24. Salah Paham

676 27 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Jangan Lupa Jadikan Al-Qur'an Sebagai Bacaan Utama💚
____________________________________________





















Hargai Karya Author Dengan Cara
👇

*Vote

*Tandai Typo

*Dan Komen Yang Membangun

*Dipersilahkan Juga Bagi Kalian Yang Mau Share Quote Atau Adegan Apapun Dari Cerita Ini Jangan Lupa Tag Instagram Wattpadnya @bynursakinah dan Judul Ceritanya dengan hastag #sebuahusahamencintai
Author tunggu ya!💕

*Jika Berkenang Boleh Nih Follow Akun Wattpad Dan Akun Instagram Author Juga
@nrskynah_

Terimakasih♡
Selamat Membaca!















































“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa.”

(Q.S. Al Hujurat: 12)

Sebuah Usaha Mencintai

Karya
bynursakinah

🌹🌹🌹

"Baiklah mungkin kerjasama kita akan di lanjutkan minggu depan," ujar Gibran sambil tersenyum sopan.

"Baik Pak Gibran, terimakasih. Nanti saya akan kabari lagi mengenai kerjasama kita minggu depan, kalau begitu saya permisi Pak Gibran, Pak Raka. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam Pak," balas Gibran dan Raka bersamaan.

Klien Gibran pun beranjak meninggalkan meja mereka. Terdengar helaan nafas panjang dari Raka membuat Gibran menyerngit bingung.

"Kenapa lo?"

Raka menatap tajam kearah Gibran. "Pakai nanya lagi! Seharusnya bukan gue yang disini tapi si Adit tuh!"

Mendengar itu Gibran dibuat mengendus. "Yaelah ... Cuma gitu aja? Lo 'kan tau istrinya si Adit sakit, ya di izinin lah hari ini, masa gue tega biarin si Adit kerja lembur sedangkan istrinya sakit dirumah! Gue nggak setega itu," jawabnya, membuat Raka menghela nafas lagi. "Yaudah deh gue traktir lo, pesan apapun yang lo mau sebagai tanda terimakasih gue!"

Mata Raka langsung berbinar. "Nah ... Gitu dong!"

Gibran berdecak melihat tingkah sepupunya yang dari dulu tidak pernah berubah dan hal itu kadang membuatnya kesal sendiri.

Beberapa waitress datang membawa pesanan Raka yang hampir dibilang cukup dimakan untuk empat orang, lagi-lagi Gibran hanya dibuat geleng-geleng kepala melihat itu. Ia kemudian menatap arloji dipergelangan tangannya menunjukkan pukul 17.55 Wita

"Ka, nanti kalau lo udah selesai makan, kita mampir kemesjid dulu buat shalat baru pulang." Raka mengacungkan jempol tanda 'oke'

Gibran mengendus geli melihat cara makan Raka yang tidak berubah sedari dulu, begitu rakus bahkan Raka sudah menghabiskan dua porsi makanan sekaligus.

Sebuah Usaha MencintaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang