"Mama ikut David pulang! Ikut pulang!" Rengek anak kecil itu setelah mendapat perawatan oleh dokter. Bahkan sedari ia sadar, tangan kecilnya yang tengah dipasangi infus memeluk lengan Emily erat. Dan itu adalah sebuah keuntungan yang luar biasa untuk seorang perawan centil seperti Emily.
"David, itu tidak mungkin. Ayo jangan jadi nakal, biarkan tante Emily menemanimu cukup sampai disini."
David menatap ayahnya sinis. Ia tidak akan membiarkan kandidat mama barunya yang begitu sempurna, lolos! Ia harus membawa mama barunya pulang!
David akan memamerkannya kepada Leo dan semua teman-temannya jika ia telah mendapat mama yang lebih cantik dan tidak galak.
"Apa papa tahu jika aku selalu diledek karena mamaku menjadi mamanya Leo? David mau mama baru! Pokoknya tante Emily harus ikut David pulang! Kalau tidak, David tidak akan mau makan!" Ancamnya.
"Baiklah tidak usah makan." Balas Kevin tak kalah tajam. "Ayo keluar Emily, aku antar pulang. Biarkan saja anak itu, nanti aku minta suster untuk menjaganya."
Kevin menarik lengan Emily yang menatap sedih ke arah David. Melihat David sesedih itu membuat hatinya bergejolak. Tapi mau bagaimana lagi? Padahal sebenarnya ia rela-rela saja jika diajak pulang dan ikut tinggal bersama mereka. Emily membatin dalam hati dengan bibir mengerucut.
Sebelum berhasil keluar dari ruangan, tiba-tiba suara gebrakan yang begitu keras terdengar. David melempar meja beserta beberapa pajangan yang ada disana dengan sangat keras. Ia bahkan melempar infusnya sendiri hingga membat lengannya robek dan berdarah.
Emily pun dengan segera mencopot jarumnya, dan menahan darah dilengannya dengan kapas.
"Papa jahat!" Isaknya. "Aku tidak mau bersama papa lagi! Lebih baik aku tinggal di panti asuhan! Papa dan mama jahat!" Teriaknya emosional.
"Siapa yang mengajarimu seperti itu?" Kevin membentak anak kecil itu hingga terdiam dengan tubuh gemetarnya. Kevin sama sekali tidak pernah marah, ini pertama kalinya.
"Siapa yang mengajarimu berkata kurang ajar? Jawab papa, boy!" Kevin kembali memberi teriakan tajam kepada David kecil yang seketika hening.
"Aku memang bukan siapa-siapa disini. Tapi biarkan aku berbicara dan memberimu saran. Apa pantas kamu berkata seperti ini kepada anak kecil? Dia bahkan korban keegoisanmu dan mantan istrimu. Kamu tidak berpikir bagaimana perasaanya setelah kalian berpisah?" Emily memeluk anak itu dengan penuh pengertian.
"Bayangkan bagaimana sakitnya, ketika dia melihat mamanya menjadi mama dari teman satu kelasnya! Dia hanya anak-anak!"
Kevin menarik nafas panjang lalu merutuki kebodohannya. Emily benar, seharusnya ia memikirkan perasaan David. Seharusnya ia tidak berkata kasar dan memarahinya. David hanya anak-anak yang merindukan kasih sayang ibunya.
"Nanti papa ajak bertemu mama." Kevin menghampiri putranya, lalu mengusap kepalanya dengan lembut.
"David tidak mau bertemu mama lagi! David mau mama baru seperti tante Emily!" Anak itu tersedu-sedu dengan tundukan kepala. Setelah bentakan ayahnya beberapa detik lalu, membuatnya tak berani menatap Kevin sedikitpun. "Mama jahat!"
Kevin mantap Emily yang hanya mengangguk pelan seolah berkata 'tak apa'. Wanita itu memeluk David dengan hati berbunga-bunga. Apakah ini takdir indahnya? Menjadi istri dari duda kaya raya?
"Tante akan menginap dan menemanimu malam ini? Bagaimana?"
"Benarkah?"
"Tentu saja!" Emily memeluk David yang sudah tersenyum dengan begitu ceria.
"Ayo kita pulang! Nanti aku tunjukkan pialaku yang begitu banyak!" David memeluk tengkuk Emily manja. "Mama akan tidur denganku dan mengantarku ke sekolah besok. Benar kan?" Anak itu berujar dengan antusias dan bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lie With Sugar Duda
Любовные романыSetelah perceraiannya akibat ditinggal sang istri selingkuh, Kevin si duda anak satu dipertemukan dengan Emily. Model muda yang centil dan agresif, dan selalu menggoda Kevin disetiap kesempatan. Emily juga selalu berbuat mesum untuk menjadikan Kevin...