Part 17

7.9K 283 1
                                    

vote please??

_____
Yana mengulum bibirnya karena kesal, ia tak berharap sedikit pun teman laknatnya yang mampir. Jia celingukan mencari keberadaan pria cantik itu.

"Where's he?"

"Mandi." Ketus Yana.

"Tch, ganggu momen aja sih lo?!" Cebik Yana tiba-tiba.

"Yee, asal lo tau, gue kesini karena tugas penting" kata Jia membela diri.

"Apa?"

"Turu" lanjutnya sambil merebahkan dirinya di kasur.

"Anjing?" Yana mengambil sabuk milik Juna lalu mencambuk tepat disamping Jia dengan keras.

"Anjing, sialan. Iya iya cerita, jadi sebenarnya semuanya turun dari gunung, berhubung cuaca mulai parah di atas sana, belum lagi klien lo ternyata minta meeting besok sore." Jelas Jia sambil menyamankan posisinya di kasur.

"Nanti malam lo harus check out." Lanjut Jia.

Yana mengangguk paham, sambil melempar sabuk itu ke sofa. Beberapa menit kemudian Jia terdengar mendengkur, membuat Juna keluar dari kamar mandi. Juna mendekati Yana, sambil menunduk memohon maaf.

"Kenapa minta maaf?" Tanya Yana.

"It's getting hard.. i'm sorry.." dengan wajah memelasnya, Yana luluh untuk membantu Juna melepaskan itu. Tapi tidak ada tempat, jika di kamar mandi Yana merasa malas jika harus basah-basahan di kamar mandi. Jika disini, mungkin saja bisa, tapi terlalu beresiko jika Jia terbangun.

"Duduk di sofa" suruh Yana sambil membuka celananya dengan menyisakan celana dalamnya.

Entah mengapa, Juna tidak melawan ataupun mendebat, mungkin pikirannya terlanjur kalut. Ia mendudukkan bokongnya di sofa, lalu melepaskan celananya dan langsung membuat juniornya mengacung bebas.

"Mmh," Juna menahan desahnya ketika Yana menduduki miliknya.

Kini Yana duduk membelakangi Juna, dengan memegang kedua tangannya agar tidak memberontak ataupun agresif. Ia memaju-mundurkan area sensitifnya pada junior Juna. Jujur saja, Yana merasa begitu lemas. Tapi desahan tertahan milik Juna membuat sesuatu dalam diri Yana terbakar menjadi semangat.

"Shh, faster please.." milik Juna menambah besar ketika Yana langsung menambah kecepatannya.

"Ahh fuck!" Pekik Juna tanpa sengaja.

Yana membalikkan badannya dengan cepat dan membekap mulut Juna.

"Shhutt, ada Jia" bisik Yana.

Dan itu hanya dibalas anggukan Juna. Kini mereka duduk berhadapan, membuat gairah Juna semakin membara. Ia menggigit bibirnya, lalu menghentakkan miliknya pada Yana.

"Hangh-" gantian mulut Yana yang dibekap Juna.

"Shhut" bisik Juna sambil mengeluarkan smirk miliknya.

Yana hanya mendengus sebal, namun tetap menggerakkan miliknya di junior Juna. Keduanya kini menggila, milik Yana basah karena terbawa suasana. Walau terhalang celana dalam, tapi petting seperti ini tentu saja bisa membuat cairan precum milik Juna keluar.

"Ahmm.." pikiran Yana kacau, ia hanya mendekap wajah Juna didadanya.

Sedangkan Juna merasa puas bisa menghentakkan juniornya pada milik bosnya terutama karena ia senang mendengar desahan milik bosnya yang sexy dan enak didengar.

"Hnghh" Yana terus menyentuhkan miliknya pada junior Juna.

"Shh shit.." Juna berusaha menahan diri untuk tidak memasukkan miliknya pada vagina Yana.

"Hnh.."

"Ahh yes.." suasana begitu panas dan diluar kendali.

"What are you doing guys?!" Pekik Jia tiba-tiba.

Bersambung...

Kukira Malesub [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang