Eps 7

9K 850 101
                                    

Disebuah gudang tua yang sudah lama tidak terpakai, terselip di dalam hiruk pikuk keramaian kota Byantara. Disitulah tempat markas geng black panther berada, salah satu geng motor yang suka membuat onar, juga rival terbesar dari geng Leopard.

//Bak buk bak buk// Terdengar suara pukulan memenuhi seisi gudang, terlihat seorang anak laki-laki duduk diatas sebuah kursi tua dengan kedua tangannya di ikatkan kebelakang, mulutnya disumpal menggunakan kain putih, bajunya terlihat lusuh, dan tatapan matanya tampak sayu.

"Jangan dipukulin terus Van, kalau dia mati bukan tawanan lagi namanya," Tutur Satria kepada Novan, yang tidak henti-hentinya memukuli Antariksa.

"Tenang, gua gak bakal buat dia mati kok. Mungkin paling mentok, cacat aja udah cukup. Bolehkan gan?" Tanya Novan menoleh kepada Regan yang sedang duduk diatas joke motornya, sambil menikmati sepuntung rokok.

Kepulan asap keluar dari dalam mulut Regan, sebelum akhirnya membuang sepuntung rokok tersebut lalu menginjaknya menggunakan sepatu boots hitam yang ia kenakan.

Regan turun dari atas joke motornya dan berjalan menghampiri Antariksa yang sudah terduduk lemas disana.

Regan menjambak kasar rambut hitam Antariksa, membuatnya mendongak menatap wajahnya. "Kemana Antarez yang gua kenal?, biasanya Lo langsung ngamuk kalau disentuh dikit sama kita," Ujar Regan menatap lekat bola mata Antariksa.

"Tapi bagus sih kalau sifat Lo tiba-tiba berubah jadi pengecut gini, jadi gua gak perlu susah-susah harus ngajak semua anak Leopard buat tawuran. Karena pemimpin mereka, sudah menjadi sampah," Sarkas Regan menekan pada kata 'sampah', menghempaskan cengkraman nya begitu saja.

"Loser," Bisik Regan begitu jelas ditelinga kiri Antariksa dan diakhiri dengan gelak tawa.

//Bug// Regan melayangkan pukulannya tepat pada perut Antariksa, membuat anak itu mengerang kesakitan. "Cih, jijik gua."

"Regan!" Panggil Novan.

"Hm?" Deham Regan melihat Novan melirik kesisi kirinya, memberikan kode kepada anak itu kalau ada seseorang yang datang.

Disaat Regan membalikkan tubuhnya, ternyata benar sebuah sepeda motor ninja berwarna hitam berjalan masuk kedalam sana, lalu berhenti tak jauh dari tempat Regan berada.

"Asekkk ada yang punya nyali besar nih, cari mati bang?" Ledek Satria, kepada laki-laki tersebut yang baru saja turun dari atas motornya, dengan masih menggunakan helm full facenya.

"Ka-kakak," Batin Antariksa terkejut, ia sudah bisa menebak siapa orang dibalik helm itu.

Dengan langkah kaki santai, ia mulai berjalan menghampiri Regan dan berdiri tepat dihadapannya. Tanpa aba-aba sebuah pukulan keras dihantamkan pada pipi kanan Regan, membuat lelaki itu ikut menoleh kesisi kanan.

"Woy brengsek!" Marah Novan tersulut emosi, tapi seketika langkah anak itu berhenti selepas melihat si ketua mengangkat tangan kirinya, meminta Novan untuk tenang.

"Pukulan Lo boleh juga," Ujar Regan tersenyum smirk, sambil memegang rahang wajahnya yang terasa nyeri. Ia bisa merasakan sensasi rasa darah bercampur ludah didalam mulutnya.

"Lepasin dia sekarang juga," Titah anak tersebut.

"Apa?" Tanya Regan memegang telinganya, pura-pura tidak mendengar dengan apa yang lelaki itu katakan.

"Lo mau dia?, Lo mau ketua Lo yang gak berguna itu?" Sambung Regan menunjuk kearah Antariksa, Antariksa kembali menatap membuat kontak mata dengan dirinya. Ia terlihat setengah mati sekarang.

"Ck, jangan-jangan mereka berpikir kalau si Antariksa itu gua," Batin Antarez mendecak.

"Gua bilang, lepasin dia sekarang juga atau gua bakal hancurin muka bajingan Lo itu," Ancam Antarez.

"Apa, apa?. Lo berani ngancam gua?. Lo gak tahu sekarang Lo lagi ada dimana?" Balas Regan menahan tawa.

"Lo lagi ada di kandang musuh bro, sebelum Lo bunuh gua Lo bakal mati duluan, dikeroyok habis sama anak-anak black panther," Pungkas Regan dan terdengar suara gelak tawa dari mereka semua.

"Tapi, sebelum Lo berani pukulin gua disini. Boleh dong, dibuka dulu helmnya. Biar gua tahu siapa bocah yang sudah berani-beraninya nantangin gua," Pinta Regan, dan Antarez pun menuruti keinginannya. Helm full face itu mulai terlepas dari kepala Antarez.

Semua anak dibuat terkejut, selepas melihat siapa sebenarnya sosok yang berada dibalik helm tersebut. "Lah kok, k-kok ada dua?" Kejut Novan.

"Yang asli yang mana nih?" Bingung mereka semua begitupun juga dengan Regan, mereka tidak bisa membedakan mana Antarez yang asli, mereka semua sukses dibuat bingung dengan adanya kedua anak kembar ini.

"Puas Lo sekarang?" Ujar Antarez menekan nada bicaranya.

"Gua minta lepasin anak itu sekarang juga, dia sama sekali gak ada hubungannya dengan masalah kita."

"Owh gua paham sekarang, jadi anak yang berdiri dihadapan gua ini yang asli," Ucap Regan mulai bisa mengerti apa perbedaan diantara kedua anak kembar itu.

"Pantesan, waktu anak buah gua gebukin yang sana dia diem aja, ternyata itu kw."

"Okeh, Lo boleh bawa pulang saudara kembar Lo yang disana itu hidup-hidup. Tapi dengan satu syarat."

"Apa?" Tanya Antarez.

"Lo duel sama gua, kita adu kekuatan. Kalau Lo menang, gua bakal biarin Lo bawa dia pergi. Tapi kalau Lo kalah, Lo harus tunduk dihadapan gua, dan suruh semua anak buah Lo akuin kekalahan didepan geng black panther sekarang juga."

Antarez terdiam sejenak selepas mendengar persyaratan dari Regan, bukannya merasa takut tapi dia sedang berada dipilihan yang sulit saat ini. Disisi lain adalah teman-temannya yang sudah Antarez anggap seperti keluarga, sedangkan disisi lain adalah adiknya.

"Oke gua setuju," Jawab Antarez setelah mempertimbangkannya matang-matang.

"Tapi gua berharap, Lo bisa pegang omongan Lo itu."

"Tenang aja, gua amanah kok orangnya," Balas Regan, lalu seketika langsung melayangkan pukulannya dan dengan sigap ditepis oleh Antarez.

Perkelahian antara mereka berdua terjadi begitu sengit, anak-anak black panther dan juga Antariksa menjadi saksi, duel antara ketua geng motor terkuat di kota Byantara.

Disaat-saat terakhir, Regan terlihat mulai kewalahan menghadapi Antarez, energi kedua anak itu sudah terkuras habis. Satu pukulan lagi maka Antarez bisa memenangkan duel ini. Tetapi, sekali lagi mereka melakukan hal yang sama seperti apa yang mereka lakukan biasanya. Punggung Antarez dipukul menggunakan balok kayu. Tubuh Antarez tumbang dan terjatuh diatas tanah.

"Dasar licik!" Ucap Antarez berusaha untuk mengangkat kepalanya, melihat kearah Regan yang tersenyum kepadanya.

"Memangnya Lo berharap apa?" Ujar Regan berjongkok di depan Antarez.

"Lo berharap gua main bersih?. Memangnya sejak kapan anak black panther main adil?. Kalau Lo berpikir gua bakalan ngelakuin hal itu, berarti Lo lagi mimpi," Sambung Regan memegang dagu Antarez.

"Dengerin gua bro, di zaman sekarang. Kalau Lo gak main curang, Lo gak bakal menang."

BROTHER KONFLIK [S1&S2] segera terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang