Davine menggenggam sang protagonis dengan sangat erat, untunglah orang itu tidak menyuruhku menyerahkan Luke atau hal semacamnya. Hanya saja, aku merasa risih dikarenakan pedangnya yang tidak diturunkan sama sekali dan masih menempel disekitar leherku.
Aku tidak bisa menoleh sama sekali, bahkan berbicara pun tidak. Tetapi...
[Frost King bersama dengan anda!]
[Frost King bersama dengan anda!]
[Frost King bersama dengan anda!}
Notifikasi itu terus muncul dan sangat menggangguku!!
Ini membuatku sangat frustasi.
Dan disatu sisi aku tidak bisa percaya karena orang yang menangkapku adalah Frost King itu sendiri? Kacau dan gila, aku tidak memprediksinya, bahkan mengetahui keberadaannya pun tidak sama sekali. Inikah kekuatan dari sang Frost King?
Ada sebuah cara supaya aku berbicara dengannya, hanya saja... Apakah leherku akan tetap aman atau tidak?
Kalau aku mati disini, aku tidak bisa membiarkannya. Meskipun aku sadar 100% bahwa kemungkinan besar Luke Salvatore, sang protagonis, tidak membutuhkanku. Aku berjanji kepada diriku sendiri untuk mengetahui akhir cerita ini!
Haruskah aku mencobanya?
Tapi, apakah aku akan baik baik saja?
Dengan penuh pertanyaan, sepertinya tubuhku terlihat tidak bisa diam sama sekali sehingga Frost King itu sendiri mengajakku berbicara.
"Kau... Bisakah kau diam? Atau kau ingin mati?"
Aku tidak bisa menatapnya, tapi aku tahu tatapannya saat ini sama dengan tatapannya ketika melihat kecoa.
"Aku- bolehkah aku berbicara?"
"Jika itu tidak penting, maka tidak perlu."
"Ini... penting!"
Frost King menghela nafas dan mengamankan pedangnya, mungkin ia melakukan hal itu supaya aku dapat berbicara lebih leluasa tanpa mengkhawatirkan leherku. Betapa bijaksananya dia, seperti yang diharapkan dari sang Frost King.
Aku menoleh dan melihatnya ia mengendarai kuda, uh... Apakah di Insula Glaciata ada kuda yang tahan terhadap dingin?
Baik, lupakan dulu hal itu. Mari kita berbasa-basi terlebih dahulu dengannya.
Aku berjalan mundur sembari menggendong Luke, kemudian memberikan senyuman pada Frost King untuk menyapa.
"Terimakasih sudah melepaskan pedang itu dari leherku!"
Frost King terdiam dan mengapa justru ia menunjukkan wajah jijik kepadaku?!
Berbicara dengan penampilannya, dia memang tidak mengecewakan, sesuai dengan yang dideskripsikan didalam buku dan bahkan lebih indah untuk dilihat secara nyata.
"Ahem, apa yang ingin kau bicarakan?"
Tatapannya serius dan dalam, membuatku ngeri melihatnya.
"Ah, aku bisa melihat masa depan-"
Pedang tajamnya kini berada diujung leherku dan bahkan leherku sedikit tergores, apakah ini ancaman atau akhirnya?
YOU ARE READING
World Means Survival
FantasíaKetika buku yang ia baca menjadi sebuah kenyataan dan hanya dialah yang tahu bagaimana cara untuk bertahan hidup.