预测未来的最好方法,就是创造未来.
"Cara yang terbaik untuk meramal masa depan adalah menciptakan masa depan."
Aku terkepung.
Gyeoul tahu cara mengacaukanku. Dia mengumpulkan pasukannya untuk mengepungku lalu memerintahkan mereka untuk meneriakkan pikiran mereka, memikirkan banyak hal, agar aku kewalahan dalam melawan mereka. Agar aku kesulitan menemukan Kaze.
Hari hampir senja. Jika Kaze berhasil, dia pasti sudah berada di Xiang. Aku harus segera pergi dari sini dan menemukannya. Tapi aku tidak dapat menangkap isi pikirannya dengan banyaknya pikiran orang-orang di sekelilingku.
"Menyerah lah, Naga Air." Ucapnya dalam logat khas suku Han. Aku jadi teringat pada cara bicara Yeon-Hwa. Tapi Suara Gyeoul lebih berat dan lebih kasar karena dia seorang perokok.
"Kau ingin menangkap Naga Air di wilayah kekuasaannya sendiri? Di Desa Air? Tidakkah ambisimu terlalu berlebihan, Torakka?"
Gyeoul tertawa. "Kau tidak akan berani melawan. Aku sudah mengenalmu sejak kecil. Jadi lebih baik berhenti bermain kejar-kejaran dengan kami dan ikut kami ke Istana. Dengan begitu, takkan ada yang terluka."
Dia benar. Aku bisa saja menenggelamkan Gyeoul beserta pasukannya dengan mendatangkan banjir di Xiang. Dengan meluapkan sungai Yaozhi. Tapi dengan melakukan itu, aku juga akan membunuh ribuan nyawa tak bersalah di Xiang. Baik orang-orang suku Jung yang tinggal di Desa Air ini, maupun para turis dari berbagai daerah dan berbagai negara yang sedang mengunjungi Xiang. Air memang menyembuhkan, air adalah sahabat manusia, tapi air juga dapat membunuh jika aku berkehendak demikian.
Saat aku masih memikirkan cara untuk menghindari Gyeoul, tiba-tiba aku melihat matanya yang merah menjadi menyala terang seperti korneanya baru digantikan dengan matahari, namun tatapannya kosong. Hal itu hanya terjadi selama beberapa detik, kemudian matanya kembali merah normal. Gyeoul tampak menyeringai. Sesuatu yang buruk akan terjadi di masa yang akan datang.
"Yi-Zhuo berhasil menangkap saudari kembarmu. Mereka akan pergi ke Istana Matahari malam ini juga." Ramalnya. Suaranya yang berat membuat ramalan itu terdengar lebih mengerikan.
Gyeoul adalah cenayang. Ibunya sudah bekerja menjadi peramal di Istana Kaisar sejak masih muda. Keahliannya itu menurun pada Gyeoul dan adik-adiknya.
"Kaze tidak mungkin tertangkap. Dia pasti akan mendatangkan badai terlebih dahulu sebelum Yi-Zhuo bisa—"
"Dia gagal memanggil badainya. Yi-Zhuo mengancam akan membunuh Eri. Kau tahu sendiri Kaze dan Eri sudah seperti kakak-adik."
Mereka akan membawa Kaze pada Kaisar. Dan Yi-Zhuo tidak akan peduli apa pun yang Kaze lakukan, dia akan tetap membunuh Eri. Yi-Zhuo tidak normal. Dia sinting. Dia pasti akan menyiksa Kaze sepanjang perjalanan menuju Istana Matahari. Dia senang melihat orang lain terluka dan menderita. Kaze dalam bahaya.
Entah apa yang terjadi, tiba-tiba aku mendengar suara jeritan dari kejauhan. Awalnya kupikir itu hanya pengalih, salah satu isi pikiran yang kudengar. Ternyata itu suara jeritan-jeritan ketakutan seraya minta tolong dari para warga Xiang. Mereka memohon ampun di kuil-kuil dan di jalanan.
Ampuni kami wahai Naga Air.
Tolong jangan murka, Putra Lautan.
Ampuni kami! Ampuni kami! Ampuni kami!
Aku bahkan mendengar doa-doa mereka dari pikiran mereka. Doa-doa dari berbagai bahasa dan dari berbagai logat daerah. Doa-doa dari para warga Xiang serta doa-doa dari para turis. Butuh waktu beberapa saat bagiku untuk sadar pada apa yang terjadi. Alasan mereka semua menjerit ketakutan dan berdoa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lotus of East Palace
FantasíaLanjutan dari 'The Rose of The South' Lee Yeon-Hwa menghabiskan seluruh hidupnya untuk berlatih agar dapat menjadi ksatria wanita. Impiannya terwujud. Di usianya yang ke dua puluh tahun kini dia sudah menjadi salah satu ksatria wanita Pasukan Montre...