Lambat laun rumor tentang monster peliharaan keluarga Nakamoto semakin menyebar. Bukan hanya kalangan keluarga terpandang saja yang membicarakannya, tapi rakyat biasa dan sektor pekerja juga mulai bergosip tentang rumor itu.
"Sungchan, udah dengar soal rumor itu?"
Sungchan yang sedang mengepak buku-buku rusak untuk dibuang lantas menoleh menatap rekan kerjanya. "Soal keluarga Nakamoto? Udah," sahutnya sambil meletakan buku-buku itu di kotak kardus.
"Sungchan percaya?"
Sungchan menggeleng menanggapi pertanyaan kawannya itu. "Nggak. Aneh aja masa yang mati cuma alpha yang mau melamar putra tunggal mereka," timpalnya.
Beta itu mengangguk, menyetujui ucapan Sungchan. Jika benar ada monster, kenapa hanya alpha yang mati? Kenapa bukan beta atau omega?
"Aku lebih percaya kalo alpha Yuta yang membunuh mereka semua. Para alpha itu pasti mengatakan sesuatu yang membuat alpha Yuta marah."
"Bisa jadi, Jisung."
Jisung menghela nafas. "Lagian, alpha emang selalu begitu 'kan? Meremehkan omega hanya karna mereka berada di tingkat terbawah hierarki. Mungkin mereka mengatakan hal buruk tentang putra omega alpha Yuta, makanya dia membunuh mereka."
"Nggak semua," timpal Sungchan.
Jisung yang sedang menyusun buku ke rak-rak langsung berhenti. Dia menatap bingung Sungchan yang tengah memasukkan kardus-kardus itu ke troli sampah. "Apanya yang nggak semua?" Tanyanya.
"Nggak semua alpha kayak gitu."
"Iya, nggak semua. Tapi kebanyakan kayak gitu."
Sungchan tidak menanggapi lagi. Dia mendorong troli sampah berisi buku-buku rusak itu ke belakang untuk dibuang. Dia meletakkan troli itu di luar agar pembersih lingkungan bisa mengangkut buku-buku itu keesokan harinya. Setelahnya dia menutup pintu belakang perpustakaan itu.
"Sungchan, tolong periksa kamar mandi ya. Kita akan tutup, aku tidak mau ada pengunjung yang terkunci lagi nanti."
Sungchan menganggukkan kepalanya. Dia berjalan ke kamar mandi umum yang ada di sana, mengetuk pintu kamar mandi tersebut sambil berseru, "Maaf, perpustakaan akan tutup. Pengunjung diharapkan keluar lewat pintu depan sesegera mungkin."
Sungchan menunggu selama lima menit dan tidak ada satupun yang keluar dari kamar mandi. Jadi dia langsung masuk untuk memastikan tidak ada pengunjung lagi di sini. Matanya langsung berubah warna menjadi biru sapphire ketika mencium bau manis di udara. Feromon omega. Ada omega yang sedang heat di sini. Dia mengunci pintu kamar mandi, mencegah alpha lain agar tidak bisa masuk. Dia membuka satu-persatu bilik kamar mandi yang ada dan mendapati isinya kosong. Hingga tiba di bilik terakhir, Sungchan menemukan seseorang yang sepertinya lebih muda darinya karna ukuran tubuhnya lebih kecil. Orang itu duduk di kloset yang tertutup sambil meringkuk.
"Permisi," panggil Sungchan pelan.
Sosok omega itu lantas mendongak, mata mereka saling bertatapan sebelum si omega menunduk lagi. "Pe-pergilah," usirnya dengan nafas tersengal.
"Tenang. Aku akan menolongmu."
Sungchan melepaskan feromon miliknya. Dia mendekatkan dirinya ke omega yang sedang heat itu, membiarkan feromonnya menyelimuti seluruh tubuh sang omega. Setelah yakin feromon manis omega itu sudah tertutupi seluruhnya oleh feromon miliknya, Sungchan menggendong sang omega dan membawanya keluar dari perpustakaan.
Beruntung tempat tinggal Sungchan hanya berjarak tiga gedung dari tempatnya bekerja, perpustakaan kota. Dia menaiki tangga menuju rusunawa tempatnya tinggal. Untuk sekarang Sungchan bersyukur karna kebiasaan buruknya yang suka lupa mengunci pintu memudahkannya segera masuk ke rumah. Sungchan menutup pintunya dengan kaki lalu buru-buru masuk ke kamarnya. Dia meletakkan omega dalam gendongannya dengan hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATE
FanfictionSemuanya akan sulit diterima jika menganggapnya kebetulan belaka. Tapi akan lebih mudah menerimanya jika dianggap sebagai alur yang telah ditakdirkan semesta. "Aku minta maaf karena menghabiskan banyak waktu untuk layak menjadi mate Shotaro." "Deng...