7

10 0 0
                                    

Setelah mendapatkan pesan dari Ardan, Alycia segera bergegas mencari keberadaan lelaki yang Alycia pun belum pernah tau seperti apa parasnya. Meskipun temannya adalah mantan kekasih teman Ardan tapi jarang sekali Alycia berpapasan atau bahkan bertemu dengan Ardan.

"Cia.." Panggil seorang dari arah belakang.

Tutur kata yang tidak pernah berubah, selalu lembut dan tatapan mata yang hangat ia itu Jean Prakasa Adijaya mantan kekasihnya. Sudah hampir 2 tahun Alycia berhubungan dengan Jean namun hubungan mereka harus kandas begitu saja karena Alycia memutuskannya secara sepihak.

"Iya?" lirihnya.

"Kamu lagi ada masalah?" tanyanya lembut

Alycia menggeleng "Aku lagi ada urusan aja"

"Ka--" belum sempat Jean berbicara Alycia sudah memotong perkataan Jean.

"Aku duluan ya Jean"

Alycia bergegas meninggalkan Jean, ia tidak mau jika pada akhirnya hatinya kembali terjebak pada semua apa yang ia telah usahakan.

"Maaf Jean" Ujarnya pelan.

"WEYY DI TOLAK LAGI YA LO?" Teriak Haikal, teman dekat Jean.

"Kasian banget bhahaha" gelak tawa Chandra terdengar renyah di telinga Jean.

"Lagian udah si Je lo muvon jangan ngejar orang yang gak mau di kejar" ketus Novan, memang Novan tidak suka atas hubungan Jean dan Alycia. Alasannya? Alycia terasa semena-mena atas perasaan orang lain.

"Ga bisa Nov, gue udah sayang sama Cia. Dia pusat semesta gue" Jean menatap Novan serius dan pergi begitu saja.

Sedangkan di tempat lain Ardan sedang berbaring di bawah pohon rindang tepat berada di belakang gedung sekolah yang sepi.

"Nikmatnya dunia" Ucapnya senang.

"Hacuh" terdengar suara seorang perempuan, tapi Ardan tidak menghiraukannya sama sekali.

Prak

Alycia mengambil buku yang menjadi sandaran Ardan begitu saja, membuat kepalanya terbentur pada kursih yang menjadi alas tidurnya.

"Anjing!" Desisnya kesal tanpa melihat siapa yang datang.

"Bangun" titah Alycia

"Lo ngga ada otak ya? sembarangan jadi orang kalo gue geger otak gimana?" omelnya.

"Kan gue udah bilang gue bakal nemuin lo!"

"Anak dukun"

"Sembarangan, anak yatim iya!"

Ardan yang mendengar sedikit tercenga mendengar perkataan Alycia "Oh gue gatau, sorry sorry"

"Cepet ke ruangan Pak Bagus" titah Alycia.

"Gamau males gue"

"ARDAN!" Peringat Alycia, tangannya sudah ingin sekali mendarat di pundak lelaki yang ada di depannya ini, sangat menyebalkan!

"Lagian kenapa si, hobi banget nyari gue?"

"Mana saya tau"

"Gue heran deh sama lo, gue gue saya saya jangan combo kaya gini gue saya"

"Terserah sayalah komen aja"

"Lagian kalo ada masalah itu di hadepin bukannya malah lari kaya gini" Lanjutnya.

Ardan melirik gadis di depannya ini, ada benarnya apa yang dia bilang apalagi selama ini dirinya selalu saja lari pada hal yang menimpanya dan Ardan selalu pura-pura untuk lupa akan hal itu.

"Ehh mau kemana" Heran Alycia melihat Ardan beranjak begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ehh mau kemana" Heran Alycia melihat Ardan beranjak begitu saja.

"Kamar mandi, napa mau ikut lo?"

"Dih gak!"

Tanpa menjawab ucapan Alycia Ardan pergi begitu saja dengan helaan nafas gusar, rasanya sekarang Ardan benar-benar ingin menghilang di telan bumi.

"JANGAN LUPA PAK BAGUS!" Teriak Alycia sebelum punggung Ardan benar-benar hilang dari pandangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Puzzle pieces - AuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang