L'amour c'est deux âmes qui deviennent une.
"cinta adalah dua jiwa menjadi satu."
Dia tidak ada di ruang kerjanya di Istana Utama. Dia tidak ada di mansion tempat Elle dan orang tuaku bersembunyi. Dia tidak ada di Istana Schiereiland. Dia tidak ada di mana pun.
"Sialan, Xavier! Di mana kau?" Aku berteriak ke seluruh ruangan. Aku mencarinya di kamarnya yang terkunci rapat. Kamar itu kosong. Tidak ada tanda-tanda keberadaannya sama sekali.
Setelah mengantar Yeon-Hwa ke Shina dengan selamat, aku mulai mencari Xavier ke berbagai tempat. Pertama, aku pergi ke kamarnya, karena Yan bilang dia tidak keluar dari kamarnya. Seharusnya aku tahu bahwa itu karena dia memang tidak ada di sana. Jadi aku mencarinya ke berbagai tempat. Kemudian setiap kali aku lelah mencarinya, aku kembali menemui Yeon-Hwa di Istana Matahari dengan alasan aku akan menyampaikan informasi darinya pada Riz dan Naga Kembar—aku belum memberitahu Yeon-Hwa bahwa Riz dan Diana di Dong-gung bukan Arizona Navarro dan Diana Vinogradoff yang asli. Kemudian aku pergi mencari Xavier lagi. Tapi dia tidak ada di mana pun. Akhirnya aku kembali ke kamarnya, mencari tanda-tanda ke mana dia pergi.
"Pantas saja aku mendengar suara dari arah kamar ini. Rupanya Si Serigala sudah kembali."
Aku segera menoleh ke sumber suara. Ada orang lain di kamar Raja. Orang itu lah yang saat ini menggantikan Xavier sebagai Raja.
"Ludwig..."
"Dia tidak ada di sini." Katanya. Senyuman licik yang membuatnya menjadi mirip dengan Selena terlukis di wajahnya. "Kupikir kau sudah diberitahu."
"Di mana dia?"
"Kenapa bertanya padaku? Kau tahu sendiri aku dan kakakku tidak akrab. Dia lebih dekat denganmu daripada denganku."
Aku menghunuskan pedangku ke lehernya. Ludwig bergeming. Tapi tidak tampak takut sama sekali. "Di. Mana. Dia."
"Coba saja kalau kau bisa. Serigala Winterthur tidak bisa melawan Rajanya." Tantangnya.
"Kau bukan Rajaku."
"Hampir. Jika dia tidak kembali, maka aku akan menjadi Raja. Jika dia mati..." Seringainya membuatku sadar akan satu hal; Ludwig sudah tahu tentang kondisi Xavier. "Setelah dia mati, aku akan menjadi Raja. Jadi bersikap baiklah padaku."
Tepat saat aku mengayunkan pedangku untuk menebasnya, Ludwig sudah berteleportasi ke sudut lain ruangan ini. Aku hampir lupa kalau dia juga penyihir.
"Asal kau tahu, kami sudah bicara." Katanya dengan tenang, tapi ekspresinya sulit dibaca. Apa itu ekspresi penyesalan? Sedih? Aku tak bisa menebak apa yang direncanakannya. Jadi aku tak tahu yang dia katakan adalah yang sebenarnya atau tidak. Aku lupa dia adik Xavier. Dia juga punya bakat berpura-pura dan berbohong. Ludwig melanjutkan, "Kami membuat kesepakatan. Dan aku sudah mendapat izin darinya untuk menggantikannya sementara waktu. Jadi jangan terlalu galak padaku, Serigala."
"Kesepakatan apa?"
"Tanyakan sendiri padanya. Masa kau tidak sadar? Selama ini kau bersamanya. Ah... Aku lupa kalau kakakku itu paling jago bersandiwara. Jadi kau pasti tidak sadar kalau dia sedang menyamar. Dia dan kekasihnya, Si Putri dari Schiereiland itu, ada di Orient."
Sial.
Sialan!
Aku segera berteleportasi ke Dong-gung. Peningnya luar biasa dan rasanya seperti seluruh isi perutku dipaksa keluar. Seminggu terakhir ini aku tak berhenti berteleportasi, berpindah-pindah tempat ke empat negara hanya untuk mencarinya. Aku menguras tenagaku dengan sia-sia. Dia ada bersamaku selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lotus of East Palace
FantasíaLanjutan dari 'The Rose of The South' Lee Yeon-Hwa menghabiskan seluruh hidupnya untuk berlatih agar dapat menjadi ksatria wanita. Impiannya terwujud. Di usianya yang ke dua puluh tahun kini dia sudah menjadi salah satu ksatria wanita Pasukan Montre...