27.Pasrah

1.2K 114 17
                                    

Drrtt... ponsel Sila bergetar menandakan ada pesan masuk. Namun Sila tidak ingin melihat pesan dari siapa itu karena sedang ada guru yang mengejar.

Drrtt... Drrtt... Sila berdecak. Semakin di abaikan semakin banyak notif yang masuk. Sila mengambil ponselnya di saku lalu mengecek dari siapa pesan itu.

Ternyata, itu pesan dari nomor Darma yang belum ia simpan.

085645******

|Gue butuh lo

|Ke UKS sekarang.

|P

|P

|P

Ap si?|

Gue lg ad guru|

|Izin

G bs|

|Apasi? keyboard lo rusak?

G|

|5 menit gue tunggu di UKS
Ga dateng gue samperin lo ke kelas!

Sila berdecak kesal. Kenapa ketua osis itu selalu maunya sendiri. Selalu membuatnya kesal dan susah.

"Ini orang maunya apa sih!"

Akhirnya Sila mengacungkan tangannya pada guru yang sedang mengajar di depan.

"Bu, saya izin ke toilet bentar ya?"

"Iya Sila. Cepat kembali ya."

"Iya Bu."

••••

Jarak dari kelas ke UKS cukup jauh karena kelas Sila berada di lantai 2 sedangkan UKS di lantai 1.

Sila berjalan gontai menuju ruang UKS dan langkahnya terhenti tepat di depan pintu. Ia melihat Elina sedang mengobati Darma di dalam.

"Ngapain di situ? Masuk sini," suruh Darma. Elina yang mengetahui kedatangan Sila hanya bersedekap dada.

"Apa?" tanya Sila malas.

"Obati lengan gue."

Darma menyodorkan lengannya yang sudah di perban pada Sila. Gadis itu hanya berdecak.

"Kayaknya otak lo, deh kak yang perlu di obati. Lengan udah di perban gitu masih minta di obati!"

"Ya emang udah."

"Terus faedah lo suruh gue ke sini ngapain?"

"Ngobatin luka gue."

Sila menatap Darma malas. Sepertinya luka di lengan pria itu membuat otaknya geser sedikit.

"Minta aja kak Elina. Gue lagi sibuk."

Sila hendak berbalik badan namun Darma menarik gadis itu semakin dekat padanya.

"Pacar gue itu lo bukan Elina." Kini tatapan Darma beralih pada Elina yang masih berdiri di tempatnya.

DARMASILA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang