Akhirnya saat yang ditunggu-tunggu pun datang juga. Rere dan teman-teman berangkat menuju Candi Borobudur. Rere menggunakan baju kaos putih dan bercelana hitam. Ia tampak menggunakan sepatu berwarna hitam.
Pagi itu, Rere berangkat ke sekolah menggunakan motor Yamaha Mio miliknya. Rere memang dikenal suka dengan barang-barang bertema vintage, termasuk motor Mio-nya itu. Yamaha Mio miliknya adalah sepeda motor buatan tahun 2010 yang masih berteknologi karburasi. Rere selalu menaikinya sejak kecil. Motor itu awalnya adalah milik ibu Rere dan kini dipakai olehnya setiap hari ke sekolah. Walau berusia cukup tua, Rere masih merawat motornya sehingga keadaan motornya itu selalu mulus dan jarang bermasalah.
Di jalan, Rere bertemu dengan Jojo yang sedang mengendarai motor Honda CBR miliknya. Berbeda dengan Rere, Jojo lebih suka dengan motor balap bertenaga besar yang kekinian. Setelah berhenti di lampu merah, Jojo mengajak Rere untuk balapan motor.
"Re, balapan yuk!" ajak Jojo
"Ah, mana bisa motor punya gue. Aku dah insekyur duluan hahahaha," balas Rere.
"Tapi motormu ciamik juga sih. Jarang-jarang motor jaman old yang semulus ini," puji Jojo.
"Ih, bisa aja. By the way, jaman sekarang emang musimnya itu bertema vintage. Apa aja dibuat vintage. Restoran-restoran sekarang biasanya pakai dekorasi vintage. Mobil-mobil antik atau vintage udah banyak banget di jalan. Pesawat aja pake vintage livery. Bahkan lokomotif aja banyak yang pake vintage livery. Menurutku, old is gold hehe," jawab Rere.
Lampu lalu lintas berubah menjadi hijau, tanda bagi pengendara untuk berjalan. Rere dan Jojo berkendara kembali menuju SMA Bhinneka.
***
SMA Bhinneka pukul 06.03 WIB
Di SMA Bhinneka, sudah banyak peserta yang berkumpul di sana. Ada Bu Ning, Pak Santoso, dan Bu Anjani yang sudah siap mendampingi muridnya mengikuti study tour. Bus yang dipakai adalah bus yang memiliki kursi 50 seat berwarna hijau dengan strip hitam. Kami dijadwalkan berangkat pukul 06.20 menuju Candi Borobudur.
Setelah Rere memarkirkan motornya, dia melihat Nadia turun dari mobilnya. Dia diantar oleh seorang sopir karena orang tuanya sedang di luar kota saat itu. Nadia tampak cantik dengan menggunakan kaos putih, bercelana hitam, sama seperti Rere. Rere berniat untuk menyapanya. Ternyata, justru Nadialah yang menyapanya lebih dulu. Mereka berbincang-bincang sambil berjalan menuju titik berkumpul.
"Halo, Mas Rere. Apa kabar?"
"Baik, Dek Nad. Kalo kamu gimana?"
"I'm fine, Mas" Nadia berhenti berbicara, kemudian melanjutkan pembicaraannya, "Wah, hari ini jadi hari yang berkesan ya, Mas?"
"Iya, Dek. Jujurly, mungkin jadi piknik terbaik di masa SMA. Sudah bawa peralatannya kan?"
"Sudah, Mas," kata Nadia.
Pukul 06.17, kami berangkat menuju Candi Borobudur. Semua peserta menempati tempat duduknya masing-masing. Rere dan Nadia memilih untuk duduk di kursi belakang sopir, Raya dan Lintang memutuskan duduk di barisan nomor dua, persis di belakang Rere dan Nadia. Mereka saling berbagi makanan dan saling bercanda.
Perjalanan ke Candi Borobudur melewati persawahan yang hijau lengkap dengan panorama Gunung Merapi. Ya, mereka berangkat dari SMA Bhinneka di Solo, Jawa Tengah menuju Candi Borobudur melewati jalan arah Kaliurang. Suasana menjadi tenang dan syahdu pada saat melewati kawasan Ngemplak, Sleman. Sawah hijau menghampar dan memanjakan mata. Jalanan lengang mendampingi rombongan study tour itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rere & Nadia
Teen FictionMengisahkan tentang Rere, Ketua OSIS SMA Bhinneka yang sedang jatuh cinta kepada Nadia, siswa kelas 10. Mereka bertemu untuk pertama kali di acara MPLS. Akan tetapi dalam mendapatkan hati Nadia, Rere harus menhadapi berbagai masalah yang ada di depa...