Cuma mau share ini aja sih
“Coba aja tuh, sama si Dimas barangkali kalian cocok,” kata Bunga dengan santai sewaktu ke luar dari perpustakaan sambil menenteng buku dan jurnal hasil pinjaman sebelum berpisah. Bunga ada urusan sama wali dosennya; Soraya ada janji temu sama Mbak Wendi di tempat sama.Seperti awal-awal sebelum naskahnya diambil alih korektor, Soraya hanya akan bertemu Mbak Wendi tidak ada lagi Tian yang akan mengurus naskahnya. Barusan banget pagi ini Mbak Wendi beri kabar lewat chat tentang Tian yang mungkin tidak akan mengoreksi naskahnya setelah revisi. Di dalam pesannya tidak ada alasan pasti mengapa Tian mundur yang justru terkesan kurang profesional. Soraya tak perlu mencari tahu karena telah mengantongi alasan kepergiaannya.
Cuma ada bagian yang mengusiknya. Bukankah urusan pekerjaan adalah pekerjaan. Semestinya Tian bisa bersikap profesional tanpa melibatkan urusan pribadi dalam pekerjaan ini alih-alih lepas tangan setelah terlibat jauh yang memaksanya melakukan revisi naskah gila-gilaan. Walau sejujurnya Soraya lega karena dengan begini dia tidak perlu mencari cara untuk menjauhinya dan mungkin ini bagian dari keputusan Tian sendiri.
Bunga tahu semua cerita yang berhubungan tentang Soraya dan Tian langsung dari mulut temannya itu sendiri. Tidak ada bagian yang ditutup-tutupi, cerita itu mengalir apa adanya. Makanya sekarang dia jadi sering menyuruh Soraya buat dekat sama cowok lain biar move on dari perasaan samarnya itu.
Ya, perasaan samar yang membuatnya nyaris akan menjadi sosok lain.
Tapi dengan menyeret nama Dimas justru membuat gadis bersurai pendek sebahu itu skeptis. Bukan karena dia tidak suka, lagian siapa sih, yang enggak bakalan suka Dimas? Dimas pribadi yang baik, populer di kalangan para gadis, aktif bersosialisasi buktinya selain gabung sebagai anggota ukm musik, Dimas juga bagian dari orma. Eksistensinya selalu hadir dalam urusan tertentu yang selalu melibatkan kampus, bahkan rumornya dia lumayan pandai di kelas.
Namun, entah mengapa Soraya tidak pernah merasa cocok berkencan sama Dimas.
Tanpa perlu diberitahu pun Soraya tetap tahu kok, kalau Dimas itu suka padanya. Akan tetapi, dalam urusan ini Soraya belum sanggup membalas perasaan pemuda itu. Alasannya cukup sederhana, mereka beda keyakinan dan Soraya mengerti Dimas orang yang taat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hotsy-Totsy [✔]
Romans"Sebenarnya editorku itu Mbak Wen atau Mas Tian si bawel, sih?" Awalnya semua berjalan baik-baik saja, bahkan jadwal terbit bukunya sudah diumumkan. Namun, semua jadi menyebalkan sampai ketika bukunya dipegang proofreader super bawel bernama Sebasti...