The information 📩

6 1 3
                                    

Seperti biasa, Hana bangun tepat waktu dan tak ada satupun orang dirumahnya, kecuali 2 pembantu yang selalu menyiapkannya sarapan pagi.

"Selamat pagi nona. Hari ini sarapannya nasi kimchi yang resepnya diberikan sendiri dari restoran favorit anda." Ucap pelayan itu sopan.
"Baiklah. Terimakasih atas kerja kerasnya." Jawab Hana sangat formal.
"Kami akan kembali ke dapur lagi. Selamat menikmati sarapan anda." Ucap pelayan itu lagi, dan pergi meninggalkan Hana sendiri di ruang makan.

Ia menikmati makanannya walau terasa hampa.
"Tidak Hana. Jangan menangis. Ini sudah berlalu selama 11 tahun. Kau harusnya sudah terbiasa dengan ini semua." Ucapnya dalam hati karena rasa kehampaan itu. Beberapa detik kemudian, sebuah notifikasi dari handphonenya masuk. Hanya pesan spam seperti biasa. Namun saat akan menutup layar handphonenya, sebuah pesan dari nomor tak asing membuat Hana mengurungkan niatnya mematikan layar handphonenya.

Mom

Hana-ya. Setelah pulang sekolah nanti, ikutlah dengan pak Kim kedalam mobilnya. Dia akan membawa mu kerumah teman ibu

Kerumah teman ibu? Untuk apa? Aku tidak perlu kesana hanya untuk menemani ibu melakukan sosialisasi kan?

Tidak!
Hari ini ibu akan pergi untuk beberapa hari kedepan. Tidak tahu kapan. Mungkin 2 minggu lebih. Setelahnya ibu akan sering menemui mu.

Ibu selalu mengatakan itu jika akan pergi keluar negeri
Tapi kali ini, untuk apa aku harus kesana?

Kamu akan menginap disana selama ibu pergi

Yang benar saja?
Bukankah ibu sudah cukup sering meninggalkan ku sendirian dirumah hanya dengan para pelayan?

Hal itu beda. Ibu hanya pergi selama 1 atau 3 hari. Tapi kali ini ibu akan pergi untuk waktu yang lama

Tetap saja. Masih ada para pengawal dan pelayan disini yang menemaniku. Tidak perlu tinggal disana bersama orang asing.

Tidak bisa. Ibu tidak tahu apa yang akan terjadi padamu nanti, jika ibu meninggalkan mu disana. Lagipula, para pelayan itu memiliki rumah masing-masing. Mereka tidak dapat terus-menerus tinggal disana.
Pahami kali ini, Hana.

Terserah. Aku tidak peduli

Intinya, aku akan tetap meminta Pak kim untuk menjemput mu sepulang sekolah, dan mengantarkan mu kesana. Untuk pakaian, akan ibu minta para pelayan menyiapkannya.

Hana menghela nafas nya saat membaca pesan dari ibunya itu. "Mengesalkan" Batinnya dan melemparkan handphone itu kesembarang tempat.

Seperti yang dibilang ibunya pagi tadi. Pak Kim benar-benar sudah siap di depan pintu gerbang sekolah untuk menjemputnya. Dengan langkah berat, Hana berjalan kearah mobil itu dan tersenyum pada pak Kim yang membukanya pintu mobil.

"Barang nona sudah ada di bagasi. Kami sudah memastikan barang-barang yang harus nona bawa untuk menginap disana. Tapi jika ada yang kurang, anda bisa meminta kami untuk mengambil barang tersebut." Jelas pak Kim sambil fokus pada jalanan. Hana tak menjawab. Ia hanya mengangguk kecil, sambil melihat kearah kaca kecil yang bergelantungan di atas mobil, berharap pak Kim dapat melihat anggukannya.

Jalanan yang mereka lalui sangat asing bagi Hana. Dapat Hana akui, kalau dia memang sangat nolep untuk mengetahui jalanan seperti ini. Menuju kemana, dan harus kearah mana. Yang ia ketahui hanya jalanan sekitar rumahnya, kafe favorit nya, sekolah, dan kawasan sekitar sekolahnya saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

15 days with strangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang