Lima bulan setelah ulang tahun Ran yang ke 14, di bulan Oktober tepatnya tanggal 20 Oktober. Adiknya lahir.
Awalnya Ran sedikit tidak terima karena sudah nyaman menjadi anak tunggal. Selain karena sudah nyaman, perbedaan umur mereka juga jauh. 14 tahun.
Tapi sedikit demi sedikit ia mulai luluh dan nempel dengan adiknya, Haitani Rindou.
Kalau Ran sih lebih suka manggil Nyinyo. Lucu, katanya.
Dan sekarang tanpa disadari, Haitani Rindou sudah berumur 5 tahun. Yang sudah masuk TK.
Sudah menjadi rutinitas Ran untuk mengantar jemput Rindou, walaupun rumah mereka hanya berjarak 10 menit jalan kaki. Ran lebih suka menjemput Rindou menggunakan kendaraan untuk jalan-jalan sebentar.
Ran juga mempunyai seorang pacar yang sangat akrab dengan adiknya, tak jarang Rindou ikut mereka berdua jalan sampai disangka anak mereka. Ran juga sering mengajak pacarnya untuk menjemput Rindou.
Seperti sekarang. Mereka berdua di mobil, baru saja sampai di TK tempat Rindou bersekolah.
Ran menatap pacarnya, lalu bertanya.
" Kamu atau aku yang turun? "
Yang ditanya hanya menjawab sambil mengamati TK, mencari keberadaan Rindou.
" Kamu aja, aku tunggu di mobil "
Ran hanya membalas dengan ok lalu keluar dari mobil, mencari Rindou di taman.
Karena biasanya adiknya itu sedang bermain dengan Manjiro dan Haruchiyo, adiknya Shinichiro dan Takeomi. Sahabatnya Ran.
Ran mengangkat tangannya untuk memanggil Rindou.
" Nyinyo! "
Rindou yang mendengar suara kakaknya menoleh, lalu tersenyum lebar sambil berlari kearah Ran.
" Abangg! "
Ran yang melihat itu hanya memperingati awas jatuh. Kemudian ikut menemani Manjiro dan Haruchiyo menunggu jemputan.
Lalu tidak lama muncul Takeomi bersama adik bungsunya, Senju.
Ran menyapa, lalu memulai obrolan dengan sahabatnya itu.
" Oit, nempel mulu adek lo " ucapnya yang dibalas gelak tawa dari Takeomi.
" Gamau lepas dia, pengen liat chiyo " balas Takeomi sambil menoleh untuk melihat kearah adik lelakinya. Lalu memanggilnya untuk segera pulang.
Ran hanya tersenyum melihat betapa repotnya Takeomi mengurus dua adiknya itu, ia sedikit bersyukur karena hanya diberi satu adik.
" Pamitan dulu ke bang Ran "
Haruchiyo berjalan mendekat kearah Ran untuk berpamitan. Ketika sudah dekat jaraknya, Ran kaget.
" Anjir, ini mulut adek lo kenapa? " Kagetnya.
Takeomi hanya melirik, lalu menjawab.
" Tadi katanya jatuh di perosotan " jawabnya.
" Udah ke klinik? "
" Udah sama gurunya tadi, ya lo tau aja wataknya Chiyo. Masih pengen main di sekolah "
Ran yang mendengar itu tersenyum lebar, lalu menggendong Chiyo.
" Wesss, ini nih baru jagoan. Mantep bener mentalnya "
Rindou yang melihat itu marah, cemburu.
Lalu tak lama Takeomi sudah pulang membawa Haruchiyo.
Manjiro juga baru saja sudah dijemput sama Shinichiro.
Sekarang tinggal Ran dan Rindou. Ran hanya menatap Rindou yang sedang main ayunan sambil cemberut. Biasanya adiknya itu langsung semangat mengajak jalan-jalan sambil meminta gendong. Sekarang ia kenapa?
" Nyinyo? "
Di panggil juga tidak menyahut.
Ran hanya menggaruk tengkuknya, bingung. Lalu mencoba menawarkan gendongan yang di iyakan sama adiknya walaupun dengan ogah-ogahan.
" Nyinyo kenapa? "
Rindou menghindari wajah Ran, lalu menjawab dengan wajah yang masih cemberut.
" Abang tadi gendong Chiyo " jawab Rindou.
Ran yang mendengar jawaban adiknya terdiam sejenak lalu tersenyum gemas.
" Cemburu, nih? "
Rindou hanya diam dengan bibir yang mengerucut mendengar Ran tertawa.
" Aduh gemesnya adek abangg "
Ran berusahakan untuk menghentikan tawanya. Lalu membujuk adiknya untuk berhenti merajuk.
" Maafin abang ya, nanti abang ajak jalan-jalan deh. Mau? "
Rindou yang mendengar itu langsung cerah, sudah hilang merajuknya. Lalu mengeratkan pegangan nya dibahu Ran, lalu bersandar.
Mungkin karena lelah bermain, Rindou tanpa sadar ketiduran.
" Lho? Kok tidur? Katanya mau jalan-jalan.. " gumam Ran.
Ran sudah sampai di parkiran dan mau membuka pintu mobil yang disambut dengan pertanyaan pacar tercintanya.
" Kok lama banget? "
Ran membuat gestur menyuruh pacarnya untuk memelankan volume suaranya sambil menunjuk Rindou.
Pacarnya mengangguk-angguk, lalu membuat pertanyaan dengan gestur mulutnya tanpa mengeluarkan suara.
Tidur?
Ran juga mengikuti, menjawab pertanyaan dengan gestur mulut tanpa suara.
Iya.
Lalu menyerahkan Rindou kepada pacarnya secara pelan dan lembut agar tidak membangunkannya.
Langsung saja dengan cepat perempuan itu meraih benda pipih untuk memfoto adik pacarnya itu. Lucu bangett pikirnya.
Ia memperlihatkan hasil fotonya kepada Ran.
" Lihat deh, lucu kan? "
Ran tersenyum gemas.
" Lucu banget, kaya yang nge-foto "
Blush
" Paan si, cringe "
Ran terkekeh gemas.
" Nanti kirim ya "
Perempuan yang diminta Ran itu hanya mengangguk. Lalu setelah itu Ran berjalan masuk ke mobil, mulai menyetir dan berjalan-jalan seperti biasa.
Disela-sela perjalanan, Ran merasa tangan lembut pacarnya membelai rambut light lilac nya. " Rambut kamu itu ngga kepanjangan? " Tanya pacarnya.
Ran meraih tangan itu dan mengusap-usap kan ke pipinya seperti anak anjing minta dibelai.
" Nanti, sekalian sama nyinyo "
" Nyinyo mau potong juga? "
" Ngga tau, kemarin dia minta ke salon, mau ganti warna kaya aku "
" Astaga "
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐑𝐎 || 𝐇𝐚𝐢𝐭𝐚𝐧𝐢 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫
Random13 tahun Ran menjadi anak tunggal, di umur 14 tahun kini ia menjadi anak sulung karena kehadiran adiknya. Dan sekarang dicerita ini adalah tahun kelima seorang Ran mempunyai adik. Bagaimana kisahnya? You as Ran girlfriend.