35. Pada Akhirnya

1K 98 12
                                    

Shaka memutuskan untuk menerima perjodohan itu.

Yah, itulah fakta yang Natha ketahui. Sebulan sudah Shaka dan Chesa saling mengenal, dan Natha rasa, Shaka memiliki ketertarikan yang besar pada perempuan bernama Chesa itu.

Pada akhirnya, Shaka menyerah pada perasaannya karena lelah mengejar Natha selama 14 tahun lamanya.

Ah... 14 tahun ya? Natha baru menyadari bahwa Shaka menyimpan rasa padanya selama itu. Wajar saja jika Shaka lelah dan memutuskan untuk menyerah. Wajar sekali Shaka memilih untuk mencari bahagianya sendiri. Dan sudah seharusnya mereka berakhir dengan jalannya mereka sendiri. Namun, kenapa sekarang Natha malah merasakan sedih yang berlebihan?

Bukankah ini yang ia inginkan sejak lama? Tapi, kenapa ada perasaan tak terima yang selalu menggerogotinya?

Natha tahu dengan jelas apa jawabannya. Ia tak bodoh untuk memahami perasaannya sendiri. Natha sangat mengerti alasan kenapa dirinya merasakan sakit yang luar biasa saat melihat Shaka dan Chesa bersama.

Ah, perlukah Natha mengatakan yang sebenarnya tentang perasaannya selama ini? Bahwa... dirinya telah mencintai Shaka sejak 7 tahun yang lalu. Iya, Natha mencintai Shaka.

Namun, ia bisa apa? Natha tidak cukup pantas untuk bersanding dengan Shaka karena ia sudah tidak berharga lagi. Natha tak bisa egois dan menggapai inginnya sendiri. Ucapan Arga kala itu benar-benar membayanginya dan selalu menyadarkan Natha bahwa ia tidak pantas untuk siapapun.
 
"Asal lo tahu, gak ada cowok yang mau sama cewek yang udah jadi bekasan orang lain. Lo cuma bakal jadi sampah setelah ini, Zeanatha. Ingat kata-kata gue."

Berat rasanya mengakui itu, namun, kenyataannya memang seperti itu kan? Natha telah menjadi sampah. Natha tidak pantas bersanding dengan Shaka. Hal itu terus menghantamnya sampai Natha selalu berakhir dengan menolak Shaka setiap kali lelaki itu mengajaknya menikah.

Natha menolak Shaka bukan karena ia tidak memiliki perasaan yang sama. Tapi karena Natha sadar bahwa ia tidak pantas untuk bersanding dengan Shaka.

Ada perempuan yang jauh lebih pantas untuk Shaka, dan Chesa adalah orangnya.

Dering telepon berbunyi, menandakan ada sebuah panggilan masuk di ponselnya. Natha mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya, lalu menerima panggilan yang ternyata berasal dari Sania.

"Halo, Ma? Kenapa?" ucap Natha begitu telepon tersambung.

"Sayang, kamu di mana? Kok gak datang? Ini acaranya bentar lagi mulai loh."

Ah, iya. Hari ini adalah hari pertunangan Shaka dan Chesa.

"Aku... kayanya gak bisa datang deh, Ma," jawab Natha dengan pandangan yang mengarah pada jalanan di depan sana.

"Loh? Kenapa, Sayang? Ini kan pertunangan Shaka, masa kamu gak datang?" Terdengar nada kecewa dari ucapan Sania. Tentu wanita paruh baya itu menyayangkan akan keabsenan Natha di acara penting Shaka.

Natha terdiam sejenak. Ia menggigit bibirnya sendiri selagi menahan sesak di dadanya. "Aku banyak kerjaan dan gak bisa ditinggal, Ma. Gapapa ya aku gak datang dulu? Tapi aku janji nanti bakal datang di pernikahan mereka."

Natha berbohong. Faktanya sekarang ia tengah duduk di sebuah kafe yang sepi pengunjung karena menghindari pesta pertunangan Shaka dan Chesa. Natha merasa bahwa ia tak akan sanggup melihat keduanya bertukar cincin dan saling merangkai bahagia bersama. Ia... butuh waktu untuk menerima semuanya.

Mistake✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang