17.

7 1 0
                                    

Pagi hari pun menyambut kediaman pak bahmid.
Aqsa yg baru saja terbangun dari tidurnya merasakan keheningan, saat membuka mata ia melihat keadaan sangat sepi.
Berusaha mengumpulkan kesadaran dan penglihatannya.
Ketika menghadap di mana bu lisa berada, aqsa sudah tidak melihat bu lisa di tempatnya.

Aqsa pun bangun, ia berjalan dengan gontai sambil memanggil dan dan mencari keberadaan bu lisa.
Saat tiba di ruang tamu, ia tidak melihat seorang pun berada di situ, suasana rumahnya tampak hening tidak seperti biasanya.

Namun saat berada di tuang tamu, ia bisa melihat keadaan teras rumah yg sudah terpasang tenda tenda.
Aqsa bingung, melihat tenda tersebut ia sempat berpikir siapakah yg mengadakan acara hajatan.

Ia pun keluar rumah, masih dengan langkah gontainya sambil mengumpulkan kesadarannya.
Setiba di teras rumah, terdapat beberapa tetangga rumahnya duduk di kursi tenda.
Para bapak bapak itu sedang berbincang bincang pelan, namun saat melihat aqsa mereka memanggilnya untuk mendekat.

Aqsa pun menurut dan mendekat ke arah para bapak vapak tetangganya tersebut.
"Nak, kamu yg sabar yah, doakan mamamu yah" ucap pak ucok.
Aqsa pun hanya mengangguk.
"Kamu harus jadi anak yg kuat, jadilah penerus bapakmu kelak sudah dewasa yah, harus belajar yg lebih giat" ucap pak beto.
Tak lama dari belakang aqsa muncul si wawan, iya merangkul bahu sahabatnya itu sembari berkata.
"Sabar yah saudaraku, km pasti kuat, jika butuh apa apa aku selalu ada yah" ucap wawan.
Aqsa hanya mengangguk, ia bingung dengan ucapan ucapan yg mereka lontarkan.

Aqsa pun pamit untuk masuk ke dalam rumah di ikuti dengan wawan.
Saat memasuki rumah, ia mulai memanggil manggil lg bu lisa dengan sebutan mama.

Namun tak ada jawaban aau sahutan dari panggilan aqsa.
Aqsa pun mulai meninggikan suaranya untuk memanggil mamanya, sampai di ruang tengah tak ada sahutan apa pun, ia pun berjalan ke arah dapur yg di mana kamar orang tua aqsa tepat berada paling belakang sebelum ruangan dapur.

Setibanya di kamar kedua orang tuanya, aqsa ingin mengulang panggilannya kepada bu lisa.
Tetapi belum saja mengeluarkan suara, ia terkejut dengan apa yg di hadapannya, ia mematung di depan pintu kamar orang tuanya.

Sambil melihat suasana di dalam yg begitu hening,di hadapannya ia melihat bu lisa terbujur kaku di selimuti kain kafan dengan wajah yg pucat.
Di sekeliling bu lisa terdapat shinta,andira dan juga pak bahmid.
Mereka semua menoleh ke arah aqsa yg diam terpaku di ambang pintu, sambil melihat ke arah bu lisa terbujur kaku.

Shinta yg sangat terpukul,melihat adeknya yg terpaku langsung berdiri memeluk sang adik bungsunya, air matanya tak tertahankan membasahi leher hingga bahu aqsa.

Aqsa tetap tak bergeming, ia tetap terpaku sambil terus melihat bu lisa, seakan dunia berhenti berputar, jarum jam tak lagi berdenting.
Pikirannya kosong, iya tak dapat mendengar apa pun. Tatapannya hanya fokus kepada ibunya.

Sedangkan andira tak henti hentinya menangis.
Pak bahmid pun hanya duduk terdiam dan menangis tanpa mengeluarkan suara.

Tiba tiba bahu sebelah kanan aqsa terasa dingin, seolah di pegang dengan seseorang, masih dengan keadaan dicpeluk oleh kakanya, aqsa pun kembali sadar akan sentuhan itu.

Ia melihat indah, dengan senyum manis yg seakan di paksakan,indah pun berkata.
"Sabar yah nak, mamamu sudah tenang di surga,ikhlaskan dan doakan kepergiannya yah, biar di permudahkan jalannya" ucap indah dengan suara pelan yg bergetar.

