"Tante tuh ya, Ra, seneng bangeeeeettt waktu si Malvin kesini ngasih kabar kalau dia mau nikahin anak Tante." Ana mengelus rambut Kayana dengan senyum melebar.
"Ya mau nggak mau Tante iya-in. Orang udah ketinggalan jauh juga. Terus hari sabtu kemarin itu dia dateng kesini sama orangtuanya, lamar anak Tante. Waktu itu Papa Kayana nggak Tante kasih tau, jadi kaget deh dianya, tau-tau anak gadisnya dilamar orang."
"Untung aja diterima ya Kay, itu si Malvin, kalo ngga nanti kamu nikahnya kapan? Ahahaha..." Ana tertawa sambil memukul punggung Kayana.
Ara juga ikut tertawa. Entah kenapa kalau Ana yang bercerita rasanya ia sedang menonton acara rumpi.
"Terus nikahnya kapan Tan?" tanya Ara penasaran.
"Lho?" Ana menatap Ara dan Kayana bergantian. "Kamu belum dikasih tau sama Kayana, Ra?"
Ara menatap Kayana dengan tajam, "belum Tante. Kayana main rahasia-rahasiaan kalo sama Ara."
Lagi-lagi Kayana mendapat pukulan di punggungnya, "kamu ini Kay! Temen sendiri nggak dikasih tau. Harusnya kamu pamerin dong kalo kamu mau merried."
"Tanggal 28 bulan ini Ra." ceplos Ana dengan senyum tak luntur.
"Malvin yang ngide mau kasih kejutan Ra. Jangan salahin gue dong!"
Ara hanya menggeleng, "Jane? Belum lo kasih tau juga?"
Kayana menggeleng.
"Kamu ini gimana sih Kay? Berita bahagia itu jangan di pendem dong! Malvin kamu turutin, nggak bener orang itu." tutur Ana kesal.
Ara sebenarnya bingung, orang nggak bener yang Ana maksud itu kan calon menantunya.
"Yaudah sekarang kamu kabarin ke Jane kalo kamu mau nikah. Cepet! Mama buatin Ara minum dulu." Ana beranjak menuju dapur.
Ara dan Kayana saling bertatapan, Jane sedang di Korea, bagaimana cara memberitahunya?
"VC aja lah!" usul Kayana yang di iya-kan Ara.
"Jane!" teriak mereka kompak saat wajah Jane muncul di kamera.
"Kenapa??" tanya wanita itu. Dilihat dari layar, Jane sedang berada di sebuah kamar hotel. Berbaring dengan wajah pucat.
"Lo kenapa? Kok lemes gitu?" tanya Ara khawatir.
"Nggak enak badan gue Ra."
"Jiakh! Kasian banget liburan malah loyo." gurau Kayana.
Tak lama, wajah Arthur nampak di frame sedang mencium Jane dan membisikkan sesuatu.
"Hello! Kamera masih nyala bapak, ibuk." tegur Kayana.
"Istri gue sakit. Kalian jangan ganggu." peringat Arthur pada keduanya.
"Iye Thur iye. Paham gua mah. Btw Pak Dokter, Istrinya sakit apa?" tanya Kayana penasaran.
"Biasa, morning sicknes."
Ara dan Kayana berkedip, memikirkan sesuatu.
"Morning sicknes bukannya buat ibu hamil ya Ra?"
"Bener sih. Tapi-"
"LO HAMIL????" Teriak Ara dan Kayana serempak. Wajah mereka memenuhi layar.
"APA? JANE HAMIL?" Tak lama teriakan Ana menggema. Wanita itu menaruh minuman yang ia bawa kemeja kemudian ia merebut ponsel yang Kayana pegang.
"Jane, kamu hamil? Serius?" tanya Ana heboh.
Terdengar tawa lemah Jane. "Iya Tante. Doain ya, baru sebulan."
KAMU SEDANG MEMBACA
D AND A [END]
RomansaKisah sebuah pasangan kekasih yang memutuskan untuk menikah dan membina rumah tangga mereka. Sikap sang lelaki yang bossy dan si perempuan yang penurut. Sangat cocok bukan? *** "Koper aku dimana?" "Disana." Davin menyingkir rambut Ara yang masih ba...