa." Ucap Haidar.
"Eits! Tapi kan yang bakalan makan roti itu Kak Jesna, ya otomatis surat-nya dibuka Kak Jesna! Nggak! Gue nggak mau!" Riri bersedekap dada.
Haidar mengangguk. Iya juga ya. Ia harus berpikir agar mendapatkan cara! Haidar betulan malas kalau harus delivery!
Haidar ada ide!
Jesna Gazbiyya
Jes, nggak beliin adik lo juga?
Tega banget seorang Kakak makan sendirian doang
Bilang aje pengen ditambahin orderannya bangsul.
Iya iya pengen earthquake cheese satu.
Mata Haidar berbinar. Haidar segera menarik lengan Riri lalu memperlihatkan layar ponsel-nya lagi ke Riri. Riripun langsung mengacungkan telapak tangannya kepada Haidar untuk ber-tos.
"Gila lo pinter banget gila gue nggak nyangka gila!" Ucap Riri heboh.
Haidar melipat tangannya didepan dada. "Ya dong."
"Oke mana roti-nya?"
*****
Riri beberapa kali memencet bel disamping pagar Rumah. Riri berdecak kesal, Rumah Raza lumayan besar dan pagarnya menjulang tinggi, jadi Riri tidak bisa memanjat masuk kedalam.