"Haduh, lari kemana tuh anak?" tanya Rudi tampak ngos-ngosan kehilangan jejak Rizal, sontak Dokter dan Suster berhenti mendadak di belakangnya
"Kemana Pasien nya?" tanya Dokter yang juga tampak capek.
"Mana saya tau" jawab Rudi menekuk lututnya karena lelah berlari.
"Segera lihat CCTV rumah sakit" kata Dokter membuat Suster mengangguk patuh.
"Baik dok" ucap Suster dan segera berlalu.
"Lah? Ada CCTV?" tanya Rudi menatap Dokter dengan antusias.
"Iya, tapi tidak banyak"
"Yaampun Dok! Kenapa gak dari tadi sih? Sia-sia gue lari" kata Rudi dan meninggalkan nya membuat Dokter itu kebingungan dan segera berjalan kearah Suster pergi
Sedangkan Rudi berjalan tanpa tujuan, toh nanti juga Dokter tau dimana Rizal
"Hallo?" tanya suara di sebrang telfon.
"Temen lo, kabur dari rumah sakit"
"Siapa yang sakit?"
"Rizal, tadi malam kecelakaan. Gue bawa dia kerumah sakit JDK"
"Serius?!"
"Kabarin gue kalau dia ada di luar sana"
"Yaudah, tapi beneran nih?"
"Anggi, lo gak percaya gue?"
"Hah? Yaudah iya"
Rudi segera memutus sambungan dan kembali berjalan mencari Rizal berharap cowok itu masih ada di sekitar rumah sakit karena tidak mungkin Rizal pergi dengan motornya dalam keadaan seperti ini
***
Rizal membuka pintu Rotroof dan angin menebak tubuhnya yang lemah ia menutup kembali pintu dan berjalan kearah pembatas Rotroof menghirup udara segar dalam-dalam memasuki rongga pernafasannya
Begitu damai diatas sini melihat hamparan rumah dan gedung yang padat dibawah sana, Rizal ingin tetap disini tidak ingin di ganggu oleh siapapun, berharap semua yang terjadi akhir-akhir menyakitkan hanyalah mimpi dan ia ingin bangun dari mimpi mengerikan ini
Rizal memanjat tembok pembatas dan duduk disana, membiarkan kakinya menggantung bebas, ia tidak takut ketinggian hal yang ia takutkan hanyalah semua orang yang peduli padanya menghilang
Brak!!
Seseorang menendang pintu dengan keras namun tak membuat Rizal menolehkan wajahnya
"Wo..wo..wo! Lo ngapain di situ anjir?!! Jantungan gue! Turun lo" seru Rudi dengan kaget, kedua kakinya lemas dan jantungnya berpacu cepat, ia tidak duduk disana tapi melihatnya saja membuat Rudi ketar-ketir
"Aduh Zal, lo udah bosen hidup apa gimana? Turun lo bangsat ah gak lucu" seru Rudi kakinya lemas untuk berdiri saja ia goyah, ia berusaha melangkah mendekatinya
"Setan mana yang ngerasukin lo? Astaghfirullah Zal. Nyebut!, Anjir lo"
"Jangan kesini" seru Rizal dengan dingin membuat Rudi segera mundur
"Oke! Enggak. Tapi lo gak akan lompat kan? Jangan ya?! Awas lo!"
Rizal menoleh sebentar dan tak mengucapkan kan apapun, Rudi semakin takut ia tak tahu harus berbuat apa
"Si Anggi lama banget anjir!" umpat Rudi terus mengawasi Rizal ia menghela nafas lega saat Rizal masih ada disana
Rudi segera melihat ponselnya dan mengirim pesan untuk Anggi mempercepat datang kesini, untuk mengulur waktu Rudi mencoba mengajak nya bicara
KAMU SEDANG MEMBACA
Kulkas Aktif《Completed》
General Fiction『DILARANG KERAS PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN! - Mengandung kata2 makian dan kasar - Harap bijak dalam membaca - Vote untuk saling menghargai - Komen agar makin akrab - Baperan gak usah baca -SEKIAN TERIMA GAJIH😘』 Remaja yang cuek dan masa bodo...