Saat mendengat ucapan indah, aqsa pun mengolah tiap tiap kalimat yg di lontarkan oleh indah, sampai dia menyadari makna dari kalimat indah.
Aqsa pun berontak dari pelukan shinta, ia berteriak memamnggi mamanya dengan langkah gelisah, ia pun sedikit berlari menuju bu lisa dan langsung memeluk bu lisa dengan kencang, sekencang teriakan dan tangisannya.

Pak bahmid yg melihat itu tak sanggup berbuat apa apa ia hanya menangis tak mampu menahana setiap tetesan air matanya.
Shinta pun kembali memeluk adik nya yg sempat berontak.
Posisi mereka pun agak saling menindih di samping bu lisa, pagi itu di warnai dengan isak tangis yg sangat menghayat hati.

Tepat tanggal 24 februari 2004 bu lisa menghembuskan nafas terakhirnya.
Bu lisa meninggalkan suami dan ke empat anaknya.
Di saat itu lah hidup aqsa berubah, ia mulai menghadapi banyak rintangan dan cobaan.

Pada siang hari, di saat jenazah bu lisa selesai di mandikan.
Tibalah sebuah taxi di halaman kediaman pak bahmid, saat pintu taxi terbuka, terlihat pak rasyid selaku adik bu lisa yg juga anggota kepolisian dan juga sandri kakak kedua aqsa.

Setelah mendapatkan kabar duka, ia beserta pamannya langsung memesan tiket pesawat untuk pulang ke kota asalnya.
Sandri yg baru saja keluar dari mobil taxi langsung berlalri ke dalama rumah dengan penuh isak tangis yg tak bisa ia tahan, sedangkan pak rasyid selaku paman nya tak menahannya. Ia tahu kesedihan ponakannya itu.

Setelah tiba di kamar orang tuanya sandri langsung memeluk tubuh bu lisa, tak henti hentinya ia meminta maaf pada mamanya dengan cara membisik lembut pada telinganya dan juga mencium telapak tangan.

Membuat orang orang yg sedang melakukan tahlilan pun tak kuasa menahan air mata melihat moment haru tersebut.
Pak bahmid hanya mampu mengusap kepala sandri sambil menetes kan air mata.

Sandrina sangat histeris, seakan ia tak percaya semua itu terjadi, bagaikan mimpi yg sangat buruk dan tak pernah ia inginkan.
Namun semua sudah kehendak yg maha kuasa.
Setiap kehidupan akan kembali pada pencipta-Nya.

Menjelang sore, setelah sholat ashar jenazah bu lisa pun di antarkan ke pemakaman.
Isak tangis masih terdengar dari anak anak pak bahmid, tetapi cuma salah satu dari mereka yg hanya diam, tak berkata apa pun, tak berexpresi apa pun.
Ia adalah aqsa.

Aqsa seakan kehilangan kesadaran nya.
Sedari pagi ia hanya diam, tak melakukan apa apa, tak menjawab bila di tegur, ia hanya mengangguk dan menggeleng.

Tiba di tempat peristirahatan terakhir, ada moment yg buat seluruh pengantar dan para perangkat masjid meneteskan air mata.
Menuat orang orang di sekitar pemakaman terkejut dengan pertanyaan aqsa yg di lontarkan pada pak bahmid.

Saat jenazah bu lisa sudah di masukan ke dalam liang lahat.
Aqsa yg berdiri mematung tiba tiba saja berkata.
"Pak, mama kenapa tidur di situ? Mama kapan pulang? Kenapa mama di tanam? Mama kenapa di tanam? Mama kenapa di TANAM..!!!!!"
Perkataan aqsa membuat semua orang yg ada di area pemakaman terkejut dan tak kuasa menahan tangisnya, mereka terkejut dengan aqsa yg tiba tiba berbicara karena sedari pagi ia tak mengeluarkan 1 kata pun, di tambah saat mengeluarkan pertanyaan itu, di iringi dengan air mata yg jatuh deras membasahi pipinya.

Pak bahmid tak sanggup menjawab pertnyaan anak bungsunya itu ia hanya diam membisu dengan isakan tangisnya.
Shinta, sandrina, dan andira yg tak kuasa menahan tangis karena mendengar perkataan aqsa pun mereka langsung memeluk adiknya itu secara bersamaan.

------bersambung----

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 THE DARKSIDE --Story of AQSA (Aku yang tak di inginkan, di anugrahi kelebihan).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang