31

85 7 0
                                    

"ARAA SAYANGGG!!"

Semua yang berada di kantin pun langsung reflek menoleh ke sumber suara untuk melihat siapa yang berteriak dan seketika kantin menjadi ramai.

"Kak Ara udah punya pacar?"

"Lah? Si Ara punya pacar ora bilang-bilang ke kita." -Nopal

"Bjir, cakep juga pacarnya." -Rion

"Buseth, pacarnya baby face."

"Pasti mereka kalo pacaran kebalik, si Ara yang jadi cowoknya, dia yang jadi ceweknya."

"Bhahaha iya bener, sangaran ceweknya."

Calvin langsung menghampiri Aurora sebelum laki-laki yang memanggil Aurora sayang mendekatinya. Ia langsung merangkul pundak Aurora.

"Astaga, ngapain lu?" Tanya Aurora pada Calvin.

"What's mine is what's mine, can't be owned by someone else." Jawab Calvin dingin.

[Punya gua yang punya gua, gak boleh dimiliki orang lain.]

"Gak ngerti gue. Lepasin gak?" Calvin menggeleng kuat.

"Punya pacar kamu sekarang?"

"Kak Harry ngapain ke sini?" Tanya balik Aurora. Harry tidak sempat menjawab.

"Lu siapa?" Cowok yang memanggil Aurora sayang itu bertanya pada Calvin.

"Gua Apin, pacarnya Reese. Lu siapa?"

"Wat? Pacarnya dia?" Cowok tersebut melirik Aurora lalu tersenyum.

"Gua Reza, pacarnya Ara juga."

Fakhri hanya diam saja karena ia tahu siapa cowok tersebut, itu Reza, adiknya Aurora. Saat kelas sepuluh Fakhri pernah sekali datang ke rumah Aurora, ia mengantarkan Aurora pulang dan melihat adiknya.

Calvin menatap tajam Aurora. "Serem lu," ujar Aurora.

Aurora berucap sedikit teriak agar yang lain mendengarnya. "Lu ngapain ngajak adek gue masuk ke sini kak Harry?"

"Oalah, gua kira pacarmya."

"Pantesan agak-agak mirip, adeknya ternyata."

"Gak dapet kakaknya adeknya juga boleh dah."

Plak!

"Sadar gender anjeng."

"Bercanda doang et dah, hidup lu jamgan lurus mulu apa kek jalan tol."

"Tapi kok dia bisa masuk ke sekolah ya? Mana pake baju bebas."

"Lu gak liat di sebelahnya dia siapa?"

"Siapa?"

"Itu bang Harry, ketua osis tahun lalu. Semua staff di sekolah ini kenal sama dia karena orangnya ramah, suka membantu, dan tidak sombong. Emang cocok jadi jodoh—"

Plak! Plak!

"Anjer, otak gua di tepak lagi."

"Lagian lu gak sadar-sadar."

"Maksud gua tuh jodoh cewek, gua belom selesai ngomong."

"Oh."

"Oh oh, otak gua miring ganti rugi pake otak lu ya."

"Najis."

"Tahi."

"Tadi gua ngeliat dia di depan gerbang terus gua tanya mau ketemu siapa, dia bilang mau ketemu pacarnya katanya penting yaudah gua ajak masuk, gua gak tau kalo dia adek kamu." Jelas Harry.

𝐎𝐥𝐝𝐞𝐫 𝐌𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang