WB 5

14 1 0
                                    

Beep

Beep

Beep

Seorang gadis terbaring di sebuah ranjang rumah sakit dengan alat yang menempel pada tubuhnya berfungsi untuk mengawasi detak dan tekanan jantung sang pasien.

Pakaian yang sudah berganti dengan pakaian khusus pasien beserta perban yang membalut tubuhnya, matanya tertutup semenjak 3 jam yang lalu sedangkan kedua pangeran yang menemani nya terdiam dan menyesali perbuatan mereka.

"kita akan memberitahukan hal itu tapi perlahan. Kau baca dulu laporan ini" Aldrick memberikan laporan lusuh yang 2 hari yang ia baca pada Harry.

"..." mengangkat alisnya bingung, Harry menerima dan membacanya dengan seksama

"Rei adalah anak yang berbakti, selama hidupnya aku yakin hanya kakeknya yang menyayangi dirinya" jelas Aldrick saat melihat raut wajah Harry yang menggelap

"dan maka dari itu Rei akan ragu untuk kembali karena ingin melaksanakan amanah dari kakeknya yang dimana dirinya akan rusak?! Begitu!?!" marah Harry melempar laporan itu keatas meja

"benar"
"Rei adalah anak yang polos, dan keras kepala dia akan melakukan apapun untuk orang yang ia sayangidan percaya" ujar Aldrick sembari menyesap kopi yang dihidangkan dimeja tamu sebelah ranjang Rei

"ini benar-benar sulit" Harry memijit pangkal kepalanya lelah, dan melirik Rei dengan sendu

"kita bisa membawanya tapi mungkin akan sulit mendapatkan hatinya" Aldrick kembali menatap Rei yang masih terbaring disana

"membawanya saja itu sudah cukup"

Keduanya larut dalam pikiran masing-masing, mereka memikirkan apa yang akan selanjutnya di dilakukan.

Pintu terbuka terlihat Sean yang masuk bersama beberapa orang.

"Rei!" Ria begitu melihat Rei yang terbaring dengan perban diseluruh tubuhnya berlari menghampiri Ranjang Rei yang berada di belakang Harry dan Aldrick.

Sebelum dirinya sampai disana badannya sudah di tahan oleh seseorang di belakangnya.

"Apa Yang Kau Lakukan? Kau Tak Bisa Lihat Dia Sedang Tertidur? Bisa Tutup Mulut Mu Itu?" ucap Harry yang menekan semua kata dalam kalimatnya dengan wajah dingin.

Ia menahan Ria yang hendak menghampiri Rei mencoba menjauhkan karena Ria terlalu berisik dan Ia takut itu mengganggu istirahat Rei.

"A-Aku hanya" Ria yang ketakutan bergetar dalam pegangan Harry dengan wajah pucatnya. Sang ayah yang tau mereka berbahaya segera menarik putrinya dan meminta maaf.

"maaf kan dia. Ria hanya khawatir pada Rei" jelas Alfin mencoba tenang.

Harry mendengus dan Aldrick yang sedari tadi tenang mempersilahkan mereka bertiga untuk duduk.

Mereka bertiga jelas bingung siapa mereka berdua, tepat saat Ria pulang dari sekolah seseorang yang bernama Sean itu datang kerumah mereka dengan setelan jas rapi, dia menunduk sopan serta berbicara sopan kepada mereka bertiga.

Saat Sean mengatakan Rei berada dirumah sakit untuk penyembuhan lebih lanjut, jelas mereka senang bingung dan juga takut. Sean juga menjelaskan bahwa ia akan membawa mereka bertemu dengan Rei dan membahas sesuatu lebih dalam.

Dan juga sudah pergi kerumah Rei tapi tak ada satupun orang dikeluarganya yang mau menjenguk Rei. Dan hal itu jelas membuat ketiganya naik pitam dan segera ikut Sean dan pergi kerumah sakit yang dimaksud

Tapi satu hal yang mereka bingung,
"anda sebenarnya siapa pak? Kenapa begitu peduli dengan Rei?"

"anda akan mengetahuinya saat sudah berada disana, tuan saya yang akan menjelaskan semuanya"

Cahaya Yang Kembali Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang