Juan melangkah santai memasuki rumahnya. Senyumnya terbit ketika melihat sang adik yang tiduran di sofa dengan fokus pada televisi didepannya.
"Pagi-pagi udah nonton Spongebob aja, dek." ujar Juan melangkah mendekati sang adik.
Nara hanya bergeming, netranya fokus ke arah televisi membuat Juan terkekeh pelan. Ia mencondongkan tubuhnya, membawa bibirnya mencium pipi sang adik lembut.
Nara berdecak kesal, "Apasih, Abang minggir gak usah ganggu Adek."
Juan terkekeh pelan, tangan kanannya bergerak menyisir lembut surai Nara, "Marah, ya?"
"Papa udah berangkat ya, dek?"
Pertanyaan Juan dianggap angin lalu oleh sang adik, fokusnya masih berpusat pada televisi. Juan tersenyum kecil, Nara total ngambek.
Juan menarik pelan lengan sang adik hingga membuat sang empu terduduk dengan raut wajah kesal.
"Udah gede kok masih pake piyama gambar beruang." ejek Juan dengan senyuman jahilnya.
Nara melotot tak terima, "Ya, biarin. Mau adek pake piyama gambar bebek, beruang, atau gak pake baju ya terserah adek. Abang gak usah ngatur."
Juan menyentil pelan bibir Nara membuat sang empu berdecak kesal, "Gak boleh loh ngomong gitu, Abang sedih dengernya."
Nara hanya diam, ia mengalihkan pandangannya, berusaha menghindar dari Juan yang menatapnya. Juan menarik pelan lengan Nara hingga membuat sang empu berdiri di hadapannya.
Juan terkekeh, sang adik masih berusaha menghindari tatapannya. Juan mengangkat sang adik dan menggendongnya ala koala. Kedua kaki Nara melingkar sempurna pada pinggang sang kakak.
"Adek?"
Nara masih enggan menatap sang kakak.
"Adek, liat Abang, dong."
"Adek gak kangen Abang?"
Juan tersenyum lebar ketika adiknya itu melingkarkan kedua tangannya pada lehernya, menenggelamkan kepalanya pada ceruk leher sang kakak, "Kangen banget." ujar Nara pelan.
"Abang sok sibuk sih."
Juan tergelak, "Bukan sok sibuk, dek. Abang emang sibuk, Abang juga kangen Adek. Kangennnn bangett."
Juan melangkahkan kakinya menaiki anak tangga, masih dengan menggendong sang adik, "Adek juga sekarang sibuk."
Nara mendongak dengan kedua mata bulatnya, "Enggak tuh."
Juan mencium gemas sebelah pipi Nara, "Iya, Adek sibuk semenjak punya pacar. Abang jadi terlupakan." ucap Juan dramatis.
Nara berdecak, ia menggigit dagu sang kakak hingga membuat Juan mengaduh, "Adekk ya ampun, jangan digigit."
Nara melepas gigitannya, "Biarin!" serunya kesal.
Juan berhenti tepat didepan pintu kamar sang adik, "Temen-temen Abang mau kesini, Adek mandi ya biar wangi." Ucap Juan sembari membuka pintu kamar sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panglima Semesta | Sungjake
Fanfiction[END] Alaska itu cuek, ketua dari geng motor Rajawali itu hanya peduli pada dua hal. Pertama Rajawali dan kedua sahabatnya. Namun, pertemuannya dengan murid ceroboh yang menabraknya di kantin merubah segalanya. "Siapa?" "Hah? Siapa apanya?" "Yang na...