Happy Reading☘️
Sore hari saat Avin hendak berangkat ke restoran Aksa, ia terkejut mendapati mobil Aksa sudah terparkir rapi di depan gerbang rumahnya. Dengan raut bingung, Avin menghampiri mobil Aksa dan mengetuk pelan kaca mobil pria itu.
Pintu mobil Aksa terbuka, menampilkan wajah datar Aksa dengan kacamata hitam terbingkai di hidungnya yang mancung. Avin sedikit kagum melihat penampilan Aksa yang terlihat berbeda dari biasanya. Aksa mengenakan baju kaos distro dan celana selutut menambah kesan muda dalam diri pria itu.
"Pak Aksa kenapa parkir di depan rumah aku? Mau jemput aku biar berangkat bareng?"
"Jangan geer kamu. Saya tidak berniat jemput kamu."
"Oh, gitu, ya, Pak? Kalo begitu aku permisi dulu. Nanti aku dimarahin atasan gara-gara datang terlambat lagi," sindir Avin.
"Tunggu dulu. Saya ada di sini memang bukan untuk jemput kamu, tapi bukan berarti kamu boleh pergi gitu aja," ucap Aksa mencegah langkah Avin.
"Saya mau kerja, Pak!"
"Untuk hari ini kamu saya kasih izin tidak masuk."
"Beneran, Pak?" tanya Avin tak percaya sekaligus senang.
"Tapi, kamu harus temani saya jalan-jalan."
Avin langsung memudarkan senyumannya mendengar kelanjutan ucapan Aksa. "Mending aku masuk kerja aja deh, Pak," jawab Avin datar.
"Tidak bisa. Kamu harus temani saya sore ini." Aksa langsung menarik tangan Avin dan membuka pintu lalu mendorong tubuh Avin memasuki mobil.
"Kenapa Bapak maksa banget, sih?"
"Berhenti panggil saya bapak di luar jam sekolah atau kerja, Aviandra. Saya bukan bapak kamu."
"Tapi...,"
"Tidak ada bantahan!" potong Aksa cepat.
Aksa membawa Avin ke sebuah taman yang ramai dikunjungi orang setiap hari. Para remaja, Pasangan muda mudi, bahkan keluarga kecil pun berada di taman itu untuk sekedar joging ataupun menikmati pemandangan sore.
Avin mengikuti langkah Aksa dari belakang, memandang tubuh pria dengan tinggi menjulang di depannya itu. Aksa seperti tengah menikmati udara sore ini, tangannya di masukan dalam saku celana hingga membuatnya semakin keren di mata Avin.
"Apa? Keren? Aku mikir apa sih?" monolog Avin.
Avin menampar pipinya sendiri, berusaha menghilangkan pikiran memuji untuk pria datar di depannya. Aksa yang menyadari sedang berjalan sendiri langsung menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Avin yang lumayan jauh darinya.
Avin yang sibuk jalan menunduk tentu saja tidak tahu dan langsung menabrak dada Aksa yang keras. "Aduh!" Avin merintih sakit dan memegang keningnya yang lumayan panas.
"Pak Aksa kalo mau berhenti, bilang-bilang, dong. Sakit tau nabrak dada Bapak. Itu dada atau batu, keras banget." Avin mendongak agar bisa melihat wajah Aksa.
"Berhenti panggil saya bapak, Aviandra!"
"Ya, Baiklah," pasrah Avin. "Bapak eh maksudnya Anda mau aku panggil apa? Om? Paman? Mas? Abang? Atau kakak?"
Aksa berdehem sebelum menjawab. "Mas," ucap Aksa sambil berlalu.
"Dih, maunya," sindir Avin pelan. Avin berlari untuk mengejar langkah Aksa dan berjalan pelan setelah berada di belakang pria itu.
"Minta maaf sekarang!" teriak Avin membuat langkah Aksa terhenti.
"Kenapa saya harus minta maaf? kamu yang seharusnya minta maaf karna udah nabrak saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND TIME SENIOR HIGH SCHOOL ||COMPLETED||
RomansaIni kisah tentang Aviandra Jesika, kembali mengulang sekolah menengah atas karena suatu alasan. Riwayat rank: 🏅1 Avin 🏅121 in thriller (21 september 2022) 🏅1 in Sekolahan (01 Oktober 2022) 🏅2 in rahasia (04 Oktober 2022) 🏅4 in Penyamaran 🏅1 i...