Aza tak menyangka akan di pertemukan kembali dengan Altha, di saat dia sudah hampir melupakan laki-laki itu. Terlebih fakta mengejutkan, Altha merupakan penerus utama pondok pesantren yang ia tinggali.
Aza cukup tahu diri, ia sudah biasa menelan ke...
Aza berusaha berjalan secepat mungkin. Sesampainya di kamar, sepi. Kemudian ia mengintip isi paper bag yang di berikan Gus Altha.
"Ya Alloh makasih telah mengabulkan do'a hamba"
Di dalamnya berisi satu box pizza, kebab, dan salad buah. Serta beberapa Snack dan makanan khas Jawa timur. Aza pun bergegas ke ruang penjengukan untuk memanggil para sahabatnya.
"Mbak liat Zayin nggak?" tanyanya pada mbak penjaga ruang penjengukan.
"Zayin? Kayaknya tadi keluar deh sama temen-temenya. Bilangnya mau cari makan" jawab mbak Santi.
"Bodo amat lah, bakal gue habisin tuh makanan, dasar kalo lagi seneng nggak inget temen."
"Ouh yaudah, misi ya mbak." Pamit Aza kembali ke kamarnya. Melihat Mbak Naila dan mbak Nurul sedang berbincang di depan ndalem Aza pun menghampirinya.
"Mbak mau makan nggak?"
"Tumben kamu nawarin makan, biasanya minta makan" cibir mbak Nurul, yang memang lumayan akrab dengan Aza.
"Mau pizza nggak?"
"Hah? Beneran, mau lah" jawab mba Nurul antusias.
"Ayok ke kamar" ajak Aza pada mereka. Seperti biasa di hari Jum'at komplek selalu sepi.
Aza mengeluarkan satu-satu makanan yang ada di dalam paper bag.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.