22

1.8K 168 53
                                    

Hampir dua minggu Ricky dinyatakan koma, dan selama itu juga Fenly tidak mau berpindah sedikitpun dari sisinya. Banyak yang sudah mengingatkannya akan kondisinya yang tengah berbadan dua, namun Fenly masih keras kepala untuk menemani Ricky demi menjadi orang pertama yang dilihat Ricky saat dia terbangun.

Malam ini ada Farhan dan Gilang yang ikut menemani, sebenarnya juga ada Fiki, namun pemuda belia itu menghilang entah kemana menyusul kepergian sekretarisnya Fenly.

Kini tinggal Gilang yang sejak tadi membujuk Fenly untuk makan malam dan Farhan yang terlihat sibuk dengan ponselnya di sofa sana, seolah tidak saling mengenal. Keduanya memang tidak akur sama sekali sejak pernikahan, mereka dijodohkan untuk urusan bisnis. Sepertinya semua anak-anak keluarga Christovel memang korban perjodohan. Apalagi Gilang itu seorang alpha hanya saja alpha submissive, namun tetap jiwa seorang alpha tidak akan mudah tunduk.

Kembali pada Fenly yang masih menggenggam erat Ricky, dia amat merindukan sosok alphanya, dari celotehan ria hingga semua perlakuan manja Ricky kepadanya. Dia juga ingin mengadu bagaimana ulah calon anak mereka yang selalu membuat Fenly mual di setiap saat, Fenly ingin Ricky tau seberapa besar dia mencintai dan mengharapkan Ricky kembali.

Melihat itu membuat Gilang merasa prihatin, kenapa dia tidak dinikahkan dengan Fenly saja yang jelas omega manis dan baik, tapi malah dinikahkan dengan alpha dingin yang bahkan tidak memiliki selera humor satu persen pun.

"Fen, dengerin gue. Lo harus makan demi kesehatan lo dan janin lo, lo pikir Ricky seneng liat lo begini? Makan ya, Fen?" tanya Gilang lagi.

"Ga pengen makan kak, aku mual. Kak Gilang aja yang makan."

Gilang menghela napas berat, dia meletakan nampan berisi makanan itu di nakas dan mengambil posisi duduk di sebelah Farhan, dengan berjarak tentunya. Dia masih menatap sendu Fenly hingga menyadari tatapan yang Farhan berikan padanya.

"Jangan natap lama-lama, kalo jadi suka bukan tanggung jawab gue."

"Ada batasannya untuk percaya diri."

Keduanya hening kemudian, hanya ada suara lirih Fenly yang mencoba mengajak Ricky mengobrol. Dia mengecup punggung tangan Ricky berulang kali sambil menahan tangis.

"Ovel kangen Ikky, cepet bangun, Kky. Jangan tinggalin Ovel sama baby begini!"

Seolah mantra, bisikan Fenly berhasil membuat pergerakan kecil dari Ricky mulai muncul. Desisan lirih terdengar dari Ricky seiring biji matanya yang bergerak tak nyaman, satu tangannya menekan kepala yang terasa berdenyut.

"Ikky? Bisa denger Ovel?" Fenly mengeratkan genggaman tangannya.

Farhan berinisiatif memanggil dokter, sementara Gilang segera berdiri di sebelah Fenly.

"Ikky?" panggil Fenly lagi ketika kelopak mata Ricky mulai terbuka, dia menatap tajam Fenly dan menyentak genggaman tangan sang omega.

"Lo ngapain di sini?" Suara serak nan berat Ricky menyapa, membuat Fenly terasa membeku.

"Ikky? Ovel nemenin Ikky lho," Fenly rasanya ingin menangis, dia takut akan isi pikirannya sendiri.

Ricky mendesis sejenak, kepalanya terasa amat menusuk. "Ssh.. siapa yang ngizinin lo manggil nama kecil gue?"

"Kky.. kenapa—"

"Keluar!" seru lantang Ricky dengan alpha tonenya. Dia kemudian meringis meremas kepalanya sendiri.

Fenly hanya bungkam meresapi sakit yang terasa di dadanya hingga Farhan datang bersama seorang dokter. Ricky diberi obat penenang, sementara Fenly masih menangis dalam pelukan Gilang.

An Idiot Alpha - RickFenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang