(ミචᆽචミ) you..

1.3K 133 9
                                    

“Astaga, Asahi. Aku nggak habis fikir” Sungchan mengambil nafas sejenak kemudian membuang nya.

“Disaat seperti ini, kamu malah dengan santai nya mengajakku jogging?!” Sungchan menatap tak percaya pada teman nya ini.

Semalam tepat saat Jaemin menelefon nya dan memberitahukan kalau Shotaro berada di kediaman nya, ia langsung memesan tiket ke Korea, dan entah kenapa pemuda asal Jepang ini mengikuti nya hingga sampai di Korea, Sungchan baru menyadari saat ia berada di bandara. Tak habis fikir, Sungchan awalnya akan langsung pergi ke kediaman Jaemin namun Jaemin melarangnya dan mengatakan bahwa Shotaro sedang tidur, mau tak mau Sungchan meng iya kan. Lagipula orang bodoh mana yang akan bertamu pada jam 02.00 seperti ini?!

Sungchan memilih untuk kembali ke rumah nya sedangkan Asahi membeli apartemen di dekat perumahan Sungchan, dan pagi ini. Tepatnya ketika Sungchan sedang bersiap-siap pergi ke kediaman Jaemin, Asahi datang ke rumahnya dengan memakai setelan kaos dan celana pendek yang simple, sepatu jordan berwarna putih abu-abu, jam tangan rolex dan sebuah tas selempang yang berisi beberapa botol minuman, handphone, dan dompet. Tujuannya hanya untuk. Mengajak Sungchan Jogging!!!!!

Sungchan mengusap wajah nya frustasi

“Kenapa emang? Kalau kau tak mau ya sudah, setidaknya akan ku antar kau ke rumah kakak ipar mu itu dengan jalan santai, itu akan sehat” jeda “Lagipula aku ingin lari lari disekitar sini! Sudah lama aku tak ke korea” sahut Asahi menggembungkan kedua pipi nya.

Sungchan menghela nafas lihat tingkah temannya, ia berakhir mengangguk dan pergi bersama Asahi ke rumah Jaemin, dengan berjalan kaki! Tandai. BERJALAN KAKI!!

Sedangkan jarak antara rumah nya dengan apartemen kakaknya itu lumayan jauh, sekitar 5 atau 6 kilometer. Tuhan, kuatkanlah Sungchan!

25 menit berjalan, ah tidak berlari kecil maksudnya, iya. Memang Asahi yang bilang jika mereka akan berjalan, nyatanya, Asahi malah berlari kecil meninggalkan Sungchan di belakang. Hingga Sungchan kewalahan mengejarnya, padahal Asahi hanya berlari kecil sembari menikmati pemandangan di samping nya.

Asahi masih terus berlari, melewati sebuah taman yang lumayan sepi, pohon pohon nya sangat rindang, udara nya juga sejuk. Ia tersenyum, sudah lama dia tak merasakan hawa hawa seperti ini.

Asahi menengok ke belakang, dimana ia melihat Sungchan yang tengah berlari terengah-engah kearah dirinya, ia berdecih sebentar, lalu merasa kasihan pada tiang di belakang nya, karena ia masih mempunyai hati nurani, Asahi berhenti dan menepi. Duduk di sebuah bangku panjang di pinggir jalan.

Ia duduk membuka tas nya dan mengambil sebotol mineral, meminumnya sembari menunggu Sungchan menyusul. Tak lama, tiang itu datang dan ambruk di samping Asahi, namun ia masih punya tenaga untuk sekedar menjitak dahi mulus pemuda kelahiran Jepang di samping nya, membuat Asahi meringis.

“Kau punya dendam padaku ya?!” teriak Sungchan

“Iya! Memang nya kenapa jika aku punya?!” jawab Asahi tak kalah teriak

“Arghh sial!!” raung Sungchan, kemudian dia dengan tak malu merebut botol minuman di tangan Asahi dan meminum nya sampai tandas.

Asahi yang melihat itu melotot “Apa yang kau lakukan?!” ia merebut kembali botol minumannya, dan meratapi botol itu yang sudah kosong.

“Menghabiskan minuman mu! Itu adalah karma yang kau dapat karena sudah membuatku kelelahan!” ucap Sungchan

Asahi mendengarnya mulai cemberut, tidak. Pura-pura, nyatanya di dalam tas ia masih menyimpan dua botol minuman.

“Ck, kau jahat!” celetuk Asahi kemudian meremas botol itu sampai tak berbentuk, melemparkannya ke kepala Sungchan dan botol itu memantul memasuki tong sampah yang tak sengaja berada di samping bangku mereka.

Sungchan tak memperdulikan nya, ia bangkit dan memberi kan jari tengah serta menjulurkan lidah pada teman di samping nya sebelum ia berlari pergi meninggalkan Asahi.

“Apa apaan” Asahi segera menyusul Sungchan tanpa memperdulikan tas yang masih berada di bangku, hingga sampai ia berlari sekitar 20 meter. Ia baru menyadari kehadiran tas nya yang menghilang.

Ia merutuki diri nya sendiri dan terpaksa berputar balik,

“Ck sudahla, lagian untuk apa juga menyusul nya?! Aku akan jadi nyamuk disana, lebih baik aku duduk di bangku tadi sejenak dan berkeliling kompleks” batin Asahi

Ia melambatkan laju kaki nya saat melihat siluet seseorang yang tengah duduk di samping tas nya memegang sebuah pensil dan buku sketsa di tangannya.

Memilih menghiraukan, Asahi terus berjalan dan duduk dimana tas nya berada, ia mengambil satu botol minuman nya lagi dan meminum nya sedikit, kemudian ia meluangkan waktu untuk mengecek handphone yang berada di tas nya.

Setelah nya, Asahi menyenderkan tubuh nya, melirik seorang pria di samping  nya melewati ekor mata nya, pria itu lebih tinggi dari nya. Potongan rambut serta pahatan pahatan wajah nya itu benar-benar membuatnya tampak sangat tampan, kemudian pandangannya beralih pada sesuatu yang tengah di gambar orang itu, Asahi mengintip nya sejenak. Ia ternganga saat melihat gambar orang itu.

Bagaimana seorang pria berbadan agak besar memiliki selera seni yang tinggi, Asahi jadi iri dengan lelaki di samping nya, dengan berani Asahi melontarkan sebuah pujian.

“Gambarmu, sangat bagus. Pak” puji nya menatap orang itu, namun setelah beberapa detik, orang itu tak bergeming.

Asahi mengernyitkan dahi, apakah orang ini tidak menanggapinya karena ia memanggil nya pak? Atau karena bahasa Korea nya buruk? Dipikir lagi, Asahi itu sudah khatam bahasa Korea,bahkan Sungchan bilang bahasa koreanya sangat bagus, setelah beberapa menit. Asahi kembali melintarkan pujian nya

“Gambar mu itu. Sangat bagus” puji nya sekali lagi, nun lagi lagi pria itu tak menghiraukan nya

Asahi menukik alis, agak kesal juga di abaikan seseorang. Asahi pundung ketika pria itu masih tak menjawab setelah ia biarkan beberapa menit berlalu

Dengan raut kesal Asahi beranjak dari duduknya, misuh-misuh sembari memandnagi orang itu yang rupa rupanya juga mmemandnag heran Asahi. dan memasukkan botol mineral pada tas nya. Ia kemudian memutuskan berlari mengitari taman ini sejenak melupakan tas nya yang masih ia tinggalkan di kursi

“Cih, pria jaman sekarang memang seperti itu! Selalu menganggap semua pria itu sama, ck”

“Eh, tapi aku kan juga pria?”

“Ahh sudah lah, eh. Tas ku?!!! ” Asahi langsung putar balik hendak mengambil tas nya.

Saat ia kembali, ia sudah tak merasakan keberadaan pria yang tadi duduk di samping nya, dengan raut khawatir. Asahi berlari kencang, memastikan apakah tas nya di rampok atau tidak.

Dan, syukurlah ia saat lihat tas nya masih tergeletak di bangku itu, namun ia mengernyitkan saat lihat sebuah kertas dengan gambar yang tak begitu asing di bawah tas nya

Bukankah, itu gambar yang tadi di gambar oleh pria di samping nya?

Dengan segera Asahi mengambil kertas itu lalu duduk di samping tas nya,

Ia mengamati gambar tersebut sampai melihat sebuah kalimat di sisi kanan gambar, ia tercengang.

‘Saya sangat menyesal, maaf karena mengabaikan mu tadi. Saya tuli.’

.

.

.

Tbc

My Sugar Daddy | SungTaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang