Annyeong kawan!
“Siapa tuh, murid baru?”
“Cantik banget gasih,”
“Tapi wajahnya kok familiar ya,”
“Lah, itu bukannya si Aluna?”
“Makin glow up aja tuh anak,”
“Si Aluna dari dulu emang udah cakep kali!”
“Tapi makin keren anjir sekarang,”
Seperti sekolah pada umumnya, jika ada hal menarik pasti ada Kaum Hawa di belakangnya yang senantiasa menabuh genderang meramaikan. Apakah kalian juga tim rumpi jika ada hal baru? Kalo saya iya.
“Kringgggg!”
Suara bel masuk. Sejenak menghentikan aksi rumpi no faedah para mulut tetangga tapi beberapa detik berikutnya semua orang lagi-lagi dibuat ramai malah makin bising dari sebelumnya.
Tak! Sebuah ember kosong di hempasan secara kasar oleh sebuah tangan cantik ber-nail art warna pink, menyisakan siswi berpenampilan layaknya gembel. Baju yang awalnya berwarna putih berubah menjadi kecoklatan bisa kalian perkirakan seberapa kotor air dalam ember tadi, rambut panjang yang tadinya rapi sudah berubah layaknya sarang burung dengan sisa air mengalir di setiap ujung rambutnya.
Jika kalian tebak jika itu adalah Aletta maka kalian benar, Aletta lah gadis berpenampilan gembel itu.
“Gue kagak ultah, njing!” Geraman pelan Aletta melihat keadaannya sungguh kacau. Antara malu dan marah berpenampilan seperti ini didepan banyak orang. Inikah penyambutan dari SMA Mandala pada setiap murid baru, pikir Aletta.
“Ups!, sorry tangan gue kepleset tadi,”
Suara menyebalkan itu berasal dari gadis cantik berwajah centil didepan Aletta, dialah biang yang telah memandikan Aletta dengan tidak elitnya. Diiringi gelak tawa dari beberapa gadis yang setia berdiri dibelakangnya layak para kacung?
“Buta mata lo gak liat manusia segede gue?” Sentak Aletta setelah beberapa saat mengatur emosinya. Aletta sempat melirik name tag gadis didepannya ‘Gisel’ nama asing buat Aletta.
Semua orang terkejut mendengar sentakan kasar Aletta tidak terkecuali Gisel gadis pelaku menyiram Aletta. Seingat mereka gadis yang mereka kenal tidak akan berani menatap apalagi membalas dengan bentakan kasar seperti barusan. Orang yang mereka kenal hanya akan diam tanpa perlawanan yang bisa dilakukannya hanya menangis dan berakhir semakin ditindas.
“Oh, udah berani ngelawan ya sekarang?” Salah satu antek-anteknya Gisel yang bernama Selena mulai memperlihatkan perlawanannya mendorong kasar bahu kanan Aletta.
Aletta sempat terhuyung selangkah mundur namun dapat menjaga keseimbangannya agar tak jatuh dan berakhir semakin tertindas.
“Emang lo siapa harus banget gue takutin?” Balas Aletta tak kalah sinis.
“Lo?” Jari telunjuk Selena mengarah ke depan wajah Aletta, wajah Selena memerah menahan amarah.
Selena berjalan mendekati Aletta tangannya terkepal tapi Gisel menahan bahu Selena untuk tidak semakin mendekati Aletta.
“Aluna Aluna~, lo pikir dengan merubah penampilan sok polos lo bakal ngerubah status lo yang seorang bitch?” Gisel tersenyum culas melihat Aletta terdiam.
Sekarang Aletta paham semua orang menganggapnya sebagai Aluna dan bukannya Aletta, ya kerena Aletta murid baru disini. Tapi Aletta masih tidak menyangka apakah setiap hari Saudari kembarnya diperlakukan seperti ini, jika benar Aletta tidak akan pernah tinggal diam. Setiap waktu Aletta dan Regan berusaha keras menyemangati Aluna agar senantiasa tersenyum tapi di sekolah Aluna malah mendapatkan perundungan. Dan parahnya Aluna tak pernah bercerita padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai Aletta~
Teen Fiction"Hai, gue Aletta dan gue kembaran si Aluna. Kalo kalian ganggu Aluna lagi, gue jambak rambut lo pada sampe botak!" "Lun, beliin gue bakso ga pedes!" "Patah kaki lo? apa mau gue patahin?" ⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ "Lun, Om Regan bolehin kalian pacaran gak sih...