8. Than, Kiss me

3.1K 287 84
                                    

TW/ Adegan rated, read your own risk

###

"Kamu suka sama Ian?" tanya Papih sambil menyesap tehnya, menatap hamparan langit.

"Enggak, Pah" jawab Ayudia.

"Kenapa?"

Ayudia menggeleng pelan, "Rasanya terlalu cepat kalau disebut suka, tapi sejauh ini, saya mulai tertarik sama Ian."

###

"Terus terus kalau Ian gimana?" tanya Angel setelah menceritakan kebiasaan Johnathan yang suka menyelipkan kaos kaki kotor di sela-sela sofa.

Malam ini Ayudia, Angel, Rachel dan Kaylaa menginap bersama di kamar si bungsu keluarga Adiatmaja, mereka saling bercerita mengenai 'cowok-nya' masing-masing, tanpa Kaylaa yang kini masih di bawah bermain dengan para abangnya.

"Kalau Mas Ian suka beli barang tiba-tiba, kaya beli mobil-"

"Ahh..." sahut Rachel seraya mengagguk, "Tau tuh gue, soalnya gue tiap bulan liat tagihan kartu kredit dia yang selalu bikin istighfar."

"Kok diurusin lu sih? kan dia punya manager sendiri?" tanya Angel.

"Dia kan masih pemegang saham SN juga, masih gua urusin kalau yang berhubungan sama duit perusahaan."

Ayudia sebenarnya tidak begitu mengerti, namun kesimpulan dari obrolan Rachel dan Angel mengenai Ian adalah si pria yang memang terkenal boros dan suka bermain dengan banyak perempuan. Bahkan Rachel sudah hapal hotel mana saja yang Ian kunjungi tiap malam minggu  yang tentunya dengan wanita berbeda.

"Tapi Ian beneran gak pernah ngapa-ngapain lu gitu?" tanya Angel, masih tidak percaya bahwa Ian bisa menahan hormonnya hanya karena takut jika harus ditinggal Ayudia kedua kali.

Ayudia menggeleng, "Enggak kok."

"Taubat kali ya," sahut Rachel, "bagus deh, lumayan gua pensiun ngilangin jejak jelek dia yang suka mainin cewe dari media."

"Tuh Ay, mumpung belum resmi pacaran udah jauhin aja si Ian, dia udah sering kesana-kemari." hasut Angel, tapi perkataannya memang benar, murni menyelamatkan Ayudia yang terlihat lebih beriman daripada Ian.

Ayudia jadi berpikir, ia selama ini hanya mengenal Ian seadanya, dia juga tidak pernah menanyakan urusan pribadi dan Ian juga tidak pernah menceritakannya secara sukarela.

Jika melihat Rachel yang seringkali direpotkan Ian dan Angel yang juga berasal dari kalangan konglomerat, Ayudia jadi lebih mengetahui sisi Ian di sudut pandang yang berbeda.

Ian, beneran senakal itu ya?

"Tapi lu juga bisa sih Ay ngerubah Ian, maksud gue ini lu tinggal bareng tanpa ikatan apa-apa aja Ian jadi lebih ke kontrol, lagipula mungkin Ian emang gak senakal itu, kan bisa dikomunikasiin dulu." saran Angel, dia nampak khawatir menatap raut wajah Ayudia yang seketika melesu.

Rachel yang sedang memakan sereal mengangguk, "Ian tuh, gak tau deh, dia sering banget diporotin temen-temennya dan semua mantan pacarnya, ibaratnya selama ini Ian tuh gak pernah punya orang yang beneran tulus sama dia kecuali keluarga."

"Makannya waktu lu nolak pemberian dia kaya baju, mobil, kartu kredit, itu tuh baru bagi Ian, dia kaget, kok lu bisa-bisanya nolak harta yang selama ini selalu menjadi tujuan pertama orang ngedeket ke dia." lanjut Rachel meracau dengan mulut belepotannya.

"Jadi gimana? coba aja dulu lebih deket sama Ian." sahut Angel, sementara Ayudia hanya bisa meremat rambutnya karena pusing.

"Gak tau ah jangan ngomongin Ian."

Hold On [NCT Taeyong FF] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang