ABAIG 14

213 20 1
                                    


Waktu terasa begitu cepat, surya yang indah telah selesai dengan tugasnya dan berganti dengan rembulan purnama yang indah sebagai pengganti cahaya itu tuk menghiasi malam gelap di temanin kelipan berlian langit yang sering di sebut bintang.

Malam sunyi hanya di temanin similir angin dingin terasa begitu khas dengan hawa mencekam saat melihat sebuah mension tua yang sudah lama di tinggalkan.

Mension itu terlihat begitu sunyi dan sepi, dan terasa begitu menyeramkan, dengan banyak lumut yang ada di dinding bangunan tersebut di tambah dangan lantai nya yang kotor dan sangat banyak tanah.

Kita pasti akan berfikir bahwa mana ada manusia yang bisa kuat untuk menempati rumah yang terlihat sudah di tinggalkan lama itu.

namun siapa sangka ada sosok makluk hidup tampan yang sedang bediri di balkon salah satu kamar Bangunan itu.

"Sepi juga yah kalo gue cuma tinggal sendiri disini, engga ada temen engga ada keluarga, miris banget hidup gue astaga," ucap sosok makluk itu.

Makhluk itu menatap bulan purnama di langit gelap, wajah tampannya begitu lesu dan makhluk itu hanya bisa berharap agar ia memiliki teman lagi.

"Semenjak Bina pergi dulu, gue ngerasa kalo dunia gue hancur banget, Bina satu satunya sahabat gue," gumam Makluk itu.

"Andai kan gue bisa ketemu Bina lagi," lanjut nya.

Theodhor Gernaldy atau Theo, Hantu tampan penunggu Mension kosong ini, sebenarnya Theo tidak berasal dari Mension tersebut, hanya saja hantu itu merupakan arwah penasaran yang sudah terikat dengan kota ini.

Yang menyebabkan Hantu tampan ini harus tinggal sendiri di Mension tersebut tanpa ada kawan bersamanya.

"Apa gue rasukin manusia aja yah? siapa tau gue bisa ketemu Bina," celetuk Theo.

Theo bertekad dengan idenya, Hantu dengan pakaian serba putih itu menelusuri jalanan siapa tau ada anak remaja lalu lalang di sekitar mension itu.

Dan Keberuntungan berpihak kepadanya, terlihat seorang remaja dengan seragam sekolah dan tas lusuh digendangannya sedang berjalan sendiri dengan raut wajah yang terlihat gugup untuk melewati Mension tua ini.

Theo bersmirk, hatinya senang dengan memandang seorang remaja itu, tanpa fikir panjang ia terbang lalu mengehampiri pemuda itu.

Hantu itu mulai memasuki tubuh Remaja sasarannya, Theo bersmirk saat ada memori yang ia dapat dari pemilik tubuh.

Mark Galanganta, lelaki nerd namun memiliki rupa menawan, kaca mata bulat yang selalu ia pakai menutupi netra hitam nya ditambah dengan kulit yang putih dan senyuman yang manis.

"Dengan Tubuh ini gue bisa nyari Bina dan terbebas dari ikatan di Mension itu," ucap Theo yang kini berubah nama menjadi Mark. keduanya sama sama si untungkan seperti Mark yang akan melawan saat di bully dan Theo yang bebas mencari "Bina".

Theo mulai berjalan meninggalkan tempat itu dan pergi pulang dengan bekal ingatan dari Mark.

✴♦✴


'Tak terbiasa' hal itu yang di Rasakan Rasya saat ini, lelaki itu duduk di bangku kayu tempat warung yang Rasya dan teman teman nya kunjungi tadi pagi namun dalam posisi matahari sudah berganti Rembulan di langit.

Hal ini terjadi karna Rasya di ajak oleh Radit dan Randy untuk nongkrong malam hari seperti para remaja umumnya. tentu saja ide itu di sambut baik oleh Mamah dan Papah Rasya yang senang dengan tingkah anak semata wayangnya yang inget berniat untuk berubah.

"Lo kagak pernah nongkrong malem malem kan, nih gue sama Randy kasih tau gimana Rasanya," ujar Radit.

Rasya hanya berdehem pelan, netranya meneliti suasana warung yang tadi siang dirinya dan kedua kawannya datangi. suasananya begitu berbeda dan asing di mata lelaki itu.

Abnormal Boy And Indigo Girl (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang