Sudah hampir dua puluh menit dan sarapan mereka belum juga usai. Padahal seluruh makanan di piring masing-masing sudah tidak tersisa. Senja menatap temannya satu persatu yang masih asik mengobrol, benar-benar pagi yang aneh.
"Ini mau sampe kapan? Udah jam tujuh kurang seperempat."
Semua mata tertuju padanya, Senja terlalu kaget untuk bereaksi. Dia merasa kikuk dengan atmosfer aneh diantara mereka.
Ada yang aneh.
"Kalian berangkat sekolah sana. Hari ini kita siang ke kampusnya, cuma mau liat jadwal." Pada akhirnya titah Afkar membuat Senja lega.
Senja mengangguk, dengan segera menyambar tasnya di lantai dan kunci motornya di samping piring. "Makasih sarapannya, nitip cuci piring hehe." Ucapnya sebelum Pras menariknya keluar. Davin mengikuti dari belakang.
"Nanti malem mau main ngga?"
Davin melirik Senja, menunggu reaksi si termuda yang masih terlihat berpikir. Hingga apa yang Senja katakan berikutnya membuat Davin sedikit kecewa sekaligus menguatkan dugaannya.
"Ngga deh, gue pengen di rumah. Kalian jangan ke rumah, lagi pengen sendirian."
Pras menyenggol Davin yang ketara sekali sebalnya, dia beralih maju dan merangkul Senja saat lift terbuka. "Oke. Panggil kita kalo lo butuh sesuatu."
"Sip."
Selama perjalanan, Senja merasa mood Davin turun drastis dari saat mereka di apartemen. Bahkan saat sampai, anak itu hanya menitipkan tas padanya dan pergi entah kemana hingga jam pelajaran pertama usai.
"Si Davin beneran bolos?"
Senja mengangguk menanggapi Remmi, dia tidak bisa menghubungi Davin karena ponselnya yang ditinggal di dalam tas. Senja mendengus sebal, melihat jam di tangan kirinya.
"Gue mau nyari Davin, tar ijinin bilang aja lagi ke toilet ya."
Tanpa menunggu persetujuan Cherry dan Remmi, Senja sudah lebih dulu berlari keluar kelas. Tujuannya sekarang adalah rooftop. Dia tidak yakin sih, tapi berharap bisa menemukan Davin di sana.
Langkah Senja terhenti tepat di depan ruang loker, seseorang berdiri tepat di depan loker miliknya. Senja baru akan menghampiri tapi tertahan Davin yang memanggilnya dari ujung koridor. Senja merubah arah dan berlari menghampiri Davin.
"Lo kemana aja?"
"Hehe, tadi abis beli susu terus di ajak pras ke warung belakang."
"Boong banget Pras bilang mau berubah. Lagian lo ngapa ikutan geblek."
Davin merangkulnya, tersenyum tanpa dosa. "Bawel deh nja, sekali-kali gue bolos. Pening sekolah mulu."
"Bodo, ngomong sama tembok."
Davin tertawa, mengusak rambut Senja gemas. Mereka berjalan beriringan menuju kelas. Senja berhenti di depan ruang loker, sudah tidak ada siapapun di sana. Ia memeriksa sekitar koridor dan nihil tidak ada siswi yang berkeliaran juga.
"Nyari apa?"
"Ngga, ayo balik kelas."
Davin menyipit, meski masih penasaran dia memilih diam dan berjalan anteng kembali ke kelas.
Sebenarnya, tadi pagi Davin hanya ingin kabur dari Senja. Dia tidak bisa menahan kesalnya karna Senja berbohong. Dari pada marah tidak jelas, Davin memilih bolos bersama Pras.
"Oh, hi Duma."
Keduanya berhenti di depan kelas 12 IPA 7, Duma tengah duduk di depan dengan memangku gitar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crepuscule [JJK] ✔
FanfictionCrepuscule (n.) the time from when the sun begins to set to the onset of total darkness. Mama bilang, Senja dilahirkan sesaat setelah matahari terbenam, menyisakan cahaya merah yang kemudian hilang diantara kegelapan. Mama bilang, Senja adalah milik...