4

3.5K 234 6
                                    


🌷HAPPY READING🌷

BRUAK!!

Pintu kamar itu terbuka lebar dengan cepat.

"DAYNA!"

Sang gadis yang tengah duduk meringkuk itupun menoleh. Lalu langsung berlari memeluk tubuh pemuda itu erat.

"Kak! Tadi laptop Dayna tiba-tiba nyala! Terus muncul joker bawa pisau! Jokernya kayak dikolong ranjang Dayna kak!" Tunjuknya pada tempat bawah tidurnya. Ia gemetaran takut. Memang tidak seperti biasanya, tapi entah kenapa Zefan malah menyukai sikap Dayna yang penakut dan bergantung ini. Seakan hanya bersama dialah gadis itu akan aman. Tapi, bisakah ia melindungi gadis kecil ini? Zefan mengusap surai kepalanya lembut seakan memberikan ketenangan bahwa ada dirinya disini, ia tak sendirian.

"Biar kakak cek ya?" Zefan berusaha menenangkannya.

"Jangan kak! Takutnya entar joker itu muncul terus nyerang kakak!" Cemasnya mempererat pelukan. Masa bodo dengan urat malu gadis itu.

"Dayna, biarkan kakak cek oke?" Zefan sedikit melonggarkan pelukannya. Dayna pun melepaskannya dan beralih kebelakang Zefan takut.

Langkah Zefan seakan berat, kenapa dirinya ikut takut? Ia bukan takut seseorang yang berada dibawah ranjang itu, tapi ia takut tidak bisa melindungi Dayna. Ia tidak menjamin ia bisa terus ada untuknya. Apalagi saat ditinggal sedetik aja dirinya sudah dalam bahaya. Tapi kenapa penjahat itu semakin jelas terlihat mengincar Dayna?!

"Kak?" Panggil Dayna ketika Zefan melamun.

"Ah ya, mari kita lihat" Zefan yang tersadar pun membuka seprai pink corak bunga-bunga itu pelan. Ia menarik nafasnya dalam seakan tercekat.

Blam!!

Dengan sekali tarik seprai itu terangkat. Tak ada apapun disana. Tentu saja Zefan sebenarnya sudah tau semua ini pasti jebakan awal. Tapi kenapa Zefan rasanya marah? Apalagi jika sampai Dayna ketakutan. Jika dibiarkan lama, gadis itu bisa depresi.

"Liat, gak ada apa-apa kan?" Zefan bangkit dan menghampiri Dayna lagi.

"Kak, dirumah ini ada hantunya ya?" Tanya Dayna polos yang membuat Zefan menahan tawanya. Melihat ekspresi wajahnya, entah kenapa terlihat menggemaskan dibanding dulu.

"Gak ada hantu! Terkadang manusia lebih menyeramkan darinya" Zefan yang tidak tahan pun mencubit kedua pipinya gemas.

"Ih kak! Awuh tau!" Dayna mengusap pipi merahnya akibat cubitan.

"Dayna, apa kamu merasakan mual, sakit kepala atau hal lain?" Tanya Zefan hawatir.

"Hm gak tuh! Dayna ngerasa..." Saat hendak mengatakan baik-baik saja, tiba-tiba pandangannya memburam. Tubuhnya juga serasa sempoyongan.

"DAYNA!" Untungnya Zefan sempat menahan tubuhnya sehingga Dayna tidak tergeletak begitu saja dilantai.

"Racunya pasti mulai bereaksi" Monolognya dengan sangat risau. Bahkan ia mengeratkan rahangnya ketika melihat wajah dan bibir Dayna memucat. Siapapun yang telah melakukan semua ini pada Dayna, Zefan tidak akan pernah memaafkannya!

.
.
.

"Dayna! Jangan bermain ketempat itu lagi!"

I Became a Mafia Family ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang