34

66 4 0
                                    

Fakhri ganteng : Ara
18.55

Ya, Aurora mengubah nama Fakhri di kontaknya. Nama kontak yang kemarin terlalu panjang menurutnya.

Ara : Iya?
19.07

Fakhri ganteng : Besok pas pulang sekolah bisa temenin gua ke toko buku? Mau beli alat lukis
19.07

Ara : Alat lukis? Lu hari sabtu mau ngelukis di taman lagi? Gue mau ikut lagi.
19.10

Fakhri ganteng : 😆 Iyaaa Ara-kuu
19.10

"Et kok gue deg-degan sih?" Gumam Aurora.

Ara : Oke
19.11

Fakhri ganteng : Sip👍☺
19.11

"Kenapa lu kak?" Tanya Reza yang sedikit mendengar gumaman Aurora. Mereka sedang duduk di ubin sambil menonton televisi.

"Ja, kalo gue deg-degan itu artinya apa?"

"Ya berarti lu hidup, bodoh." Jawab sekaligus cerca Reza.

Aurora sedikit kesal. "Si kampret, bukan gitu maksud gue."

"Terus?"

"Kan gue chattan sama si Fakhri, tapi detak jantung gue langsung cepet. Kenapa ya?"

"Fakhri? Yang pas waktu itu nganterin lu pulang terus yang kemaren pas di kantin duduk di samping lu?" Tebak Reza. Aurora mengangguk.

"Ohh, gua juga gak tau kenapa sih. Ada banyak dugaannya." Lanjut Reza.

"Contohnya, mungkin lu takut sama dia? Terlalu bersemangat? Atau bisa juga lu suk—"

"Kayaknya gue terlalu bersemangat." Potong Aurora.

"Yaudah."

Tringgg Tringg

"Mami vid call nih," kata Aurora.

"Yaudah angkat," balas Reza.

"Assalamu'alaikum anak mamiiiiiii!"

"Waalaikumusalam mamikuu yang cantikk." Jawab Aurora.

"Duh, mami gak ketemu kalian sehari aja udah kangen banget apalagi lima bulan kayaknya mami gak sanggup deh."

"Ohhh? Mami sama papi jadinya lima bulan di sana? Gak jadi lima hari?"

"Iya sayang, ternyata kerjaan papi lebih banyak dari yang papi kira. Kata papi sih gitu."

"Yahh lama banget mi ituuuu. Tapi demi kemakmuran ekonomi keluarga kita ya gapapa, mami sama papi pasti sanggup. SEMANGATTTT!!" Aurora berseru.

"Iyaaa sayang, kamu juga semangat sekolahnya!"

"Ett dah, kaget gua."

"Oh? Suara Ejaaa? Mana anak mami yang satu lagi hmm?"

Aurora mengarahkannya handphonenya ke depan muka Reza.

"Gak usah deket-deket juga kak," lalu Reza mengambil handphone tersebut. "Gua aja yang pegang." Ia berucap pelan lalu mengangkat handphone milik kakaknya.

"Hiiii mamiiiiii," Sapa Reza dengan ceria.

"Hi juga anak mami yang gantenggg."

"Mami sama papi jadinya lima bulan? Tapi Eja minggu depan udah mulai masuk sekolah lagi mi." Adunya.

"Iyaa mami ngerti, nanti uang jajan kalian di transfer lagi sama papi. Tenang aja." Ucap Zara lembut.

"Oh iya, kalian kalo makan malam bisa pesen atau bikin sendiri kan? Soalnya bu Ijah gak bisa katanya kalo sekalian sama makan malem." Zara sedikit khawatir dengan jadwal makan anaknya.

Reza tersenyum. "Santai mi kalo buat makan malem mah, banyak abang-abang gerobak yang lewat."

"Iya sih, yaudah nanti kalo uangnya kurang kabarin mami aja ya."

"Siap mi!"

"Oh iya, Au mana? Mami mau ngomong sama dia."

Reza mengembalikan handphone Aurora.

"Au, di dalem lemari mami kan ada satu novel nah di dalem novelnya ada kartu. Nanti papi transfernya ke situ. Kamu bisa kan ambil uangnya sendiri?"

"Bisa mi, apasih yang Au gak bisa?" Kelakarnya.

"Cosplay jadi anak pendiam." Cerocos Reza yang hanya mendapat tatapan tajam dari Aurora.

Zara tertawa pelan. "Yaudah mami mau ke papi dulu ya, nanti mami telpon lagi kalo bisa."

"Emang papi di mana mi?"

"Lagi ngobrol sama rekan bisnisnya, mami izin ke toilet karena bosen terus nelpon kalian deh. Mami lagi duduk di bangku yang lumayan jauh dari papi." Jelas Zara yang mendapat anggukan dari Aurora.

"Oke, semangat mamiiii! Bilangin papi semangat jugaaa!" Kata Aurora dengan ceria.

"Iya sayang, kalian juga semangat! Mami matiin ya sambungnya, assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam mi."

"Meoww meowww,"

"OH CALVIN CALVINNN!" Aurora mengunyel-ngunyel kucingnya.

"Aku lupa, kamu belom makan malem yaaa?"

"Meowww,"

Aurora berdiri. "Ayok kita makan malem dulu," katanya ceria lalu berjalan ke dapur. Calvin mengikuti di belakangnya.

"Nih makan dulu pus," lalu Aurora meletakan mangkok untuk tempat makanan hewan yang berisi makanan kucing untuk Calvin.

"Kak, kita mau makan malem sama apa?"

"Nanti aja, nunggu tukang cuanki lewat."

"Oke."

•Older Me•

salam jodoh, rangurlazy

𝐎𝐥𝐝𝐞𝐫 𝐌𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang