Prolog

422 27 0
                                    

Assalamualaikum, temen-temen.

Selamat datang di dunia Zira dan kelima kakaknya. ❤❤❤

Alhamdulillah, aku bisa buat cerita baru lagi ... seneng banget dengan membawa tema keluarga yang insyaallah konfliknya gak terlalu berat.😘 ambil baiknya dan buang buruknya.

Semoga kalian enjoy, ya. Dan suka sama Zira and brother's story.

Oh iya, kalau ada nama tokoh, tempat, dan lain-lain yang sama dengan kumpulan cerita di luaran sana. Maka itu adalah bentuk ketidaksengajaan. Karena jalan cerita ini murni dari imajinasiku sendiri.

Kalau gitu selamat membaca, jangan lupa tinggalkan vote dan komen, ya. Syukron. 💐

***

SMA Mangata atau biasa dipanggil SMANTA, pagi ini tampak sepi sekali. Cuaca sedang mendung, menandakan sebentar lagi akan hujan. Seorang gadis SMA dengan seragam khas SMANTA melewati gerbang, ujung hijabnya berkibar ketika angin menerpa.

Di pos satpam pun tidak ada siapapun, biasanya setiap pagi di hari senin akan ada pemeriksaan pelanggaran siswa oleh guru piket yang bertugas. Para siswa dan siswi dengan atribut lengkap berbondong-bondong mengikuti pemeriksaan tersebut dengan agak grasah-grusuh.

Padahal Zira datang tidak terlalu pagi apalagi terlambat. Hanya biasanya, di jam ini  bahkan kakak kelas yang menjelma menjadi sepupunya itu sudah stay menunggu di gerbang. Namun, kali ini orang itu tidak ada. Tanpa sadar matanya mencari sosok si pemuda bermata biru.

Lalu tepat saat akan menuju koridor, dengan pandangan yang masih mencari setidaknya sosok satu orang saja di sekolah, Zira melihat seluit seseorang menerpa ubin, tidak hanya satu tetapi sampai lima orang.

Sinar-sinar berjatuhan, cahaya berpendar mengikuti langkah ke lima pemuda tampan itu. Tubuh tegap dan tinggi, karisma masing-masing di antara mereka sungguh berbeda. Barulah Zira tahu, pemuda yang biasanya menunggu di gerbang sekolah sambil melompat-lompat menyambutnya ada di antara mereka.

Pemuda bermata biru itu sibuk dengan kancing kemeja sekolahnya; sedang yang memakai kacamata begitu lihai menyugar rambut ke belakang dengan santai; dan yang memakai kaos putih serta celana robek-robek berjalan sambil  melambaikan tangan ke arahnya; lalu si pemuda berwajah dingin yang selalu irit bicara itu tersenyum tipis padanya; terakhir si sulung bermata hitam legam. Selalu tersenyum hangat dan jangan lupakan lesung di pipi kirinya selalu muncul ketika berhadapan dengannya. 

Zira jadi bertanya-tanya, apakah mereka adalah malaikat yang dikirim Tuhan? Ataukah jin yang menyerupai manusia? Zira menyadari betapa indahnya ciptaan Yang Maha Kuasa. Di dunia saja sudah setampan itu apalagi pangeran-pangeran surga?

Sampai ketika langkah para pemuda itu berhenti, tentu saja satu yang tertua di antara mereka melangkah maju. Menghadang Zira sebelum ujung sepatunya menempel di sepatu gadis berkerudung itu.

Ah, Zira tahu kedatangan mereka ke sekolah untuk apa. Karena asal kalian tahu, setampan dan sekeren mereka adalah lima saudara yang tidak lain  kakak sepupunya.

Para sepupu itu, tidak juga menyerah untuk membawanya pulang ke istana mereka.

Zira mendongak menatap pelaku yang mengusap kepalanya yang tertutup jilbab. Sembari tersenyum pemuda berlesung di pipi kiri itu berkata, "Jadi ... kapan kamu mau tinggal dengan kami, Zira?"

***

Bagaimana?

Penasaran?

Sampai bertemu di bab satu .... ❤

Cast :

Cast :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Azeera & Brother's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang